Sunday, 28 June 2015

Pintu Harmonika


Judul : Pintu Harmonika
Penulis : Clara Ng & Icha Rachmanti
Tebal : 307 halaman
Penerbit : PlotPoint

Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surga di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ?

Rizal, Juni, dan David menemukan surga lewat ketidaksengajaan; Buka pintu harmonika, berjalan mengikuti sinar matahari, dan temukan surga. Surga yang tersembunyi di belakang ruko tempat tinggal mereka.

Walau mereka berbeda usia dan tidak juga lantas bermain bersama, surga membuat mereka menemukan bukan hanya sahabat, tetapi juga saudara dan keluarga. Ketika surga mereka akan berakhir, semangat mempertahankannya membawa mereka pada sebuah petualangan lewat tengah malam. Apa pula hubungannya dengan pencitraan Rizal, masalah Juni di sekolah dan bulu hitam misterius yang berpendar cantik temuan David serta suara-suara misterius di atap rukonya?


Review:
Saya selalu suka cerita persahabatan. Apalagi kalau tokohnya anak kecil. Jadi, saya pun semangat untuk membaca buku ini. 

Buku ini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah catatan harian Rizal. Dia masih SMP dan cukup terkenal di sekolahnya karena blog diari yang dimilikinya. Tampang dan gayanya juga lumayan keren sehingga banyak anak perempuan menyukainya. Tapi Rizal sebenarnya hanya seorang anak penjual toko kelontong. Hampir semua isi diarinya adalah kebohongan. Dia bukanlah anak orang kaya yang senang traveling ke luar negeri. 

Bagian kedua adalah diari Juni. Dia itu suka mem-bully adik kelasnya karena ia pernah ditindas sebelumnya. Semacam balas dendam gitu. Suatu kali ia mendorong adik kelasnya dan diskors. Dia pun menjadi tahanan di rumahnya. Hobinya adalah membaca buku detektif.

David adalah penulis catatan terakhir di buku ini. Dia masih berumur 10 tahun dan sangat pintar. Hobinya membaca buku detektif seperti Juni. Ia bahkan menamakan dirinya sendiri David Edogawa seperti si Conan di komik Jepang itu. Kisahnya penuh dengan misteri. Ada banyak kejadian aneh di sekitarnya yang harus dipecahkan David.

Ketiganya adalah tetangga dan juga sahabat. Mereka selalu bertemu di tanah kosong dekat rumah mereka dan menghabiskan waktu di sana. Tempat itu dijadikan semacam surga bagi mereka bertiga. 

Sampai suatu hari sang pemilik tanah memasang iklan untuk menjual tanahnya itu. Rizal yang panik pun menyusun rencana untuk menggagalkan penjualan itu. Sayangnya, ia ketahuan Juni sewaktu sedang melakukan rencananya.

Tiga bagian cerita itu berada dalam kurun waktu yang sama, tetapi diceritakan dari sudut pandang yang berbeda. Saya paling suka bagian Rizal karena dia yang paling kocak. Juni juga menyenangkan karena masalah di keluarganya cukup menarik untuk diikuti. Di akhir narasi Juni, saya ingin memberi buku ini empat bintang. Tapi setelah saya membaca bagian David, saya kecewa. Saya menganggap keputusan penulis terhadap nasib David itu konyol, tidak sesuai dengan nuansa ringan dan penuh petualangan khas buku anak-anak. Kesannya sia-sia dan tidak memuaskan. Padahal saya cukup suka dengan temanya. Saya juga pernah memiliki "surga" sendiri sewaktu kecil dan kesal sewaktu saya harus meninggalkan "surga" itu. 

Cerita di buku ini adalah sesuatu yang bisa saya relate, walaupun saya tidak segila Rizal yang mencari segala cara untuk mempertahankan "surganya". Tapi karena endingnya mengecewakan, saya terpaksa menurunkan bintangnya.

Oh, ya. Ternyata buku ini ada filmnya. Berikut trailer-nya.




3/5

No comments:

Post a Comment