Sunday 8 September 2013

29 1/2 hari


Judul : 29 1/2 hari
Penulis : Nia Nurdiansyah
Tebal : 365 halaman
Penerbit : Grasindo

Mulanya mereka hanyalah orang asing. Namun takdir yang terkadang melampaui logika mempertemukan mereka...

Grey, Nero, Kenzi, dan Keira serta seseorang yang menyebut dirinya Penonton Anonim mulanya telah begitu yakin dengan jawaban-jawaban parsial mengenai keterpisahannya dengan cinta dan kehidupan sehingga nyaris tak pernah berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu mereka pelajari tentang cinta dan kehidupan. 

Sampai suatu hari....

Grey, seorang fotografer dan travel writer, mulai mempertanyakan di manakah sesungguhnya 'rumahnya' berada dan mulai melakukan perjalanan napak tilas selama 29 1/2 hari.

Nero, seorang produser yang sejak menggarap realiti dokudrama '29 1/2 Hari' mulai menyadari bahwa ada hal lain yang lebih penting untuk dicapai selain berada di puncak karier.

Kenzi, peneliti yang sibuk bereksperimen untuk menemukan zat yang dapat membuat seseorang merasakan sensasi jatuh cinta, mendapati bahwa ada hal lain yang semestinya ia pelajari dan teliti. Takdir.

Keira, presenter acara televisi yang hidupnya terikat di masa lalu dan terus menunggu seseorang untuk mengembalikan bagian terkecil di hatinya, perangkat penting untuk mencintai, namun menemukan bahwa yang seharusnya ia lakukan untuk mendapatkan cinta sejati adalah melepaskan masa lalunya.


Review:
Saya tertarik membeli buku ini karena cover dan sinopsisnya yang misterius. Judulnya juga bikin penasaran. Saya ingin tahu apa yang membuat empat orang tak saling kenal menjadi saling berhubungan.

Ini cerita yang tidak biasa. Lima orang bermain peran dan mereka bertemu di satu waktu yang tidak terduga. 

Grey meninggalkan rumah dan keluarganya di usia muda karena orang tuanya tidak menyetujui cita-citanya sebagai fotografer. Ia menumpang di rumah neneknya di Perancis dan bertemu dengan seorang pria yang membuatnya sadar kalau dirinya adalah seorang gay. Namun pria itu pergi dan Grey kembali sendiri. Ia mengejar cita-citanya dan menemukan cinta yang baru. Tapi kali ini, cinta barunya harus pergi lagi karena ingin memastikan perasaannya terhadap Grey itu nyata atau tidak. Selama 29 1/2 hari, Grey mengembara melintasi tempat-tempat yang menyimpan kenangan masa lalunya sambil menunggu miliknya kembali.

Nero selalu diejek dan di-bully di masa kecilnya karena tampangnya yang berjerawat. Ia pernah berharap akan cinta yang tulus dari seorang wanita, namun dikecewakan. Kini ia terkenal dan kaya. Ia bisa mendapatkan cewek manapun yang ia inginkan. Baginya, cinta monogami itu bodoh. Seperti analogi sebuah sepatu, tidak cukup punya satu pasang jika masih banyak sepatu bagus yang dijual di luar sana. Tapi sebuah acara televisi yang digarapnya "29 1/2 hari" mengubah pandangannya yang skeptis terhadap cinta itu sendiri.

Sejak kecil, Kenzi tahu kalau dirinya bukan anak kandung orang tuanya. Ia selalu merasa ada yang kurang dari dirinya. Otaknya yang pintar membuatnya berhasil meraih kesuksesan sebagai seorang peneliti. Tapi ia masih ingin mencari jawaban kenapa ia tidak bisa mencintai orang lain. Apakah itu karena ia tidak mengenal cinta orang tua kandungnya? Atau apakah cinta hanyalah sebuah reaksi kimia? Karena kalau begitu, ia hanya perlu mengekstrak zat kimia itu untuk membuat dirinya sendiri jatuh cinta. Saya paling suka bagian kehidupan Kenzi ini. Keren.

Keira mencintai laki-laki yang menjadi sahabat masa kecilnya. Namun laki-laki itu meninggalkannya tanpa jawaban kepastian sehingga membuatnya selalu berharap. Sekalipun ia memiliki tunangan, ia tetap menginginkan laki-laki itu kembali. Ia bersama Kenzi bergabung dalam acara "29 1/2 hari" milik Nero dan membahas soal masalah cinta juga bagaimana cara mengubah pandangan jeleknya akan cinta.

Sang penonton anonim adalah seseorang yang mengamati mereka berempat. Ia ada dalam kehidupan mereka namun tak bertahan lama.

Saya suka mood melankolis buku ini, terutama di bagian Grey. Saya juga suka gaya penceritaan Nia Nurdiansyah yang penuh deskripsi dan kata-kata yang puitis. Deskripsi daerah-daerah di Eropa juga Jepang-nya benar-benar bagus dan jelas. Ceritanya sendiri unik karena ternyata kelimanya saling berhubungan akibat hal-hal kecil seperti foto orang asing yang diambil Grey. Sebuah foto punya kisahnya sendiri. Jadi... Nero, Kenzi, dan Keira memang saling kenal, sang penonton anonim hanya mengenal Keira dan Grey, sedangkan Grey memiliki foto keempat orang itu.

Banyak kalimat-kalimat pencerahan dalam buku ini. Hanya saja sebagian besar membahas soal cinta. Saya sedikit mengharapkan lebih namun saya sudah cukup puas dengan endingnya yang tak terduga dan misterius.

4/5

2 comments:

  1. baru baca buku Nia Nursiansyah yang A Cup of Tea kesannya biasa, pengen nyoba baca ini kok nilainya bagus, sebenernya aku suka diksinya cuman tema cerita yg diambil di buku tersebut cukup pasaran :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, saya belum baca yang A Cup of Tea. Buku yang ini boleh coba dibaca, menurutku bikin damai di hati. :D

      Delete