Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dee
Tebal : 456 halaman
Penerbit : Bentang Pustaka
Kugi... Dia berasal dari keluarga besar dan tumbuh menjadi seorang gadis unik yang senang mendongeng. Dia punya mimpi menjadi penulis dongeng terkenal.
Keenan... Dia pindah dari Belanda ke Indonesia karena suruhan ayahnya. Ayahnya berharap Keenan bisa membuang impiannya sebagai pelukis terkenal.
Masing-masing punya mimpi dan harapan, bertemu di tengah kehidupan yang sederhana dan akhirnya jatuh cinta. Namun tidak semudah itu. Waktunya selalu tidak tepat dan mereka akhirnya harus berpisah sebelum akhirnya harus bertemu lagi. Apakah kisah ini akan berakhir bahagia?
Kesan:
Saya membeli buku ini sekitar setahun yang lalu. Saya memang tertarik dengan review-nya yang cukup baik dan Dee juga seorang penulis terkenal walaupun saya belum pernah membaca karya-karyanya.
Lalu tahun ini saya melihat poster film ini dipajang di studio bioskop dan saya kembali teringat kalau saya belum membaca novel ini. Jadi, akhirnya saya memutuskan membacanya.
Saya sangat suka sekali dengan novel ini. Karena cerita seperti inilah yang saya cari dari novel-novel yang saya baca. Kisah cinta yang dalam dan terlalu melodramatis sehingga terkesan magical dan juga tidak masuk akal. Namun tidak hanya kisah cinta, tapi ada maksud dan pelajaran yang bisa saya ambil. Bahwa seseorang tidak boleh menyerah dalam mengejar cita-citanya, semustahil apapun itu. Tapi tetap saja harus berpegang pada kenyataan karena mimpi yang tidak tercapai tidak bisa memberi kita makan :)
Saya juga suka dengan perjalanan salah paham dan penantian di antara kedua tokoh. Jauh namun tetap merindu, ingin melupakan namun tidak bisa. Dan yang pasti saya suka sekali dengan bagian pertemuan kembali setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Saya ini dari dulu selalu suka dengan perpisahan dan pertemuan kembali. Kesannya lebih dalam dan kedua tokoh utama seakan memiliki benang masa lalu yang tidak terputus dan tak lekang waktu (jah, bahasanya =.=).
Yang saya tidak suka dari novel ini hanyalah karakter-karakter tokohnya. Terlalu sempurna dan datar. Kugi dan Keenan masih oke karena setidaknya mereka digambarkan sebagai tokoh yang pengecut dalam mengejar cinta masing-masing. Tapi dari segi penampilan, mereka hampir sempurna sehingga banyak tokoh yang menyukai mereka. Apalagi tokoh-tokoh sampingan, rasanya karakter mereka tidak jelas. Boleh dibilang tidak berkarakter. Padahal dalam sebuah novel menurut saya yang paling penting adalah penokohan. Dan deskripsi, tentu saja.
Selain itu, endingnya tidak memuaskan. Terlalu mudah dan terburu-buru seakan dipaksakan.
Secara keseluruhan, ini novel romance lokal pertama yang saya sukai setelah lama saya kecewa dengan novel-novel romance lokal yang lain. Dan setelah ini saya mau coba nonton filmnya, ah.
"Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau berikan segala-segalanya"
"Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau berikan segala-segalanya"
4/5
No comments:
Post a Comment