Tuesday, 17 July 2012

Wuthering Heights


Judul : Wuthering Heights
Penulis : Emily Brontë
Tebal : 488 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Wuthering Heights adalah nama kediaman Mr. Heathcliff. Wuthering adalah kata sifat yang umum digunakan dalam dialek setempat, untuk menggambarkan kedahsyatan atmosfer yang sering melanda lokasi lahan itu saat cuaca berbadai.

Mr. Lockwood berharap bisa menemukan ketenangan dalam hidup sendirian. Ia menyewa rumah bernama Thrushcross Grange yang terletak dekat dengan Wuthering Heights, di mana sang tuan tanah tinggal.

Tapi sosok Mr. Heathcliff merupakan kontras yang mencolok dengan hunian gaya hidupnya. Penampilannya seperti orang gipsi berkulit gelap, pakaian dan sikapnya seperti pria terhormat: setidaknya seperti bangsawan pedesaan; agak tidak rapi, mungkin, tapi juga tampak semrawut karena kelalaiannya ini, sebab perawakannya tegap dan tampan; dan agak suram.

Mr. Heathcliff punya daya tarik tersendiri dengan sifatnya yang kasar, kejam, dan penuh kebencian. Mr. Lockwood yang penasaran memberanikan diri mengorek informasi dari pengurus rumah tua bernama Nelly Dean.  

Wuthering Heights adalah milik keluarga Earnshaw: ayah, ibu, dan dua anaknya yang bernama Catherine dan Hindley. Heathcliff masuk ke dalam keluarga itu karena sang ayah menyelamatkannya dari jalanan kotor di Liverpool.

Hindley membenci Heathcliff karena sang ayah lebih menyayangi anak yatim piatu itu dibanding dirinya.

Sedangkan Catherine... ia adalah sahabat Heathcliff dan ia mencintai laki-laki itu.

Di saat sang ayah meninggal dan Hindley menjadi pewaris sah rumah itu, jatuhlah nasib Heathcliff. Ia tidak dianggap lebih dari seorang pembantu dan pengurus kuda. Namun cintanya pada Catherine Earnshaw membuatnya bertahan sekalipun dendam mulai muncul di hatinya. Ia berharap bisa menaiki tangga status dan mengalahkan Earnshaw.

"Aku tak cocok menikahi Edgar Linton, sama seperti aku tak cocok berada di surga; dan seandainya Tuhan yang jahat tidak menciptakan Heathcliff begitu rendah, aku tak mungkin sudi menikah dengan Edgar. Menikah dengan Heathcliff sekarang akan merendahkan kedudukanku; jadi dia takkan pernah tahu betapa aku mencintainya; dan itu bukan karena dia tampan, Nelly, tapi karena dia lebih merupakan diriku daripada aku sendiri. Entah terbuat dari apa jiwa kami, tetapi jiwanya dan jiwaku sama; dan jiwa Linton sama berbedanya dari jiwaku seperti cahaya bulan dari kilat, atau es dari api."

Heathcliff tak sengaja mendengar percakapan itu dan ia pun pergi tanpa pamit demi mencari kekayaan dan kehormatan. Catherine yang merasa ditinggalkan menjadi sakit-sakitan dan akhirnya demi melanjutkan hidup, ia menerima pinangan Edgar Linton, tetangganya yang tinggal di Thrushcross Grange.

Tahun-tahun berlalu dan tiba-tiba Heathcliff kembali dengan kekayaan yang sangat besar. Ia kecewa karena Catherine tidak menunggunya dan malah menikahi Edgar yang dibencinya. Di saat seperti itulah, dendam di hati Heathcliff berkobar. Ia membuat Hindley bangkrut, merampas Wuthering Heights, dan menggoda Isabella Linton, adik Edgar.

Catherine meninggal setelah melahirkan anak pertamanya. Heathcliff terpuruk karena ia masih mencintai wanita itu. Namun kebencian masih tertanam kuat di hatinya. Ia belum puas sebelum semuanya jatuh ke tangannya. Ia pun mengatur cara agar bisa memiliki Thrushcross Grange juga.

Setelah mendengar cerita itu, Mr. Lockwood memutuskan untuk meninggalkan kehidupan dalam kesendiriannya dan pergi ke kota. Ia tidak mau berakhir menyedihkan seperti Heathcliff.

Kesan: 
Saya mulai tertarik ingin membaca karya klasik ini saat judulnya muncul dalam Twilight karya Stephenie Meyer. Saya penasaran bagaimana sebuah karya klasik bisa menginspirasi seorang penulis untuk menciptakan cerita vampir.

Wuthering Heights adalah kisah cinta yang menjengkelkan, mengaduk-aduk perasaan, dan membuat lelah terutama dalam memahami karakter seorang Heathcliff. Saya suka sekali dengan kompleksitas tokoh-tokohnya, sifat-sifat karakternya yang tidak biasa, keegoisan juga betapa lemahnya manusia di hadapan kuasa nasib.

Namun tetap saja kalau bicara buku ini, kita harus bicara soal Heathcliff yang adalah inti ceritanya. Terus-terang saya mengerti apa yang mendorong dirinya melakukan semua kejahatan itu. Dia egois karena dimanja Mr. Earnshaw dan sadar kalau dirinya akan selalu menang dari Hindley. Namun saat Mr. Earnshaw meninggal, ia tak berdaya. Ia benci perasaan itu dan ingin kembali menjadi nomor satu. Apalagi dengan pengkhianatan Catherine yang menikah dengan orang yang dibencinya. Saya sangat mengertiiiiii. Menyimpan sebuah dendam adalah sesuatu yang wajar karena banyak orang juga begitu.

Tapiiiii... ada batas antara dendam dan membalas dendam. Saya tidak terlalu kesal soal Heathcliff yang menggoda Isabella atau merampas harta Hindley yang suka judi. Itu adalah suatu kelicikan yang sudah biasa terjadi sehari-hari. Tapi saya tidak suka tindakannya yang memanipulasi anaknya sendiri dan anak Catherine demi mendapatkan Thrushcross Grange. Itu sih benar-benar keterlaluan. Anak sendiri padahal. Ampunnn...

"Ini akhir yang buruk, bukan? Akhir yang tak masuk akal untuk perjuangan beratku? Aku memperoleh tuas dan pangkur untuk menghancurkan kedua rumah itu, dan melatih diriku agar sanggup bekerja seperti Herkules, dan ketika segalanya sudah siap dan berada dalam kekuasaanku, aku menyadari bahwa kemauan untuk melepaskan sekeping genteng pun dari atap kedua rumah itu sudah lenyap! Musuh-musuh lamaku gagal mengalahkanku; sekarang adalah saat yang tepat untuk membalaskan dendamku terhadap keturunan mereka. Aku bisa saja melakukannya, dan takkan ada yang bisa mencegahku. Tetapi apa gunanya? Aku tidak ingin memukul. Aku merasa begitu malas mengangkat tanganku! Kedengarannya seakan-akan selama ini aku berjerih payah hanya untuk menunjukkan sedikit kemurahan hati. Sama sekali tidak. Aku telah kehilangan tenaga untuk menikmati kehancuran mereka, dan terlalu malas menghancurkan tanpa tujuan apa-apa."

Yah, Heathcliff... Dendam itu memang tak ada gunanya. Kamu yang capek sendiri kan akhirnya?

Bacaan yang cukup menguras emosi, namun sangat menghibur. Saya memang suka cerita yang aneh macam gini.

5/5  

7 comments:

  1. "Saya memang suka cerita yang aneh macam gini."

    wooooowww.. keren.. bacaannya aneh2,, hehehe.. aku pun suka sama buku ini. Sampai2, Heathcliff adalah unforgettable character ever buatku :D

    ReplyDelete
  2. betul... Heathcliff bener2 bakal jadi tokoh yg memorable buatku hehe :)

    ReplyDelete
  3. Wah, 5/5? Sama Pride and Prejudice bagus mana, Ci?

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku belum baca pride sih, fen... tapi klo nonton filmnya udah dan kata gw wuthering lebih bagus hahaha... gw lebih suka yg sad ending sih :)

      Delete
  4. mbk sabrhina zheng.. mau tanya deh. . knapa ini cerita judulnya "WUTHERING HEIGHTS" ? trus apa yang ingin di tunjukin dari penulis dalam crita ini?

    hewhehhe ,, maksi mbk ,, jwb yak :)) ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuthering Heights adalah nama kediaman Mr. Heathcliff. Wuthering adalah kata sifat yang umum digunakan dalam dialek setempat, untuk menggambarkan kedahsyatan atmosfer yang sering melanda lokasi lahan itu saat cuaca berbadai.

      semoga membantu :)

      Delete
    2. oohh gt, , thanks for your answer mrs. sabrina ,, next wednesday i will have a seminar at my class, it's about wuthering heights ,thank you,, :)

      Delete