Wednesday, 4 May 2011

Jane Eyre


Judul : Jane Eyre
Penulis : Charlotte Brontë
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Oke, gue emang sucker kalo menyangkut historical romance. Gue ga peduli itu klasik atopun karangan pengarang zaman sekarang. Tapi gue bener-bener yakin kalo gue emang paling suka sama genre ini.

Resensi : 
Jane Eyre adalah salah satu karya fiksi klasik terpopuler sepanjang masa. Walaupun miskin dan tidak cantik, Jane memiliki jiwa dan semangat yang tak terkalahkan, serta kecerdasan dan keberanian besar. Sebagai anak yatim-piatu, Jane menghabiskan masa kecilnya bersama keluarga bibinya yang kejam. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Lowood, dia bekerja sebagai pengajar bagi anak perempuan Mr. Rochester, seorang tuan tanah yang sinis dan misterius. Padang belantara Yorkshire menjadi latar belakang kisah cinta yang lambat laun berkembang antara Jane Eyre dan Mr. Rochester, namun begitu banyak rintangan dan tragedi yang mesti dihadapi, perpisahan yang mesti dijalani sebelum mereka bisa bertemu lagi.

Gue beli buku ini waktu gue pulang ke Indonesia. Gue liat di Gramedia kalo ini adalah terjemahan karya klasik. Gue pikir karena gue belum pernah baca klasik, gue mau mencobanya. Walaupun harga bukunya mahal.

Gue menghabiskan waktu cukup lama (2 minggu) untuk membaca buku ini. Bukan karena gue bosen ato apa. Karena adegan awal-awal buku kurang menarik. Datar dan biasa saja. Yang jelas bagian awal sekitar seratus lima puluh halaman adalah tentang perkenalan dan masa kecil Jane Eyre yang kasihan. Dia tidak disayang oleh bibi dan sepupunya. Jane selalu diperlakukan tidak adil dan itu membuatnya sangat mendambakan kasih sayang. 

Terus terang gue suka sama tokoh Jane sendiri. Dia bukan tipe orang yang sempurna, tentu saja. Dia pemberontak juga berhati lembut. Dia berpegang teguh pada prinsipnya. Ia sangat menjaga kehormatan dan tahu diri. Ia tahu di mana posisinya berdiri di dunia ini dan dia bersikap sesuai dengan peraturan yang memang sudah didiktekan padanya di sekolah asrama.

Lanjut.

Gue mulai nggak bisa berhenti baca begitu dia bekerja sebagai guru pribadi di rumah Mr. Rochester. Dia jatuh cinta pada tuannya yang baik hati walaupun tidak rupawan dan sangat eksentrik. Mr. Rochester lebih tua dua puluh tahun dari Jane. Pada awalnya mereka hanya bersahabat. Tapi ternyata hati berkata lain.

“Aku tak pernah berniat mencintainya, pembaca tahu aku sudah berjuang keras untuk mencabut benih-benih cinta di dalam jiwaku, tapi sekarang, saat aku melihatnya lagi, benih-benih itu langsung bertumbuh, hijau dan kuat! Dia membuatku mencintainya tanpa memandangku.” 
 
Gue dapet quote ini dari blog orang tentang Jane Eyre. Saat itu gue belum baca sampe bagian ini. Tapi begitu gue baca quote ini, gue langsung tersentuh. Jane merasa dirinya sangat tidak pantas punya perasaan pada tuannya. Dia tahu kedudukannya hanyalah sebagai orang upahan yang miskin dan ia sangat yakin Mr. Rochester tidak bakal pernah menganggapnya lebih dari seorang guru pribadi anak asuhannya.

Tapi Mr. Rochester benar-benar sayang sama Jane dengan tulus. Setulus-tulusnya sampai gue terharu membaca betapa dia sangat menghormati Jane. Dia melamar Jane tanpa peduli apa kata orang lain tentang seorang bangsawan yang menikahi seorang guru pribadi miskin.

Hanya saja begitu pernikahan hampir dilangsungkan, rahasia terbongkar kalau Mr. Rochester pernah menikah dulu dan istrinya masih hidup. Tapi istrinya itu gila.

Pernikahan batal. Dan Jane yang adalah seorang yang selalu memperhatikan peraturan langsung menolak begitu Mr. Rochester ingin melangsungkan pernikahan. Jadi, dia meninggalkan Mr. Rochester dengan sangat berat hati.

Still indomitable was the reply--"I care for myself. The more solitary, the more friendless, the more unsustained I am, the more I will respect myself. I will keep the law given by God; sanctioned by man. I will hold to the principles received by me when I was sane, and not mad--as I am now. Laws and principles are not for the times when there is no temptation: they are for such moments as this, when body and soul rise in mutiny against their rigour; stringent are they; inviolate they shall be. If at my individual convenience I might break them, what would be their worth? They have a worth--so I have always believed; and if I cannot believe it now, it is because I am insane--quite insane: with my veins running fire, and my heart beating faster than I can count its throbs. Preconceived opinions, foregone determinations, are all I have at this hour to stand by: there I plant my foot."

Ini emang quote dalam bahasa Inggris yang gue copas dari satu tempat. Gue males nulis panjang-panjang terjemahan yang gue baca. Dan emang lebih keren bahasa Inggrisnya walau artinya sama. Di sini Jane sedang membicarakan alasan kenapa dia merasa meninggalkan Mr. Rochester adalah keputusan yang baik. Beneran. Kalimatnya bagus sekali.

Dari situ, Jane terlunta-lunta bagai pengemis karena ia tidak membawa sepeser pun uang. Ia bahkan tidak membawa hadiah-hadiah mahal dari Mr. Rochester. Sampai dirinya ditolong keluarga Rivers.

Yah, gue sempet berpikir memberi bintang empat saja untuk buku ini pas bagian keluarga Rivers itu. Masalahnya, bagian itu terlalu kebetulan dan aneh. Tapi begitu gue baca bab terakhir... I'm more than willing to give this book ten stars.

Jane sudah mencoba mengirim surat untuk mengetahui bagaimana kabar Mr. Rochester. Tapi tidak pernah ada balasan surat. Jadi, dia memutuskan untuk menemui tuannya sendiri. Dan ternyata... setelah ditinggal Jane, Mr. Rochester terpuruk dan mengurung diri. Lalu suatu kecelakaan terjadi yang membuat Mr. Rochester cacat selamanya.

Cacat dan tak berdaya... Mr. Rochester hanya punya satu keinginan yaitu bertemu Jane lagi. Selama setahun perpisahan itu, ia terus menunggu tanpa kenal lelah karena ia percaya Tuhan akan membawa gadis yang dicintainya kembali padanya.

The ending is so bittersweet. Ending seperti ini pasti akan meninggalkan kesan sangat dalam dan akan terus diingat sampai kapanpun. Itu sebabnya gue tanpa peduli apapun langsung memberi buku klasik ini lima bintang.

Gue tipe cengeng. Banyak sekali buku dan film yang bisa gampang bikin gue nangis. Tapi tidak banyak buku yang bisa bikin gue menangis dengan tersedu-sedu seperti Jane Eyre ini. Dan buku ini langsung masuk dalam jajaran buku favorit gue.

Nah, gue berharap bisa membaca buku klasik lainnya. Sumpah, kalo semua buku klasik ternyata sebagus ini... gue ngerti kenapa buku klasik bisa bertahan sekalipun zaman terus berganti.

"I hold myself supremely blest - blest beyond what language can express; because I am my husband's life as fully as he is mine. No woman was ever nearer to her mate than I am: ever more absolutely bone of his bone and flesh of his flesh. I know no weariness of my Edward's society: he knows none of mine, any more than we each do the pulsation of the heart that beats in our separate bosoms; consequently, we are ever together."

Mungkin gue butuh bacaan ringan sekarang. Jane Eyre terlalu berat dan bagus sampai gue belum bisa menghilangkan aftertaste-nya. 

Dreamer loves historical romances soooooo much,


:) 



2 comments:

  1. Saya juga suka sekali sama Jane Eyre Mba. Mau beli tapi sudah tidak ada yang jual sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah iya... versi indo udah ga dicetak lagi :( kecuali mau versi inggrisnya... emang bangus banget hehe...

      Delete