Wednesday 28 December 2016

The Young Elites


Judul : The Young Elites (The Young Elites #1)
Penulis : Marie Lu
Tebal : 355 halaman
Penerbit : Penguin

I am tired of being used, hurt, and cast aside.

Adelina Amouteru is a survivor of the blood fever. A decade ago, the deadly illness swept through her nation. Most of the infected perished, while many of the children who survived were left with strange markings. Adelina’s black hair turned silver, her lashes went pale, and now she has only a jagged scar where her left eye once was. Her cruel father believes she is a malfetto, an abomination, ruining their family’s good name and standing in the way of their fortune. But some of the fever’s survivors are rumored to possess more than just scars—they are believed to have mysterious and powerful gifts, and though their identities remain secret, they have come to be called the Young Elites.

Teren Santoro works for the king. As Leader of the Inquisition Axis, it is his job to seek out the Young Elites, to destroy them before they destroy the nation. He believes the Young Elites to be dangerous and vengeful, but it’s Teren who may possess the darkest secret of all. 

Enzo Valenciano is a member of the Dagger Society. This secret sect of Young Elites seeks out others like them before the Inquisition Axis can. But when the Daggers find Adelina, they discover someone with powers like they’ve never seen. 

Adelina wants to believe Enzo is on her side, and that Teren is the true enemy. But the lives of these three will collide in unexpected ways, as each fights a very different and personal battle. But of one thing they are all certain: Adelina has abilities that shouldn’t belong in this world. A vengeful blackness in her heart. And a desire to destroy all who dare to cross her.

It is my turn to use. My turn to hurt.


Review:
Wah, sinopsis belakang bukunya keren banget. Dan memang isinya juga tidak mengecewakan.

Ceritanya dark dan beda dari seri Legend. Di sini Adelina Amouteru digambarkan sebagai cewek berambut putih, bermata satu, dan pincang. Kondisinya yang cacat disebabkan oleh demam saat dia masih kecil. Demam itu telah membunuh banyak orang. Dan mereka yang selamat akan memiliki tanda berupa warna rambut atau mata yang berbeda dari orang normal. Mereka disebut sebagai malfetto, si cacat. Mereka akan dimusuhi dan dianggap sebagai pembawa sial.

Suatu hari Adelina menguping pembicaraan ayahnya dengan seorang bangsawan yang ingin membeli Adelina untuk dijadikan simpanan. Ayahnya setuju sehingga Adelina pun terpaksa merencanakan untuk kabur malam itu, meninggalkan adik perempuannya yang bernama Violetta. 

Sayangnya, ia ketahuan. Ayahnya mengejar dan memaksanya untuk kembali. Tapi kejadian aneh itu terjadi. Bertahun-tahun dalam penyiksaan ayahnya serta rasa irinya terhadap adik yang lebih disayangi, Adelina mengeluarkan seluruh kemarahan dalam dirinya dan memunculkan sosok-sosok bayangan hitam mengerikan dari sekitarnya. Ilusi. Panik, kuda ayahnya mengangkat kaki dan menjatuhkannya di atas tubuh penunggangnya, menewaskan ayah Adelina seketika.

Kejadian itu membuat Adelina dituduh sebagai pembunuh, tidak peduli kalau sebenarnya dia sedang membela diri. Seorang malfetto tidak lebih tinggi statusnya dari binatang. Teren Santoro, pemimpin Inquisition Axis (tim pengawal tinggi kerajaan) memastikan hukuman mati pada Adelina. Namun, kekuatan Adelina sudah diketahui oleh pemimpin Dagger Society, kelompok rahasia yang diburu kerajaan karena berisi para Young Elites atau malfetto yang memiliki kekuatan super. Dan hari itu di tiang gantungan, anggota Young Elites muncul untuk menyelamatkan Adelina.

Adelina untuk pertama kalinya memiliki grup sesama orang aneh. Ia mulai membuka diri sedikit. Pada Raffaele, sang courtesan cowok yang anggun dan tampak baik hati. Pada Enzo Valenciano, ketua Dagger Society yang ternyata adalah mantan putra mahkota yang diasingkan karena status malfetto-nya. Pada beberapa anggota lain yang juga tampak menerima keberadaannya. Ia juga belajar mengendalikan kekuatannya: ilusi, penyamaran yang sangat sempurna.

Tapi Adelina tidak tahu. Para anggota Dagger takut padanya, pada kekuatannya. Sejak hari pertama kekuatannya dites, Raffaele sudah cemas. Ia bahkan meminta Enzo untuk membunuh Adelina. Raffaele percaya sisi gelap, kemarahan, dan ambisi dalam diri Adelina akan berbalik buruk di masa depan. 

"Be true to yourself. But that's something everyone says and no one means. No one wants you to be yourself. They want you to be the version of yourself that they like."

Saya tidak tahu harus berkomentar apa. Cerita di buku ini tidak sesuai dengan bayangan saya saat mendengar judulnya. Saya pikir isinya adalah tentang grup anak-anak berstatus keren. Young Elites. Istimewa. Berbeda dalam arti bagus. Bukan orang-orang yang dianggap cacat dan dimusuhi, diburu oleh kerajaan untuk dimusnahkan. Dan endingnya sama sekali tidak terduga. Saya tahu kalau Marie Lu adalah penulis yang lumayan tega menyiksa tokoh utamanya. Tapi saya tidak menyangka kalau ada kematian. Kematiannya bahkan sangat kejam karena seharusnya bisa dicegah kalau saja Adelina tidak terluka dan salah melihat. Kasihan banget si Adelina ini. Apalagi saat dia diusir oleh Raffaele, orang yang tadinya dipercayainya.

Adelina: "Even you? How could you? Were we ever friends?"
Raffaele: "I stand by my advice to him (Enzo). I trained you slowly because I didn't want you to embrace your full powers. I knew, early on, that it could bring all of us suffering--including you."
Adelina: "We can fix it. You told me once that there were rumors of an Elite who could bring the dead back to life? Right?"
Raffaele: "You're deluding yourself, Adelina."
Adelina: "I'll learn how to rein in my powers--I promise, I can do it next time. Just give me one more chance."
Raffaele: "Don't."
Adelina: "Please. You've always been kind to me. Don't leave me behind, I beg you. I will be lost without you. What will I do? How will I learn?"
Raffaele: "You have goodness in your heart. But your darkness overwhelms it all; your desire to hurt, destroy, amd avenge is more powerful than your desire to love, help, and light the way. I have reached the limits of my knowledge. I don't know how to train you. You can stay the night here. But in the morning, you and your sister need to leave. It is my job to protect the Daggers, and I no longer feel that we can be safe with you among us. I'm sorry."
Adelina: "You have no right to judge me. You belong to the society that thrives on murder. You're no better."

Tokoh yang paling menarik perhatian di buku ini adalah Teren Santoro. Dia adalah malfetto yang membenci dirinya sendiri. Dia punya kekuatan regenerasi yang luar biasa sehingga susah dilukai. Setiap hari dia menghukum dirinya sendiri dengan cambukan dan dia bersumpah akan membasmi semua malfetto di dunia. Lucunya, dia jatuh cinta pada sang ratu yang adalah kakak Enzo, mantan sahabat masa kecilnya.

Saya bisa menebak kalau Adelina bakal jadi jahat di buku selanjutnya. Semua bibit kebenciannya sudah dipupuk dari kecil sampai kejadian tragis di akhir buku ini. Saya sangat penasaran. Saya yakin seperti seri Legend, buku pertamanya memang bagus, tapi kejutan dan kejeniusannya baru muncul di buku kedua dan ketiganya. Mungkin seri ini juga sama.

"Who will ever want you, Adelina? Did you honestly think you could escape who you are? You will never fit in anywhere. "

5/5

No comments:

Post a Comment