Sunday 11 December 2016

Lola and the Boy Next Door


Judul : Lola and the Boy Next Door (Anna and the French Kiss #2)
Penulis : Stephanie Perkins
Tebal : 384 halaman
Penerbit : Usborne Publishing

Budding designer Lola Nolan doesn't believe in fashion... she believes in costume. The more expressive the outfit – the more sparkly, more wild – the better. And life is pretty close to perfect for Lola, especially with her hot rocker boyfriend.

That is, until the Bell twins, Calliope and Cricket return to the neighbourhood and unearth a past of hurt that Lola thought was long buried. So when talented inventor Cricket steps out from his twin sister's shadow and back into Lola's life, she must finally face up to a lifetime of feelings for the boy next door. Could the boy from Lola's past be the love of her future?


Review:
Mungkin karena saya sangat suka buku pertamanya, saya jadi memasang ekspektasi yang sangat tinggi pada buku ini. Dan ternyata saya harus kecewa karena buku ini tidak sebagus itu.

Lola sangat vokal dengan selera fashion-nya. Itu membuatnya unik dan aneh. Dia punya dua ayah yang gay, dia juga punya pacar penyanyi rock yang temperamental. Sangat berwarna sekali hidupnya seperti kostum pakaiannya yang heboh.

Suatu hari tetangganya kembali dan tinggal di sebelah rumahnya. Itu berarti Lola harus bertemu dengan Cricket, cowok yang pernah disukainya dulu. Pertemuan terakhir mereka sebelum keluarga Cricket pindah sangatlah buruk sehingga Lola membenci Cricket.

Tapi Lola tidak bisa berbohong. Hatinya masih mencintai Cricket. Namun hubungan mereka tidak semudah itu. Mereka harus menghadapi isu masing-masing sebelum bisa bersama lagi.

Hmm... Buku ini boleh dibilang sangat realistik. Banyak hal-hal membosankan seperti rutinitas Lola dan aktivitas normal lainnya. Cricket juga tidak sering muncul karena harus kuliah di tempat yang lain. Mereka hanya bisa bertemu di akhir minggu kalau Cricket pulang dari asramanya. Tapi dia lumayan mencuri perhatian setiap kali muncul. Pemalu dan cute banget si Cricket ini. 

Buku ini tidak jelek kok, cuma saya kurang suka karena tidak menggebu-gebu seperti buku pertama. Lola dan Cricket sebagai karakter sudah cukup unik. Fashion designer dan inventor. Kebetulan saya sangat suka orang-orang seni dan kreatif. Tapi yah gitu deh. Ceritanya datar dan biasa. Saya juga tidak suka sikap Lola yang seakan menduakan Cricket dan pacarnya. Dan dia itu lebay. Sesuai sih dengan selera fashion-nya. Tapi tetap saja saya kurang bisa connect dengan keanehan si Lola. Saya suka orang aneh, tapi Lola terlalu over. Berlebihan uniknya hingga terkesan tidak nyata.

Oh, ya. Ada Anna dan St. Clair juga di sini. Memang mereka berdua ini sudah lucu banget dari buku pertama, jadi saya selalu suka kalau mereka muncul. Banter-nya itu, lho. Dan St. Clair masih tetap narsis dan terlalu pede. Haha...

Semoga buku ketiganya lebih bagus. Ada Josh (namanya saja sudah ganteng, kyaaaaa) dan dia pelukis. Man... Ada apa dengan Stephanie Perkins dan orang-orang seni? Si penulis sepertinya punya selera yang sama dengan saya.

2/5

4 comments:

  1. Selamat membaca "Isla" ya. Saya sudah baca Isla...hmm... rencana mau baca Lola. Memang agak down abis baca review ini tapi bukunya sudah telanjur dibeli, jadi mesti dibaca, hahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa tau, mas ijul malah suka sama si lola. Rating buku ini juga bagus kok hehehe...

      Delete
  2. Saya tidak terlalu mengikuti perkembangan novel barat yang belum diterjemahkan. Sehingga bayangan cerita novel ini sangat sedikit dipahami. Semoga saja ada yang mau menerjemahkan buku ini juga. Atau sudah ada?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya belum diterjemahin sih. Cuma buku pertamanya yang sudah. Biasa, suka gitu. Yang diterjemahin cuma buku pertama. Kecuali laku banget :)

      Delete