Saturday 31 December 2016

The Wrath and The Dawn


Judul : The Wrath and The Dawn (The Wrath and The Dawn #1)
Penulis : Renee Ahdieh
Tebal : 388 halaman
Penerbit : G. P. Putnam's Sons Books for Young Readers

A sumptuous and epically told love story inspired by A Thousand and One Nights

Every dawn brings horror to a different family in a land ruled by a killer. Khalid, the eighteen-year-old Caliph of Khorasan, takes a new bride each night only to have her executed at sunrise. So it is a suspicious surprise when sixteen-year-old Shahrzad volunteers to marry Khalid. But she does so with a clever plan to stay alive and exact revenge on the Caliph for the murder of her best friend and countless other girls. Shazi's wit and will, indeed, get her through to the dawn that no others have seen, but with a catch . . . she’s falling in love with the very boy who killed her dearest friend.

She discovers that the murderous boy-king is not all that he seems and neither are the deaths of so many girls. Shazi is determined to uncover the reason for the murders and to break the cycle once and for all.


Review:
Sebenarnya saya nggak tahu kalau buku ini adalah retelling cerita Seribu Satu Malam. Saya cuma tertarik membeli karena membaca sinopsisnya. Biasalah. Saya selalu suka cerita yang ada balas dendamnya.

Shahrzad (namanya susah bener) menawarkan diri untuk menjadi istri Khalid, raja muda yang memerintah Khorasan. Khalid terkenal kejam karena selalu membunuh istrinya setiap fajar setelah dinikahi sehari sebelumnya. Demi balas dendam atas kematian sahabatnya di tangan Khalid, Shahrzad atau Shazi berniat mendekati sang raja dan membunuhnya.

Malam itu, Shazi ditemui Khalid di kamarnya. Shazi menceritakan sebuah dongeng yang tidak selesai saat fajar datang. Shazi lalu meminta raja untuk tidak membunuhnya kalau ingin tahu kelanjutan dari kisah dongengnya. Dan itu terus berlanjut setiap harinya, walaupun ancaman untuk membunuh Shazi tetap ada.

Ah, menarik sekali.

Cerita ini dikisahkan dalam sudut pandang orang ketiga dan saya suka. Saya bisa melihat dari sudut pandang ayah Shazi, Tariq pacar Shazi, Jalal dan ayahnya yang adalah orang kepercayaan Khalid. Semua tokoh sampingannya itu asyik banget. Apalagi Jalal. Seperti biasa, saya selalu punya kelemahan dengan tokoh cowok jail yang suka bercanda. Saya juga suka sama pelayan pribadi Shahrzad yang mulutnya blak-blakan banget. Saya bahkan cukup bersimpati pada Tariq yang dicampakkan karena Shazi malah jatuh cinta pada musuh keluarganya. Kebetulan Tariq bersaudara dengan sahabat Shazi yang dibunuh Khalid.

Buku ini adalah cerita cinta. Yang walaupun tidak intens, tapi menyentuh dan beautiful. Apalagi isi surat Khalid untuk Shahrzad. Bagus banget kalimatnya. Tapi jujur, romance-nya biasa saja. Kelebihan buku ini terletak pada tokoh Shazi yang lucu, pintar, kuat, dan berani melawan. Saya suka banget sama tokoh satu ini. Nakal dan nekad gitu. Saya suka percakapannya dengan Khalid yang memang lebih pendiam. Tapi saya lebih suka lagi sama interaksi Shazi dengan Jalal dan pelayan pribadinya. Lucu, ih.

Cerita di buku ini sebenarnya tidak sesederhana romance biasa. Karena Khalid terkesan sebagai raja yang tidak kompeten dan kejam, ada musuh yang ingin membunuh dan mengambil alih kekuasaan darinya. Jadi, bakal ada perang sepertinya. Kasihan juga. Ada beberapa bagian di buku ini yang bikin saya tertohok. Beberapa tokohnya tanpa sadar mengkhianati orang-orang terdekat mereka. Semuanya terjadi begitu saja tanpa direncanakan.

Bacaan yang cukup unik. Hmm...

4/5

2 comments:

  1. AHH😍 Glad you loved it! Buku ini favorit aku tahun lalu, menurut aku semuanya perfect... kecuali Tariq! I agree, Shazi itu karakternya kuat banget, which is why aku gasuka ama Tariq. Dia kayak bossy gitu dan ngira dia tau yg terbaik buat Shazi, padahal mah she needs no man ibaratnya xD Semoga kamu suka lanjutannya ya! :)

    Tasya // The Literary Huntress

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,benerr... Justru buku ini menonjol karena Shazi, kalau ga ada dia pasti ga bakal sebagus ini... :)

      Delete