Sunday 28 July 2019

Five Feet Apart


Judul : Five Feet Apart
Penulis : Rachael Lippincott
Tebal : 328 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Bisakah kau mencintai seseorang yang tidak bisa kausentuh? Stella Grant suka memegang kendali. Hanya satu yang tak bisa dia kendalikan, yaitu penyakit fibrosis kistik yang membuatnya keluar masuk rumah sakit. Pada titik tersebut, yang harus Stella lakukan adalah menjauhkan diri dari siapa pun atau apa pun yang mungkin bisa menularkan infeksi dan menggagalkan transplantasi paru-paru. Terpisah dua meter. Tidak ada perkecualian. 

Satu-satunya hal yang ingin Will Newman kendalikan adalah keluar dari rumah sakit. Dia tidak peduli terhadap rangkaian perawatan penyakit fibrosis kistik, juga tidak peduli dengan uji coba obat klinis baru. Lagi pula, sebentar lagi Will akan berusia delapan belas tahun. Itu artinya dia punya kendali atas dirinya dan bisa pergi untuk melihat dunia, bukannya terkungkung selamanya di rumah sakit. Will merupakan sosok yang jelas-jelas harus Stella jauhi. Begitu Will bernapas di dekat Stella, gadis itu bisa kehilangan tempat dalam daftar transplantasi paru-paru. 

Bahkan, salah satu dari mereka bisa mati. Satu-satunya cara agar mereka tetap hidup adalah dengan tetap terpisah—menjaga jarak. Namun, seiring waktu, terpisah dua meter terasa bukan seperti antisipasi keselamatan hidup mereka. Terpisah dua meter adalah hukuman. Namun, bagaimana kalau Stella dan Will bisa mencuri sedikit ruang? Bagaimana jika jarak yang terbentang di antara mereka cukup satu setengah meter saja?


Review:
Sepertinya cerita remaja yang punya penyakit memang ada penggemarnya sendiri. Tapi saya merasa isi ceritanya terlalu lebay. Mungkin saya berhati dingin atau apa. Saya hanya merasa penyakitnya hanya sekadar tempelan saja untuk menciptakan cerita cinta yang sedih. 

Jadi, kalau saya harus jujur. Saya tidak peduli dengan penyakit fibrosis kistik ato cystic fibrosis (CF) di buku ini. Saya hanya tahu kalau buku ini adalah cerita cinta remaja. Lokasinya di rumah sakit. Dua tokoh utama punya penyakit yang sama. Dua-duanya digambarkan tampan dan cantik. Terlalu kebetulan dan cepat sekali mereka jatuh cinta. 

Sepertinya saya memang punya standar yang susah dipenuhi untuk cerita kontemporer. 

Buku ini menceritakan tentang Stella dan Will, dua orang penderita CF yang sangat berbeda. Stella sangat taat aturan, pokoknya pasien teladan di rumah sakit. SedangkanWill... Dia membangkang terhadap ibunya dengan mengabaikan seluruh aturan pasien yang ketat. Boleh dibilang, dia hampir selalu membahayakan dirinya dan bahkan tidak mau mengenakan masker. 

Penderita CF mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi jika mendapatkan transplantasi paru-paru. Itu berarti pasien harus dalam keadaan sehat 100% untuk bisa diterima sebagai kandidat penerima transplantasi. Untuk sementara waktu, mereka harus rutin menyedot cairan di paru-paru mereka.

Stella bersih dari segala masalah, tapi Will tidak begitu. Saat mereka akhirnya saling jatuh cinta, Stella yang seharusnya jauh-jauh dari Will tidak bisa menahan diri terus mendekat. Jarak yang seharusnya terbentang dua meter berubah menjadi satu setengah meter (5 kaki). 

Sebenarnya ceritanya bagus kok. Bayangkan saja bagaimana rasanya tidak bisa menyentuh orang yang dicintai. Itulah yang terjadi di buku ini. Saya sempat terbawa emosi di beberapa bagian walaupun saya mengharapkan hal yang lebih daripada sekadar cerita cinta biasa, jadi saya merasa kurang puas. 

Sekarang saya bisa menonton adaptasi filmnya. Katanya sih bagus dan bikin nangis. 

3/5

No comments:

Post a Comment