Judul : The Fiery Heart (Bloodlines #4)
Penulis : Richelle Mead
Tebal : 420 halaman
Penerbit : Penguin Books Ltd
Sydney always believed that alchemists were born to protect vampire secrets and human lives - until she met Marcus and turned her back on everything she once knew.
But she's not free yet. When her sister Zoe arrives, Sydney can only tell her half-truths about her past. And with every word she risks exposure - and the fatal consequences.
Consumed by passion and vengeance, Sydney must choose her path once and for all. Even if that means harnessing her magical powers to destroy the way of life she was raised to defend...
But she's not free yet. When her sister Zoe arrives, Sydney can only tell her half-truths about her past. And with every word she risks exposure - and the fatal consequences.
Consumed by passion and vengeance, Sydney must choose her path once and for all. Even if that means harnessing her magical powers to destroy the way of life she was raised to defend...
Review:
Warning: Spoiler!
Kebetulan saya lagi kangen sama Sydney dan Adrian, jadi saya kembali ke seri ini.
Di buku ketiga, Sydney berkenalan dengan kelompok Alchemist yang membelot. Kelompok itu dipimpin oleh Marcus. Sejak itu, kesetiaannya pada organisasi Alchemist mulai goyah. Apalagi sejak ia jadian dengan Adrian. Dan parahnya, adik Sydney yang bernama Zoe diutus untuk menemaninya dalam tugas melindungi Jill.
Gerakan Sydney jadi tidak bebas. Ia harus lebih berhati-hati supaya Zoe tidak mendeteksi rasa sayangnya kepada kaum vampir dan dhampir. Apalagi soal Adrian.
Sebenarnya saya sudah bisa menebak sih akhir dari buku ini. Tapi tetap saja buku keempat ini adalah yang paling bagus sejauh ini. Buku ini lebih membahas hubungan Sydney dan Adrian yang tidak mulus. Mulai dari kegilaan yang mulai dialami Adrian karena kekuatannya, keberadaan Zoe yang membatasi gerak Sydney, kemampuan sihir Sydney yang harus disembunyikan, dan hubungan mereka yang sangat terlarang. Masalah-masalah itu membuat saya ikut sedih dan frustrasi bersama Sydney dan Adrian, membuat saya semakin mendukung mereka. Dari awal, saya memang tidak pernah terlalu suka dengan plot seri ini. Semuanya terlalu acak dan tidak berpola. Penulis memasukkan unsur penyihir, alchemist, vampir, prajurit cahaya ke dalam ceritanya tanpa tahu mau dibawa ke mana. Kalau tidak ada Sydney dan Adrian, saya tidak bakal betah bacanya. Kedua tokoh itu sudah menjadi dua tokoh favorit saya sepanjang masa. Dialog mereka berdua itu lucu, unik, menarik, dan kadang-kadang bikin saya terbengong-bengong.
Dan tentu saja Eddie. Dia itu kurang ditonjolkan walaupun saya suka karakternya. Saya suka hubungan persahabatannya dengan Sydney. Kesetiaan Eddie dan rasa hormatnya pada Sydney luar biasa. Saya memang selalu suka tema loyalitas dalam cerita apa pun.
Buku ini masih memiliki unsur misteri dan melawan musuh dalam selimut. Di akhir ada pengkhianatan yang bikin saya langsung mengambil buku kelima karena saking penasarannya.
5/5
Warning: Spoiler!
Kebetulan saya lagi kangen sama Sydney dan Adrian, jadi saya kembali ke seri ini.
Di buku ketiga, Sydney berkenalan dengan kelompok Alchemist yang membelot. Kelompok itu dipimpin oleh Marcus. Sejak itu, kesetiaannya pada organisasi Alchemist mulai goyah. Apalagi sejak ia jadian dengan Adrian. Dan parahnya, adik Sydney yang bernama Zoe diutus untuk menemaninya dalam tugas melindungi Jill.
Gerakan Sydney jadi tidak bebas. Ia harus lebih berhati-hati supaya Zoe tidak mendeteksi rasa sayangnya kepada kaum vampir dan dhampir. Apalagi soal Adrian.
Sebenarnya saya sudah bisa menebak sih akhir dari buku ini. Tapi tetap saja buku keempat ini adalah yang paling bagus sejauh ini. Buku ini lebih membahas hubungan Sydney dan Adrian yang tidak mulus. Mulai dari kegilaan yang mulai dialami Adrian karena kekuatannya, keberadaan Zoe yang membatasi gerak Sydney, kemampuan sihir Sydney yang harus disembunyikan, dan hubungan mereka yang sangat terlarang. Masalah-masalah itu membuat saya ikut sedih dan frustrasi bersama Sydney dan Adrian, membuat saya semakin mendukung mereka. Dari awal, saya memang tidak pernah terlalu suka dengan plot seri ini. Semuanya terlalu acak dan tidak berpola. Penulis memasukkan unsur penyihir, alchemist, vampir, prajurit cahaya ke dalam ceritanya tanpa tahu mau dibawa ke mana. Kalau tidak ada Sydney dan Adrian, saya tidak bakal betah bacanya. Kedua tokoh itu sudah menjadi dua tokoh favorit saya sepanjang masa. Dialog mereka berdua itu lucu, unik, menarik, dan kadang-kadang bikin saya terbengong-bengong.
Dan tentu saja Eddie. Dia itu kurang ditonjolkan walaupun saya suka karakternya. Saya suka hubungan persahabatannya dengan Sydney. Kesetiaan Eddie dan rasa hormatnya pada Sydney luar biasa. Saya memang selalu suka tema loyalitas dalam cerita apa pun.
Buku ini masih memiliki unsur misteri dan melawan musuh dalam selimut. Di akhir ada pengkhianatan yang bikin saya langsung mengambil buku kelima karena saking penasarannya.
5/5
No comments:
Post a Comment