Monday, 10 December 2012

The Windflower


Judul : The Windflower
Penulis : Sharon & Tom Curtis
Tebal : 634 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Merry Wilding dibesarkan bibinya dengan sangat ketat. Ia tidak pernah pergi ke mana-mana dan hanya diam melukis di rumahnya. Hari-harinya membosankan.

Suatu hari kakaknya datang dan memintanya untuk menjadi tukang sketsa wajah. Kakaknya bekerja dalam dunia militer dan sedang memburu penjahat. Merry pun setuju. Mereka berdua ditambah kedua temannya pergi ke bar dengan penyamaran demi bisa melihat wajah tersangka. 

Hanya saja Merry begitu sial karena hari itu kebetulan seorang bajak laut terkenal sedang berada di sana. Merry menarik perhatian adik tiri bajak laut itu yang bernama Devon Crandall. Mereka berkenalan dan sebuah ciuman pun terjadi.

Sejak saat itu, Merry yang polos dan naif tidak pernah lupa akan sosok Devon. Ia menganggap dirinya jatuh cinta pada sosok misterius itu. Ia berpikir kalau ia tidak mungkin bertemu Devon lagi. Tapi nasib berkata lain. Saat Merry dan bibinya pergi berlayar ke Inggris untuk mencari hidup baru, Merry diculik karena dikira wanita simpanan seorang bangsawan. Kebetulan si penculik membutuhkan bukti kejahatan bangsawan itu.

Dan ternyata penculik itu adalah orang suruhan Devon Crandall. Bayangkan betapa kagetnya Merry. Devon sendiri ternyata masih ingat dengan Merry karena gadis itu meninggalkan kesan yang besar bagi dirinya. Tapi Devon masih ragu dengan identitas Merry yang sebenarnya. Kenapa Merry bisa berada di kamar bangsawan yang diincarnya?

Antara tertarik dan benci... Devon tidak ingin jatuh cinta dengan wanita simpanan bangsawan yang adalah musuh bebuyutannya. Merry bingung dengan perasaan Devon yang sebenarnya. Ia juga bingung bagaimana ia bisa hidup terus di kapal bajak laut itu. Ia terjebak dan ingin pulang.

Di tengah konflik antara Inggris dan Amerika, Devon dan Merry tidak bisa menemukan kedamaian masing-masing. Apakah salah paham akan terus berlanjut atau rahasia mereka akan terungkap: bahwa Devon adalah seorang duke dan Merry adalah anak seorang bangsawan Amerika yang ternyata sudah dari awal ingin dijodohkan dengan Devon.

Kesan: 
Hal pertama yang terpikir di kepala saya saat melihat buku ini adalah ketebalannya. Romance dengan tebal 634 halaman. Saya jadi tertarik membaca karena buku tebal pasti banyak konfliknya. Dan kebetulan saya suka konflik. Selain itu, ada tiga pujian dari tiga pengarang terkenal di sampul bukunya. Johanna Lindsey, LaVyrle Spencer, dan Sandra Brown. Dua di antaranya adalah pengarang favorit saya.

Jadi, saya memutuskan untuk membaca. Halaman pertama masih oke, perkenalan dan deskripsinya boleh lah. Walaupun saya menemukan ketidaknyamanan dalam membaca edisi terjemahannya ini. Entah karena memang bahasa Indonesia-nya aneh atau memang pengarangnya menulis dengan bahasa yang tidak enak dibaca.

Saya terus membaca dan entah kenapa saya merasa bosan di bagian tengah. Memang penjelasan sejarah dan istilah-istilah barunya menarik tapi ceritanya terlalu berbelit-belit. Salah pahamnya terlalu banyak dan kebetulannya lebih banyak lagi. Bangsawan yang mensponsori pelayaran Merry dan bibinya ke Inggris adalah musuh Devon. Ternyata Merry ingin dijodohkan dengan Devon oleh bibinya yang ternyata mengenal nenek Devon. Kebetulan kakak Merry dan Devon mempunyai target penjahat yang sama.

Saya suka dengan awak kapal kakak tiri Devon. Mereka baik semua walaupun agak aneh sih. Seharusnya bajak laut kan awak kapalnya itu jahat dan kasar. Tapi mereka memperlakukan Merry dengan sangat baik. Yah, memang sih itu karena takut sama Devon. Tapi tetap saja aneh. Plotnya masuk akal namun terlalu lambat. Boleh dibilang petualangan Merry di kapal itu sangat datar. Lalu apa pentingnya Cat, kakak tiri Devon, dan awak-awak kapal lain? Mereka semua dijelaskan secara detail namun dialog semua tokoh itu tidak terlalu signifikan untuk cerita ini. Saat cerita mencapai klimaks, saya malah sudah kehilangan minat. Padahal Devon dan Merry adalah tokoh yang cukup menyenangkan.

Mungkin saya bukan tipe yang suka cerita di atas kapal kali ya. Selama ini saya tidak pernah tertarik membaca romance antara bajak laut dan seorang bangsawan. 

Untuk penggemar historical romance yang ingin membaca petualangan yang berbeda, buku ini pasti cocok. Pertemuan kedua tokoh utamanya tidak bertempat di pesta dansa seperti biasanya.

2/5

2 comments:

  1. iy bner bgt ka.pas dbagian awal juga agak boring terlalu bnyak deskripsi'a malah jd bosen dan aneh.aq kira aq aj yg ngerasa gt ^^ ad tmn'a jg tohh..tp aq suka cerita Merry and Devon'a suka bgt, tp dialog'a kdang2 ajaib alias ga msuk imajinasi.mungkin krna msuk gol novel sastra x y jd bhasa'a aneh ka hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ceritanya bagus... cuma sayang banyak banget basa-basi ga pentingnya hehe...

      Delete