Judul : Above the Stars
Penulis : D. Wijaya
Tebal : 248 halaman
Penerbit : Ice Cube
“Kau tidak takut jatuh?” tanya Mia.
Danny menggeleng.
“Aku takut jatuh,” aku Mia dengan polos. “Kalau kau takut apa?”
Danny tidak langsung menjawab. Ia juga tidak menolakkan kaki ke tanah lagi untuk menambah kecepatan ayunan. Senyuman di wajahnya perlahan-lahan memudar. “Aku takut tidak bisa melihat selamanya.”
Menurut Danny Jameson, hidupnya tidak pernah mudah. Ia punya orangtua yang protektif, mesin tik Braille yang tidak dimiliki teman-temannya, dan semacam magnet yang menarik John Schueller untuk terus mengganggunya. Namun, yang paling buruk adalah ia punya sepasang mata biru yang tidak bisa melihat. Ketika Danny berpikir Mia Berry akan menjadi satu-satunya teman yang ia punya, Will Anderson datang dan mengubah hidupnya. Will memperlihatkan kepadanya dunia yang ingin ia lihat. Will juga membuat Danny mempertanyakan sesuatu tentang dirinya. Tapi, sebelum Danny sempat menemukan jawabannya, Will menghilang.
Danny menggeleng.
“Aku takut jatuh,” aku Mia dengan polos. “Kalau kau takut apa?”
Danny tidak langsung menjawab. Ia juga tidak menolakkan kaki ke tanah lagi untuk menambah kecepatan ayunan. Senyuman di wajahnya perlahan-lahan memudar. “Aku takut tidak bisa melihat selamanya.”
Menurut Danny Jameson, hidupnya tidak pernah mudah. Ia punya orangtua yang protektif, mesin tik Braille yang tidak dimiliki teman-temannya, dan semacam magnet yang menarik John Schueller untuk terus mengganggunya. Namun, yang paling buruk adalah ia punya sepasang mata biru yang tidak bisa melihat. Ketika Danny berpikir Mia Berry akan menjadi satu-satunya teman yang ia punya, Will Anderson datang dan mengubah hidupnya. Will memperlihatkan kepadanya dunia yang ingin ia lihat. Will juga membuat Danny mempertanyakan sesuatu tentang dirinya. Tapi, sebelum Danny sempat menemukan jawabannya, Will menghilang.
Review:
Untuk ukuran novel lokal zaman itu, buku ini cukup berani mengangkat tema LGBT. Settingnya di Amerika sana sih. Mungkin jadi tidak terasa Indonesia dan hanya sebuah novel terjemahan. Tapi saya tetap menikmati membaca buku ini.
Will adalah anak bermasalah yang sering pindah sekolah. Tapi di sekolah terakhir ini, dia bertemu dengan Mia dan Danny yang membuatnya betah di sekolah itu. Mereka berteman. Lebih tepatnya, Will dan Danny yang berteman dekat. Mia adalah sahabat Danny dari kecil. Dia menjaga Danny karena cowok itu buta dan sering jadi target bully.
Yang satu buta dan yang satunya anak nakal. Tapi anehnya mereka bisa saling suka. Sayangnya, hal itu tidak berjalan mulus.
Saya selalu suka novel bernuansa melankolis dan punya alur lambat. Cuma sayangnya karakter-karakter di buku ini kurang dikupas lebih detail.
3/5

No comments:
Post a Comment