Monday 7 August 2023

Home Sweet Loan


 Judul : Home Sweet Loan
Penulis : Almira Bastari
Tebal : 312 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Empat orang yang berteman sejak SMA bekerja di perusahaan yang sama meski beda nasib. Di usia 31 tahun, mereka berburu rumah idaman yang minimal...nyerempet Jakarta.

Kaluna, pegawai Bagian Umum, yang gajinya tak pernah menyentuh dua digit. Gadis ini kerja sampingan sebagai model bibir, bermimpi membeli rumah demi keluar dari situasi tiga kepala keluarga yang bertumpuk di bawah satu atap. Di tengah perjuangannya menabung, Kaluna dirongrong oleh kekasihnya untuk pesta pernikahan mewah.

Tanisha, ibu satu anak yang menjalani "long distance marriage," mencari rumah murah dekat MRT yang juga bisa menampung mertuanya.

Kamamiya, yang berambisi menjadi selebgram, mencari apartemen cantik untuk diunggah ke media sosial demi memenuhi gengsinya agar bisa menikah dengan pria kaya.

Danan, anak tunggal tanpa beban yang akhirnya berpikir untuk berhenti hura-hura, dan membeli aset agar bisa pensiun dengan tenang.

Apakah keempat sahabat ini berhasil menemukan rumah yang mampu mereka cicil? Dan apakah Kaluna bisa membentuk keluarga yang ia impikan?

Review:
Saya harus memuji penulis satu ini. Dia bisa banget bikin cerita yang sangat relatable. Siapa sih yang nggak pusing mikiran cicilan dan beli rumah? Saya selalu punya ekspektasi dari genre metropop. Biasanya saya mengharapkan romance yang fun dan kehidupan para profesional kota metropolitan yang dibahas detail. Saya sudah baca beberapa karya penulis dan saya tidak pernah suka unsur romance-nya. Tapi detail hidup tokoh utamanya yang sangat membumi itulah yang bikin saya betah bacanya. 

Di buku ini si tokoh utama bernama Kaluna. Dia masih tinggal di rumah orangtuanya. Masalahnya, kakak-kakaknya yang sudah menikah belum bisa beli rumah. Mereka jadinya tinggal di rumah itu bersama keluarga dan anak mereka. Ini penggambaran yang realistis dan mengerikan buat orang introvert seperti saya yang tidak tahan dengan keberadaan banyak orang di rumah saat saya butuh charge energi. Karena si Kaluna masih single, dia terpaksa mendapatkan kamar pembantu di lantai tiga. Aduh! Enak sih dapat kamar dan toilet sendiri. Tapi toiletnya suka sembarang dipake sama keluarga kakaknya juga. Jadi, tetap saja tidak punya zona privasi. 

Nah, ada satu hal lagi yang paling bikin saya tersenyum sendiri karena saking bener banget. Jadi, kan orang yang sudah menikah dan harus bekerja pasti sibuk sampai lupa ngurus rumah. Kebetulan kan ayah dan ibu Kaluna sudah pensiun. Kalau lihat rumahnya kotor, ya pasti mereka bersihkan. Saya bisa merasakan kejengkelan Kaluna karena ayah ibunya serasa jadi babu buat keluarga kakaknya. Saya yakin sekali saya bakal jadi orang yang marah-marah melihat para kakak seperti itu. Tolong deh. Kalau sudah nikah, harus setidaknya punya kerajaan sendiri. Kalau kerajaannya masih pinjam punya orang, minimal tanggung jawab dan tahu diri. 

Oke, rasanya saya kurang empati ya sama orang-orang itu. Harus dimaklumi dong, mereka kan sibuk. Tapi ya atulah ayah ibunya Kaluna juga bukannya masih muda. Ngerepotin saja.

Yah,intinya saya menikmati membaca kehidupan realistis para budak cicilan ini. Seru juga. Romance-nya sih hanya tempelan saja.

4/5

No comments:

Post a Comment