Judul: Song for Alice
Penulis: Windry Ramadhina
Tebal: 328 halaman
Penerbit: Roro Raya Sejahtera
Bagi Arsen, pulang berarti kembali pada Alice—perempuan pertama yang mencuri hatinya dua belas tahun lalu. Sore itu adalah pertemuan pertama mereka setelah lama tak bertemu. Arsen menarik Alice ke dalam pelukannya, berusaha mengingatkan perempuan itu pada sejarah mereka dulu. Namun yang membersit di benak Alice hanya sakit hati... ditinggal pergi Arsen di saat dia benar-benar jatuh cinta.
Memang benar, Alice selalu merindukan Arsen. Ketertarikan di antara mereka masih memercik api seperti dulu. Namun masa lalu adalah pelajaran yang teramat berharga bagi perempuan itu. Arsen adalah orang yang membuat Alice merasa paling bahagia di muka bumi, juga yang bertanggung jawab membuatnya menangis tersedu-sedu.
Sekuat tenaga Alice mencoba menerima kembali kehadiran Arsen dalam hidupnya. Membiasakan diri dengan senyumnya, tawanya, gerak-gerik saat berada di ruang tengah; bahkan harus meredam gejolak perasaan atas kecupan hangat Arsen di suatu malam. Terlepas dari kenyataan Arsen membuat Alice jatuh cinta sekali lagi, ada pertanyaan besar yang hingga kini belum terjawab: pantaskah laki-laki itu diberi kesempatan kedua?
Review:
Ya, ampun. Kenapa ya Windry Ramadhina pintar bikin karakter yang awalnya menyebalkan, tapi di akhir buku bikin saya suka sama karakter itu? Beneran deh. Arsen dan Alice itu pas di bab perkenalan nggak begitu menarik. Arsen terkesan tidak bertanggung jawab, sedangkan Alice terlalu kaku.
Tapi lalu mereka bertemu kembali setelah bertahun-tahun Arsen pergi. Alice selalu menganggap Arsen seorang pengkhianat dan tidak bisa dipercaya. Padahal saat ibunya Arsen meninggal, kakek Alice yang merawat dan membesarkannya dari kecil. Di saat kakek Alice membutuhkan bantuan, Arsen malah pergi.
Dan pertemuan itu... Pokoknya saya selalu lemah sama adegan bertemu kembali. Entah kenapa sikap judes Alice itu endearing banget. Arsen yang sembrono juga berbeda saat di dekat Alice. Ia ingin menjadi lebih baik dan lebih serius.
Dengan bumbu musik yang merupakan salah satu hobi saya, cerita Alice dan Arsen ini sempurna sekali. Rasanya seperti membaca montase, di mana setiap adegan yang ditulis seperti foto dengan detail setting yang indah. Ada banyak flashback juga.
Keren!
4/5
No comments:
Post a Comment