Wednesday, 17 August 2022

Royal Assassin


 Judul: Royal Assassin (The Farseer Trilogy #1)
Penulis: Robin Hobb
Tebal: 675 halaman
Penerbit: Del Rey

Fitz has survived his first hazardous mission as king’s assassin, but is left little more than a cripple. Battered and bitter, he vows to abandon his oath to King Shrewd, remaining in the distant mountains. But love and events of terrible urgency draw him back to the court at Buckkeep, and into the deadly intrigues of the royal family.

Renewing their vicious attacks on the coast, the Red-Ship Raiders leave burned-out villages and demented victims in their wake. The kingdom is also under assault from within, as treachery threatens the throne of the ailing king. In this time of great danger, the fate of the kingdom may rest in Fitz’s hands—and his role in its salvation may require the ultimate sacrifice.

Review:
Demi apa... Saya tidak pernah baca buku dengan diksi seindah ini. Saya sampai berkali-kali membaca dengan keras kalimat-kalimat di buku ini. Rasanya seperti membaca puisi atau lirik lagu. Padahal isinya hanya keseharian Fitz di istana.

Robin Hobb ini beneran penulis yang sangat memahami manusia. Cara dia menuliskan Fitz secara detail membuat tokoh itu hidup sekali. Semua perjuangan dan dilema hati Fitz terpapar semua di buku ini. Mungkin bagi pembaca yang lebih suka cerita yang  plot-driven akan bosan dengan buku ini. Tapi jiwa dan nyawa buku ini ada pada tokoh Fitz. Saya tidak bosan membaca isi pikirannya dan kehidupan sehari-harinya yang penuh rutinitas. Apalagi dengan diksi indah penulis. Bagus banget sumpah.

Di buku ini Fitz semakin masuk ke dalam intrik istana. Dia masih saja penuh kepahitan karena dikecewakan banyak orang. Dia juga cacat dan lemah sejak keracunan di akhir buku pertama. Kasihan sih. Tapi pada akhirnya dia tetap sadar kalau jiwanya ingin mengabdi pada keluarga Farseer.

Walaupun Fitz hanyalah anak haram, raja dan ahli waris raja semua sangat memercayainya. Di tengah serangan dari bandit-bandit misterius, ahli waris Prince Verity harus tetap fokus melindungi wilayah kerajaan. Dia sampai tidak punya waktu dengan istri barunya dan bahkan tidak sadar dengan keadaan parah yang terjadi di istana. Untung sekali dia punya Fitz yang super setia. Dia tidak hanya membantu Verity dalam hubungan asmaranya, dia juga harus melakukan tugasnya sebagai pembunuh bayaran Raja Shrewd. Semuanya dia lakukan secara penuh rahasia. Tidak ada satu pun orang yang benar-benar mengetahui kehidupannya.

Sekalipun terkesan kalau Fitz itu sendirian, saya merasa orang-orang baik di sekitarnya itu sangat bergantung padanya. Fitz ini kuat di dalam sekalipun di luarnya dia biasa saja. Saya bahkan suka mengikuti hubungan asmaranya dengan Molly. Realistis banget. Karena ada rahasia di antara mereka, jelas saja perlahan-lahan Fitz merasa terjebak. 

Pangeran Regal masih tetap jahat dan menyebalkan. Kalau dia tidak mendapatkan akhir yang tragis di buku ketiga, saya bisa kesal sendiri. Kejahatan dan kekejamannya terhadap Fitz itu beneran keterlaluan. 

Oh, di buku ini ada serigala yang menjadi teman Fitz. Saya sempat takut karena di buku pertama, Robin Hobb dengan kejamnya membunuh dua anjing Fitz. 

Saya beneran salut sama penulis yang bisa menghidupkan cerita hanya dari satu karakter yang kompleks. Saya sendiri kalau menulis cerita senang memegang banyak sudut pandang karakter. Apalagi Robin Hobb bisa membuat saya suka sama seluruh tokoh sampingan yang dibuatnya. Semuanya sangat nyata soalnya.

Tapi tolong... kasih saja satu kebahagiaan buat si Fitz. Kasihan amat sih tokoh satu ini.

5/5

No comments:

Post a Comment