Saturday 6 October 2012

Rumah Cokelat


Judul : Rumah Cokelat 
Penulis : Sitta Karina
Tebal : 226 halaman
Penerbit : Buah Hati

Hannah Andhito, ibu muda yang tinggal di Jakarta, kota metropolitan. Kesibukannya dalam bekerja membuatnya tidak bisa memperhatikan anaknya, Razsya yang masih kecil.

Dan suatu hari ia mendengar Razsya bergumam dalam tidurnya. Razsya ternyata sayang sama babysitter-nya!

Sebagai seorang ibu yang melahirkan Razsya, Hannah jadi kesal sendiri. Ia ingin menjadi nomor satu di mata anaknya dan sayangnya ia tetap tidak bisa mengorbankan karirnya sendiri. Ditambah lagi, ia harus mengorbankan kehidupan sosialnya. Ia tidak lagi bisa berpesta seperti sahabatnya. Ia juga tidak bisa merokok dan bersikap seenaknya lagi. 

Namun saat ada Banyu yang merayunya, apakah Hannah akan menyadari keluarga yang dimilikinya? Dengan Wigra dan Razsya sebagai keluarga kecilnya, apakah Hannah akan puas atau menyesal?

Kesan:
Saya sudah membaca karya Sitta Karina sejak lama. Dia adalah salah satu penulis lokal favorit saya karena saya suka gaya bahasa penulisannya dan juga tokoh-tokoh yang diciptakannya. Kekuatan Sitta Karina ada pada dialog dan deskripsinya yang enak dibaca.

Rumah Cokelat ini adalah buku pertama Sitta yang diterbitkan setelah bertahun-tahun saya menunggu kelanjutan karyanya. Saya cukup kaget karena ternyata dia memilih tema lain, yaitu Momlit (Mom's literature). Saya lebih suka cerita remaja, tetapi saya pikir tidak ada salahnya mencoba tema baru. Toh pengarangnya saya suka.

Dan saya cukup menikmati buku ini. Ceritanya ringan dan sangat real. Banyak sekali kejadian di dalam buku ini yang mungkin sangat mewakili kehidupan para ibu muda di Jakarta. Saya suka Hannah yang emosian dan juga penyayang. Lucu sekali membaca Hannah yang membenci babysitter Razsya namun tak berdaya memecat sang pembantu karena butuh. Usaha-usahanya dalam mengambil hati Razsya dan mengalahkan sang pembantu benar-benar nyata dan seru untuk diikuti. 

Lalu ada Wigra, sang suami. Siapa sih yang nggak mau suami sabar dan pengertian seperti Wigra? Yah, saya sih tidak pernah suka dengan tokoh yang sempurna. Tapi Wigra diciptakan Sitta sebagai contoh suami yang sangat ideal, jadi ya sudahlah.

Endingnya heartwarming banget. Beginilah seharusnya sebuah keluarga harmonis :)

4/5

4 comments:

  1. yahh..hannah sangat beruntung :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup2, setiap mslh hannah akhirnya selesai semua hehe

      Delete
  2. kita sama lagi Sab, ak juga penggemar berat tulisannya kak Ariem suka banget sama seri Hanafiah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, kalo hanafiah ga usah ditanya deh. BAGUS!! pake 4 jempot hehehe

      Delete