Friday, 27 April 2012

Dewey: Kucing Perpustakaan Kota Kecil yang Bikin Dunia Jatuh Hati


 Judul : Dewey: Kucing Perpustakaan Kota Kecil yang Bikin Dunia Jatuh Hati
Penulis : Vicki Myron dan Brett Witter
Tebal : 400 halaman
Penerbit : Serambi

Berdasarkan kisah nyata...

Diawali dengan Vicki Myron yang menemukan seekor anak kucing kedinginan dan kelaparan di dalam kotak pengembalian buku perpustakaan. Ia menamakan kucing itu Dewey sesuai dengan sistem klasifikasi desimal yang digunakan di perpustakaan. Vicki berjuang mendapatkan izin untuk memelihara kucing itu di perpustakaan. Kebetulan dia adalah direktur utama perpustakaan itu.

Bagaimana seekor kucing bisa mempengaruhi banyak orang?

Dewey hanya kucing biasa. Namun dia sangat istimewa bagi Perpustakaan Kota Spencer. Bagi pengunjung anak-anak, dia adalah hiburan. Bagi pengunjung dewasa, dia adalah pengganggu yang sangat lucu. Bagi orang yang cacat, dia adalah teman yang tidak pilih kasih. Bagi Vicki, dia adalah penyemangat hidup di saat segalanya berubah sulit. 

Diberi nama Dewey Readmore Books, Vicki berharap bisa mengajak masyarakat untuk lebih suka membaca. Betul. Sejak keberadaan Dewey, jumlah pengunjung perpustakaan meningkat. Mungkin alasannya karena mereka ingin melihat Dewey. 

Sejauh mana kucing bisa mempengaruhi sebuah kota kecil bernama Spencer?

Spencer, Iowa mungkin salah satu kota yang terlupakan. Dia hanyalah sebuah kota pertanian kecil yang masih konservatif dan sering menolak kemajuan. Namun seekor kucing berhasil melambungkan namanya. Berbagai pembuat film dokumenter datang untuk membuat film tentang Dewey. Berbagai surat kabar meliput berita tentang kucing spesial ini. Bahkan ada orang yang datang jauh-jauh ke Spencer hanya demi melihat Dewey.

Dewey tidak sempurna. Dia rewel, susah makan, jahil, dan suka mengganggu orang lain. Namun dia bisa mengajarimu apa itu disiplin, penerimaan, dan kasih sayang. Dewey menerima perannya sebagai maskot dan alat promosi perpustakaan tanpa mengeluh. Dengan disiplin, ia selalu berdiri di depan pintu setiap jam 9 pagi untuk bersiap-siap menyambut pengunjung. Dan ia tidak pernah memilih kepada siapa ia memberikan perhatian dan cintanya. 

Buku ini membuat saya tersenyum karena kenakalan Dewey, membuat saya simpati dengan kehidupan Vicki yang ternyata banyak cobaannya, dan membuat saya menangis saat Dewey akhirnya berubah tua dan sakit-sakitan. Kasihan. (Itulah salah satu alasan saya nggak mau melihara kucing atau anjing, gimana kalau akhirnya mereka meninggal, saya pasti nangis darah...)

Kekurangan buku ini adalah di bagian typo dan terjemahan yang kurang enak dibaca. Selain itu, ada beberapa bagian yang agak membosankan, terutama di bagian penjelasan detail mengenai Kota Spencer. Terlalu banyak angka-angka penghasilan kota, jumlah penduduk, dan istilah geografi lainnya. Menurut saya, informasi seperti itu tidak terlalu penting.

Catatan: Review ini ditulis dalam rangka posting bareng BBI bulan April dengan tema penerbit Serambi. Diterbitkan bersama anggota lain pada tanggal 27 April 2012

4/5

Thursday, 19 April 2012

Charlie Bone And The Blue Boa


Title : Charlie Bone And The Blue Boa (Children of The Red King #3)
Writer : Jenny Nimmo
Number of page : 372
Publisher : Egmont Books

A boy was missing. His brother tried to find him but also vanished.

This time, Charlie got a new friend showing up in his house. Her name was Belle. She was beautiful but Charlie sensed something eerie about her. He didn't trust Belle although her own grandmother encouraged him to help Belle at Bloor's Academy. But, Charlie had learned that every people his grandmother liked were definitely considered as bad news.

However, Charlie could put aside the "Belle" problem momentarily. He got another mission. He had to find the missing boy who was kept hidden in the academy. And he had to face the big blue snake who guard the prisoner.

The key of this mission was Billy who could take to animals. But, Billy was on enemy side. Could Charlie trust him to help finding the boy? Or would Billy tell the old Ezekiel as he always did?

Well, I could see Charlie Bone story as a light and quick read. No emotion, just a story. Anyway, I laughed reading this third installment because many animals were involved. The part when Billy said that mice was boring because they only talked about how to make babies was cute. Billy also said that rat was more interesting because he found one who could tell jokes. I can't help wondering what I would find if I could to talk to animals like Billy.

Till next time...

3/5

Tuesday, 17 April 2012

Dari Datuk Ke Sakura Emas


Judul : Dari Datuk Ke Sakura Emas
Tebal : 168 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Buku kumpulan cerpen ini dibuat untuk memberi sumbangan pada Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang kurang anggaran. Penulis para cerpen di sini merupakan penulis-penulis lokal yang namanya sudah sering terdengar.

Seperti biasa, cerpen harus dibahas satu per satu.

1. Datuk (Anwar Fuadi)
Hmm... Saya kurang suka sama cerpennya. Tidak ada klimaks. Nggak jelas maksudnya, ah.

2. Sebuah Keputusan (Alberthiene Endah)
Lumayan kaget sih sama endingnya. Ternyata... oh, ternyata... Boleh, deh. Bisa menjebak.

3. Ke Seberang Dermaga (Andrei Aksana)
Andrei Aksana itu salah satu penulis yang saya suka gaya penulisannya. Puitis banget sih. Tapi cerpennya nggak deh. Sampai akhir saya nggak ngerti si tokoh utama itu maunya apa. Cerai dengan suaminya atau selingkuh atau apa? Biasalah... saya memang lemot sama cerpen. 

4. Emak Ingin Naik Haji (Asma Nadia)
Bagus. Tapi biasa saja. Paling kasihan sama kejadian macam begini. Berusaha susah-susah dan saat akhirnya berhasil... mati konyol. Sialan!

5. Pagi Di Taman (Avianti Armand)
Cerpen ini seharusnya dikasih ke orang-orang yang seenaknya ngebuang orang tuanya ke panti jompo. Biar sadar bagaimana perasaan orang-orang tua kesepian itu.

6. Misalkan Ini Adalah Dongeng (Clara Ng)
Sakittttttttt!!!!! Gila!!!! Sinting!!!! Astaga, cerita ini super tega. Tokoh utamanya sudah autis diperkosa pula. 

7. Mencari Herman (Dewi "Dee" Lestari)
Sama seperti cerita Emak Ingin Naik Haji. Mati konyol setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Es-We-Te...

8. Ingatan (Dewi Ria Utari)
Hmmm... Agak nggak yakin dengan cerpennya. Yang saya tangkap sih ceweknya selingkuh terus cowok selingkuhannya mati dan dia jadi gila or lupa ingatan. Ceweknya mikir kalau dia ngebunuh cowok itu dan ternyata sebenarnya orang lain yang melakukannya.

9. Kamis ke-200 (Happy Salma)
Ini cerpen juga nggak jelas. Nggak ada klimaksnya. Cuma tentang kakek yang sudah pikun dan keluarganya sedang mengobrol. Gajebo, ah.

10. Sambal Dadak (Icha Rahmanti)
Inilah penggambaran jelas perasaan kangen seseorang terhadap ibunya. Saya sangat mengerti sekali betapa masakan ibu selalu memang nomor satu.

11. Pagar Soka (Indra Herlambang)
Saya kurang suka dengan tema cerita yang ada bau-bau setan, dukun, dan kerasukan. Nyebelin.

12. Di Tempatmu Berbaring Sekarang (M. Aan Mansyur)
Mungkin dari seluruh cerpen di sini, saya paling suka yang ini. Mistik dan mengejutkan. Mengingatkan saya pada lagu Hangman di buku Mockingjay, Suzanne Collins.

13. Perempuan yang Berumah di Rumpun Bambu (Putu Fajar Arcana)
Nggak jelas. Ayahnya ke mana, woi? Matikah? Aneh juga kalau punya ibu yang ternyata perempuan yang berumah di rumpun bambu. Tapi, saya nggak yakin saya nangkep ceritanya dengan tepat.

14. Sakura Emas (Sitta Karina)
Gaya bahasanya sudah sangat saya kenal sekali. Memang Sitta Karina ini khas sekali tulisannya. Apik dan enak dibaca. Untuk cerpennya ini saya nggak suka. Kalau orang belum pernah baca karya-karyanya, pasti bingung deh sama kemampuan Kei. Saya langsung ngerti sih, cuma saya hanya mencoba kasih pendapat objektif saja (sok objektif =.=). 

Sekian. Saya memang bukan penggemar cerpen sih. Pikiran saya terlalu rumit dan bertele-tele untuk dikasih yang instan.

3/5

Then Came You


Title : Then Came You (Gamblers #1)
Writer : Lisa Kleypas
Number of page : 371
Publisher : Avon

There is a reason why I dare buy Lisa Kleypas' books. I love historical romances and Lisa Kleypas always gives me unique themes that interest me. For this book the theme would be about gamblers. I like all the things about card gambling (eh, I don't gamble although I am an addict to the card games) so I'm definitely excited to read this book.

Anyway, enough for the babbling...

The story was about Lily Lawson. In family, she received less love than her sister. In marriage, her fiancee left her in the altar. In love, she fell into the wrong man who ruined her lives. And that made her hating men in general.

Lily had a daughter who was kidnapped by the father, Giuseppe. I surely didn't know why a father could kidnapped his own child and threatened the mother for money! For the sake of seeing her daughter again, Lily paid a great amount of money to Giuseppe and lost all her inheritance for nothing. Giuseppe never once let Lily seeing her daughter.

Desperate, Lily came to live in gamble house. The owner was Derek Craven. They were friends although a man like Derek was not really ideal to be called friend. He was mean sometimes.

For two years, Lily live under Derek's name protection. She learn gambling to get money for paying Giuseppe. Until one day, Lord Stamford came to ask for her help. He fell in love with her sister but her sister was already engaged to Alex Raiford. Stamford begged Lily to help him freeing her weak-willed sister from Alex. Lily agreed to see what kind of person Alex was before deciding whether to help Stamford or not.

And Lily found that Alex was unlikable. Therefore, she arranged plans to destroy her sister's marriage. Way you go, Lily! Hahaha... I liked all her plans. Wicked, cunning, and funny. She even kidnapped Alex's brother!

Lily was successful, of course. But, the angry Alex wanted to take a revenge. On the gambling table! One night with Lily vs money which Lily desperately needed for paying Giuseppe. And she lost.

Oh, my GOD! I was almost fainted with excitement. Hahahaha...

Okay, I won't tell the rest. 

Most of the time, in romance books I like heroes more than the heroines. But not with this book. I love Lily and adore her strong natures. She never gave up and that was what made Alex fall for her deeply. Ah, I just like the story.

My complaint is only for the last hundred pages. What started as interesting plots was gone. It was getting boring at the end, I'm not sure why. Maybe I just like the "chasing" part. After Lily and Alex married, the story didn't intrigue me anymore.

But still, it was an interesting read after all.

4/5

Sunday, 15 April 2012

Genesis


Judul : Genesis (Ther Melian #4)
Penulis : Shienny M. S.
Tebal : 536 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo

Saya tercengang, menganga dengan mulut lebar (lebay). Plot twist di buku keempat sekaligus buku terakhir dari seri Ther Melian ini bikin syok. Tapi dengan semua yang terjadi, cerita ini benar-benar menggambarkan dunia abu-abu. Semua tokohnya tidak ada yang seratus persen jahat. Mereka semua hanya berjuang demi kelangsungan hidup mereka masing-masing saja.

Dari awal, saya sudah menebak kalau Valadin pasti sudah melakukan kesalahan besar dengan mengumpulkan ketujuh Aether itu. Alasannya saya tidak tahu apa. Saya hanya menebak kalau mungkin kalau Aether itu dikumpulkan, dunia akan hancur karena tidak bisa menahan kedahsyatan kekuatan Aether tersebut.

Tidak terlalu meleset sih. Tapi ternyata ada yang lebih daripada itu. Ada seorang pengkhianat dari kelompok Valadin yang sejak awal memang ingin menyatukan ketujuh Aether. Untuk apa? Saya tidak bakal menceritakan bagian ini karena akan jauh lebih seru jika dibaca sendiri. 

Semua kenyataan itu membuat Valadin terpuruk dan malu. Namun penyatuan tujuh Aether itu mengancam kehancuran Terra, dunia setting cerita di buku ini. Karena itulah manusia, Elvar, bangsa Draeg semuanya bersatu untuk bersama-sama mempertahankan kelangsungan tempat tinggal mereka. Peperangan pun tak terhindarkan. Dan saya harus memuji penulis yang telah berhasil menggambarkan adegan perang beserta aksi tokoh-tokohnya yang banyak itu dengan sangat luar biasa. Saya sampai tegang sendiri saking jelasnya adegan itu di kepala saya seakan saya juga ikut bersama Vrey dan yang lainnya berperang melawan para Aether.

Nah, saya ini iseng sih waktu mau baca buku ini. Saya buka dulu halaman terakhir jadi saya sudah tahu kejutan apa yang bakal saya temukan di endingnya. Memang sih dari cover terlihat kalau Vrey bakal jadian sama Pangeran Leighton. Hanya saja bagian epilognya sengaja dipisah supaya mengecohkan pembaca agar mengira kalau ceritanya itu sad ending. Dan yang bikin saya kesal adalah karena saya sudah tahu bakal ada pengkhianat karena saya membaca judul-judul bab terlebih dahulu. Ada satu bab berjudul "Musuh Dalam Selimut" dan saya langsung menebak kira-kira siapa pengkhianatnya, antara Eizen dan Ellanese. Hampir benar dan juga salah sih. Ah, kesal karena nggak jadi kejutan pas baca (salah sendiri karena kepo).

Dan tokoh kesukaanku mati. Huwaaaaa... kakek tua pemarahku yang jago banget itu mati. 

Untuk Valadin, saya agak menyayangkan keputusannya untuk menghukum dirinya sendiri itu. Kesannya pengecut, namun justru itulah yang bikin saya merasa cerita ini perfect sekali. Saya kan memang suka cerita yang ada perpisahannya. Pas Valadin bilang ke Vrey, "Lupakan aku.", saya langsung memutuskan untuk kasih buku ini bintang lima. Eh, tapi sebenarnya saya memang sudah mau kasih bintang lima sejak awal. Saya itu paling suka sama sejarah. Waktu saya baca tentang awal pembentukan dunia Terra, saya sudah terpukau dan langsung nggak bisa berhenti baca sampai akhir.

Keren lah, pokoknya.

Terakhir, saya mau mengucapkan terima kasih buat Shienny M. S. karena sudah berhasil memberikan saya kesenangan membaca karangannya ini. Sampai pernah message di goodreads buat nawarin baca, saya jadi merasa terhormat sekali hehehehe... Anyway, terus menulis ya. Semoga cerita fantasi Indonesia bisa lebih maju lagi di masa depan! Yay!

Seri Ther Melian :
1. Revelation
2. Chronicle
3. Discord
4. Genesis

5/5

Sunday, 8 April 2012

Duh!


Frustrasi sebelum exam... *bang my head to the wall and/or table

Saya mau menghilang dulu supaya bisa belajar ujian. Akan kembali sekitar dua minggu lagi, hehehe...

Wish me luck!

:)


Thursday, 5 April 2012

Discord


Judul : Discord (Ther Melian #3)
Penulis : Shienny M. S.
Tebal : 522 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo

Covernya, cuy! Tampan sekali dikau, Pangeran Leighton. Hahaha...

Bersambung dari buku sebelumnya... Pengkhianatan Izahra membuat Valadin dan kawan-kawannya berhasil kabur. Sambil melarikan diri, mereka semua menghancurkan Kota Kuil dan seluruh penduduknya. 

Sementara itu, Vrey yang sedang berada di hutan menemui ayahnya. Mengetahui alasan di balik kepergian ayahnya, Vrey pun kecewa dan marah. Ia meninggalkan ayahnya di hutan dan kembali ke Kota Kuil hanya untuk menemukan kalau semuanya dalam keadaan kacau. Ia bertemu dengan Valadin yang berkata kalau Leighton mungkin sudah meninggal karena terjebak di dalam lorong yang terbakar. 

Vrey panik dan mencoba mencari Leighton ditemani oleh Putri Ashca. Betul, Leighton terluka dan sudah lemah karena ditusuk oleh Izahra sebelumnya. Dengan susah payah, Vrey memapah Leighton untuk keluar dari reruntuhan yang terbakar. Dan dalam keadaan terjebak, ayahnya datang mengorbankan diri untuk menyelamatkannya.

Dalam kesedihannya, Vrey memutuskan untuk menghentikan Valadin dan kawan-kawannya. 

Valadin kembali berpetualang. Ia ingin menaklukkan tiga Aether yang tersisa. Di sisi lain, Vrey dan teman-temannya juga menyiapkan rencana untuk menghentikan Valadin. Hanya sayang, dalam prosesnya mereka kehilangan dua korban.

Untuk menambah kegagalan tim Vrey, Valadin akhirnya berhasil memiliki ketujuh Aether dan siap menggunakannya untuk mendapatkan kekuatan terbesar.

Menurut saya, buku ketiga ini jauh lebih lemah dibandingkan buku pertama dan kedua. Alurnya jauh lebih lambat dan bertele-tele sekalipun saya tetap senang dengan kejutan kematian yang tak disangka di akhir itu. Membuat semuanya jauh lebih sedih dan kemarahan pun semakin berkobar. 

Namun beberapa bagian agak kepanjangan. Terutama adegan di Lautan Pasir untuk mendapatkan Aether Tanah. Tiga set ujian yang sama dalam medan yang berbeda. Kurang menantang, ah walau saya sangat suka bagian Eizen yang beradu mulut dengan Gnomus.

Di sini Leighton akhirnya beraksi juga. Ia menyatakan cinta ke Vrey! Akhirnya...

Untuk tokoh... saya paling suka Eizen! Ah, sudahlah. Tidak ada yang mengalahkan tokoh yang satu itu. Celotehan kakek tua pemarah satu ini bikin ngakak. Narsis dan sok. Ejekannya aneh-aneh. Cecunguk, lalat, entah apa lagi. Selain itu saya suka sama Karth yang diam-diam mematikan (saya memang selalu suka assasin sih sejak dulu). Dan Rion. Mata duitannya nggak sembuh-sembuh. Haha...

Hiya! Lanjut ke buku keempat langsung. Beginilah kalau sudah punya semua serinya, bacanya puas dan nggak perlu nunggu lama-lama.

4/5 

Tuesday, 3 April 2012

Surat Kecil Untuk Tuhan


Judul : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penulis : Agnes Davonar
Tebal : 228 halaman
Penerbit : Inandra Published

Buku ini diangkat dari kisah nyata seorang gadis yang menderita rhabdomyosarkoma. Penderitaan dan ketabahannya dalam menjalani penyakitnya itu telah membuat penulis rela menceritakan kisahnya.

Namanya Gita Sesa Wanda Cantika, dipanggil Keke. Dia hanyalah gadis remaja lain yang biasa saja. Namun suatu hari saat dokter memvonisnya dengan penyakit kanker langka yang sangat ganas, ia harus terpaksa kehilangan masa mudanya.

Kanker jaringan lunak ini muncul di bagian hidung dan menyebar cepat ke daerah mata. Opsi pertama adalah operasi, tapi operasi pengangkatan kanker itu harus membuat Keke kehilangan setengah bagian wajahnya. Karena tidak mau anaknya kehilangan kecantikannya, sang ayah mencoba mencari berbagai pengobatan alternatif sampai ke mana-mana. 

Oke. Ceritanya sederhana kan? Temanya tentang ketabahan menghadapi cobaan.

Saya tahu Agnes Davonar selalu saja mengecewakan saya dalam hal penulisan dan diksi. Tapi saya selalu tertarik membaca bukunya karena tema cerita yang diangkatnya selalu bagus. Saya sangat menyayangkan kisah nyata seperti ini harus disampaikan dengan bahasa yang buruk. Belum lagi typo yang tiada habisnya. POV juga tidak konsisten dan membuat saya kesal sendiri. Kisah sedih seperti ini malah jadi tak beremosi. Padahal cerita seperti ini sangat bisa memancing air mata dan menyentuh.

Di samping gaya bahasa, kelihatannya penyampaian juga kurang lengkap. Alurnya cepat sekalipun saya masih bisa melihat karakterisasi tokohnya. Saya sangat suka pada ayah Keke yang tidak pernah putus asa mencari pengobatan untuk anaknya. Saya selalu terharu melihat hubungan ayah dan anak perempuan seperti itu. Saat Keke mencoba kuat supaya ayahnya tidak menangis, saya bisa membayangkan betapa kejamnya cobaan yang mereka dapat. 

Selain itu, saya cukup suka dengan kehidupan Keke. Teman-teman, kakak, dan pacarnya baik semua. Betapa beruntung Keke bisa memiliki sekelumit kebahagiaan itu sebelum semuanya berakhir.

Buku ini telah difilmkan tahun lalu. Berikut saya pasang trailer-nya.


2/5

Charlie Bone And The Time Twister


Title : Charlie Bone And The Time Twister (The Children of The Red King #2)
Writer : Jenny Nimmo
Number of Page : 374
Publisher : Egmont Books Ltd

Charlie Bone started his new term hoping that there wouldn't be any strange things happened in his life. However, one day he saw a boy emerging in front of him. It was Henry Yewbeam, his great grandfather's brother who was lost many years ago.

It was found that Henry had traveled through time using the time twister. Many years before he made his cousin, Ezekiel Bloor angry. Ezekiel or Zeke was the one who gave the time twister to Henry, deliberately sent his cousin away.

Now that Henry met Charlie, he became Charlie's friend. But, the old Ezekiel knew Henry was back. He wanted to kill Henry and Charlie had to save him.

Once again Charlie had to face his enemy. The Bloors might want to eliminate him also.

Ah, it's more interesting than the first book. Now I know that the evil old man in the first book was Ezekiel Bloor. And I was caught surprised because I didn't expect that Charlie and The Bloors shared the same ancestor. There's even a family tree in the early page which depicts the long and complicated relationships between Charlie and the original founder of Bloor's Academy.

I like the ending for Henry. The meeting between him and his brother, James who was Charlie's great grandfather was quite touching. 

And by the way I still hate Grandma Bone and his sisters. I wanted to send thunderstorm to them, like Tancred did. How could they be so mean to their own grandson? Grr...

The writing is still unlikable, lack of descriptions here and there. But I think I am growing used to it, so it's okay.

3/5