Judul : Salt to the Sea
Penulis : Ruta Sepetys
Tebal : 391 halaman
Penerbit : Philomel Books
While the Titanic and Lusitania are both well-documented disasters, the single greatest tragedy in maritime history is the little-known January 30, 1945 sinking in the Baltic Sea by a Soviet submarine of the Wilhelm Gustloff, a German cruise liner that was supposed to ferry wartime personnel and refugees to safety from the advancing Red Army. The ship was overcrowded with more than 10,500 passengers — the intended capacity was approximately 1,800 — and more than 9,000 people, including 5,000 children, lost their lives.
Joana, a Lithuanian with nursing experience; Florian, a Prussian soldier fleeing the Nazis with stolen treasure; and Emilia, a Polish girl close to the end of her pregnancy, converge on their escape journeys as Russian troops advance; each will eventually meet Albert, a Nazi peon with delusions of grandeur, assigned to the Gustloff decks.
Joana, a Lithuanian with nursing experience; Florian, a Prussian soldier fleeing the Nazis with stolen treasure; and Emilia, a Polish girl close to the end of her pregnancy, converge on their escape journeys as Russian troops advance; each will eventually meet Albert, a Nazi peon with delusions of grandeur, assigned to the Gustloff decks.
Review:
Judul buku ini sedih sekali ya. Garam bagi air laut itu tidak berarti karena dia punya banyak. Di dalam kasus ini, kapal Wilhelm Gustloff dan penumpangnya juga tidak ada artinya. Mereka hanyalah korban yang akan ditelan oleh laut dan waktu.
Lalu kisah ini diceritakan dari sudut pandang empat anak muda yang punya masa lalu dan kehidupan yang keras. Sepanjang saya membaca buku ini, saya agak waswas dan takut jika harus dihadapkan pada kejadian mirip kapal Titanic. Apalagi setelah dibuat bersimpati pada nasib tokoh-tokoh utamanya.
Kejam memang hidup di masa perang. Orang-orangnya kuat banget. Saya sampai tidak tega sendiri. Kebetulan saya takut pada laut dan tragedi tenggelam seperti ini mengerikan sekali buat saya. Hopeless. Selain itu, saya suka sekali mengikuti sudut pandang masing-masing tokohnya terutama Emilia dan Albert. Hidup mereka lebih bikin penasaran dibandingkan dua oang yang lain.
Sebuah pengetahuan yang baru buat saya karena saya baru tahu soal keberadaan kapal tenggelam yang lebih banyak korbannya dibandingkan Titanic. Tragis sekali sih. Saya baca buku ini cepat sekali saking serunya. Recommended buat penggemar fiksi sejarah.
5/5
No comments:
Post a Comment