Friday 14 February 2020

Godsgrave


Judul : Godsgrave (The Nevernight Chronicle #2)
Penulis : Jay Kristoff
Tebal : 455 halaman
Penerbit : Harper Collins

Mia Corvere has found her place among the Blades of Our Lady of Blessed Murder, but many in the Red Church hierarchy think she's far from earned it. Plying her bloody trade in a backwater of the Republic, she's no closer to ending the men who destroyed her familia; in fact, she's told directly that Consul Scaeva is off limits. But after a deadly confrontation with an old enemy, Mia's suspicions about the Red Church's true motives begin to grow. 


Review:
Setelah menyelamatkan para mentor dari Red Church, Mia menjadi salah satu Blade yang dibutuhkan. Apalagi anggota Red Church yang masih hidup juga terbatas. Mia terus-terusan mendapatkan pekerjaan untuk membunuh dari atasan. 

Dalam salah satu tugasnya, ia bertemu dengan Ashlinn lagi. Dengan pengkhianatan Ashlinn di buku pertama, Mia sudah bersiap-siap untuk membalas dendam. Tapi... sesuatu yang dikatakan Ashlinn membuat Mia memikirkan ulang posisi dan tujuan hidupnya.

Buku kedua ini semakin memperluas dunia yang diciptakan oleh Jay Kristoff. Fokusnya tidak lagi di dalam Red Church, tapi di Kota Godsgrave. Dan Mia harus berjuang mati-matian untuk memenangkan pertandingan gladiator. Sumpah, keren dan seru banget. Jay Kristoff sangat hebat mendeskripsikan adegan aksi. Yang jelas penuh darah, gore, dan kekerasann. Pokoknya tidak ada sensornya. Belum lagi makian-makian di antara para budak di sekitar Mia. Nuansa kotor dan kejam di buku ini sangat kental sampai saya merasa masuk ke dalam dunianya secara penuh. 

Tantangan dan niat balas dendam Mia terkesan sangat mustahil di buku ini. Saya tidak bisa menebak apa-apa soal plot di buku ini. Tapi yang membuat saya sangat betah membaca buku ini adalah sosok Mia itu sendiri. Dia adalah narator utama dan begitu nyata dengan segala pikiran lemah dan rasa takutnya. Semua pilihan yang dibuatnya juga sangat manusiawi dan saya sangat salut sama tokoh satu ini. Pokoknya sebagai tokoh utama, Mia benar-benar sangat menonjol dengan karakter yang kuat. 

Endingnya kurang ajar loh. Menggantung dan bikin penasaran. Tidak terduga pula. Untung saja saya sudah punya buku ketiganya. 

Seri Nevernight ini memang bukan untuk semua orang. Bahasa penulisannya terkadang sulit untuk diikuti. Tapi serius. Kalau kamu pembaca yang sabar, buku ini beneran rewarding banget. Ceritanya astaga. Seru gila, Jantung nggak bisa berhenti dag dig dug. 

5/5

No comments:

Post a Comment