Thursday 22 August 2019

Words of Radiance


Judul : Words of Radiance (The Stormlight Archive #2)
Penulis : Brandon Sanderson
Tebal : 1310 halaman
Penerbit : Tor Fantasy

The Knights Radiant must stand again.

The ancient oaths have at last been spoken; the spren return. Men seek what was lost; I fear the quest will destroy them.

It is the nature of the magic. A broken soul has cracks into which something else can be fit. Surgebindings, the power of creation themselves; they can brace a broken soul, but they can also widen its fissures.

The Windrunner is lost in a shattered land, balanced upon the boundary between vengeance and honor. The Lightweaver, slowly being consumed by her past, searches for the lie she must become. The Bondsmith, born in blood and death, now strives to rebuild what was destroyed. The Explorer, straddling the fates of two peoples, is forced to choose between slow death and a terrible betrayal of all she believes.

It is past time for them to awaken, for the Everstorm looms.

And the Assassin has arrived.
 


Review:
Karena saya terpukau dengan buku pertamanya, saya langsung lanjut membaca buku ini. Saya terlalu penasaran untuk bisa menunggu. Padahal buku keempatnya saja belum terbit.


Begitu saya membaca halaman pertama, saya langsung masuk dengan mudah ke dalam cerita. Nuansa settingnya sangat menyenangkan dan sangat berbeda dari semua buku fantasi yang saya baca. Saya jadi kembali diingatkan kenapa saya suka sekali dengan seri The Stormlight Archive ini. 

Setelah membahas latar belakang Kaladin dengan detail di buku pertama, kini gantian Shallan. Ada banyak flashback yang membahas masa kecil Shallan yang misterius dan apa saja yang terjadi di dalam keluarganya yang broken. Di buku pertama, saya hanya menganggap Shallan sebagai karakter pelajar yang biasa saja. Cukup keras kepala dan punya konflik batin untuk membuat saya terus tertarik membaca soal dia. Di buku ini... karakter Shallan menjadi sangat kompleks. Dengan masa lalu buruk yang berusaha ditekannya, ia kerap kali memasang topeng ceria palsu yang membuat tokohnya sangat menarik. Entah kenapa saya suka sekali dengan karakter yang menyembunyikan banyak luka di balik setiap senyumnya. Interaksi Shallan dengan Adolin dan Kaladin juga sangat asyik diikuti. Mungkin itu sebabnya saya tidak begitu keberatan dengan plot buku ini yang lambat. Semua interaksi di antara tokohnya sangat nyata bahkan di tengah dunia yang jelas-jelas sangat fantasi.

Adolin menjadi sangat menonjol di buku ini. Sikap jujur, penyayang, dan baik hatinya agak membuat saya kasihan karena dia mencintai perempuan penuh rahasia seperti Shallan. Bahkan sejak awal saya sebenarnya merasa Shallan lebih cocok dengan Kaladin yang juga bukan karakter simple dan lurus saja. Tapi karena Kaladin bersikap penuh permusuhan, jelas saja Shallan akhirnya lebih dekat dengan Adolin. Sampai adegan di bawah jurang itu. Saya baru tahu kalau Brandon Sanderson bisa menuliskan dialog hati ke hati yang mengena banget di antara Kaladin dan Shallan. Natural banget. Siapa yang menyangka Brandon Sanderson bisa menuliskan cinta segitiga yang membuat saya tidak tega dengan ketiga anggotanya.

Jujur saja, saya masih lebih suka buku pertama dibanding buku kedua ini. Salah satu alasannya adalah karena Kaladin terkesan seperti tokoh yang tidak pernah salah. Adegan-adegan epik di mana dia menjadi penyelamat memang membuat saya tegang dan ingin bersorak, tapi saya agak merasa dia terlalu sering menjadi pahlawan. Terlalu mudah gitu.

Tapi, beneran deh. Konsep spren dan knight radiant super sangat keren. Saya selalu merasa dari buku pertama, ceritanya penuh dengan nuansa honor atau kehormatan. Dan ternyata karena memang ada alasannya. Sumpah lah... Sangat sesuai dengan life value saya yang paling favorit. Jleb di hati.

"Honor is dead. But I'll see what I can do." (quote yang mengawali adegan terkeren di buku ini, bahkan kalimat pertamanya sangat cocok dengan temanya)

Oh, ya. Saya tidak terlalu pintar menangkap sistem sihir Knight Radiant. Tapi begitu saya membaca penjelasannya, saya beneran merasa seperti baru dibukakan matanya. Luar biasa. Keren parah. Jadi, ternyata begitu caranya semua kekuatan itu bekerja. Setiap Knight Radiant punya julukan yang sesuai dengan sifat dan kekuatan mereka masing-masing. Kyaaaaaaaa!!!

5/5

No comments:

Post a Comment