Judul : Extremely Loud and Incredibly Close
Penulis : Jonathan Safran Foer
Tebal : 326 halaman
Penerbit : Penguin
Nine-year-old Oskar Schell is an inventor, amateur entomologist, Francophile, letter writer, pacifist, natural historian, percussionist, romantic, Great Explorer, jeweller, detective, vegan, and collector of butterflies. When his father is killed in the September 11th attacks on the World Trade Centre, Oskar sets out to solve the mystery of a key he discovers in his father's closet. It is a search which leads him into the lives of strangers, through the five boroughs of New York, into history, to the bombings of Dresden and Hiroshima, and on an inward journey which brings him ever closer to some kind of peace.
Review:
Buku ini memang sesuai dengan judulnya. Berisik (loud) banget. Dituliskan dari sudut pandang anak umur 9 tahun, buku ini bercerita tentang petualangan Oskar mencari barang yang bisa dibuka dengan kunci yang ditemukannya secara tidak sengaja di rumahnya.
Sebenarnya ceritanya bagus. Saya mengerti kenapa Oskar obsesif sekali dengan kunci itu. Ia menyayangi ayahnya dan belum siap menerima kalau ayahnya sudah meninggal. Karena kunci itu ditemukannya di kamar ayahnya, ia pikir kunci ada hubungannya dengan kematian ayahnya. Tapi sesungguhnya, Oskar hanya tidak ingin lepas dari kenangan ayahnya.
Pada awalnya, saya berpikir pasti ceritanya sedih. Namun sayangnya, penuturan Oskar membuat saya tidak bisa menikmati membaca buku ini. Kalimat-kalimatnya sangat random dan terkadang tidak ada artinya. Saya mengerti kalau Oskar adalah anak kecil. Tapi di beberapa bagian Oskar malah terkesan tua dan terlalu dewasa daripada anak seumurnya. Ia juga sering mempertanyakan hal-hal absurd yang tidak menarik minat saya.
Petualangan Oskar sendiri sangat monoton karena ia mengunjungi satu per satu orang yang mungkin tahu soal kunci itu. Saya memperhatikan kalau banyak dari orang-orang yang dikunjungi Oskar ternyata hidupnya kesepian. Mereka merasa sangat senang mendapatkan tamu dan teman seorang anak kecil.
Oskar tidak sendirian. Ia ditemani detektif tua yang tinggal di lantai atas apartemennya. Hanya dengan modal kata "Black" yang terdapat di amplop pembungkus kunci itu, ia nekad menyelidiki. Ia menebak kalau "Black" adalah nama marga. Dan sesuai judulnya, benda yang dicari Oskar ternyata sangat dekat (close).
Oskar tidak sendirian. Ia ditemani detektif tua yang tinggal di lantai atas apartemennya. Hanya dengan modal kata "Black" yang terdapat di amplop pembungkus kunci itu, ia nekad menyelidiki. Ia menebak kalau "Black" adalah nama marga. Dan sesuai judulnya, benda yang dicari Oskar ternyata sangat dekat (close).
Saya tidak terlalu peduli dengan petualangan Oskar. Yang menarik perhatian saya adalah kisah kakek dan nenek Oskar yang dituturkan dengan sangat unik menggunakan bantuan dari jurnal harian sang kakek. Kebetulan kakek Oskar ini bisu dan membuat tato "Yes" dan "No" di kedua telapak tangannya. Hubungan nenek kakek Oskar ini membuat saya sedih. Mereka sempat berpisah sebelum akhirnya bersatu kembali setelah sang kakek bertemu dengan Oskar. Menurut saya bagian ini keren.
Cukup menghibur dengan tokoh-tokohnya yang agak tidak biasa. Terutama si Oskar yang cerewet, berani, dan lucu. Bisa-bisanya dia merayu wanita dewasa, hahaha...
Oh, ya. Novel ini sudah diadaptasikan ke dalam film. Tapi saya belum nonton sih. Berikut trailer-nya.
Oh, ya. Novel ini sudah diadaptasikan ke dalam film. Tapi saya belum nonton sih. Berikut trailer-nya.
3/5
Salam kenal...
ReplyDeleteSaya pernah punya buku ini, setelah dibaca isinya tidak sesuai dengan espektasi saya, isinya cukup membingungkan, akhirnya saya kasi ke teman yang ingin memiliki buku ini. Ternyata lebih mudah memahami bentuk filmnya dari pada bukunya...
http://jasminehamd.blogspot.com/
iya, saya juga sempat bingung di awal-awal. Apalagi loncat-loncat ke masa lalu tanpa penjelasan. Baru ngerti setelah di tengah-tengah.
Delete