Judul : Until You (Westmoreland #3)
Penulis : Judith McNaught
Tebal : 600 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Sheridan Bromleigh, guru gadis-gadis kaya, dibayar untuk menemani salah seorang muridnya, Charise Lancaster, ke Inggris untuk bertemu tunangannya. Ketika muridnya kabur bersama pria asing, Sheridan tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada tunangan Charise, Lord Burleton.
Berdiri di dermaga, Stephen Westmoreland, Earl of Langford, mengira wanita yang berjalan ke arahnya adalah Charise Lancaster—dan Stephen siap menjelaskan bahwa Lord Burleton mengalami kecelakaan fatal semalam. Namun malang bagi wanita tersebut, muatan kargo membentur kepalanya dan dia pingsan!
Sheridan siuman di mansion Westmoreland tanpa ingatan akan siapa dirinya: satu-satunya petunjuk tentang masa lalunya adalah fakta membingungkan bahwa semua orang memanggilnya Miss Lancaster. Namun, yang diyakininya hanyalah ia jatuh cinta pada seorang earl Inggris yang rupawan...
Berdiri di dermaga, Stephen Westmoreland, Earl of Langford, mengira wanita yang berjalan ke arahnya adalah Charise Lancaster—dan Stephen siap menjelaskan bahwa Lord Burleton mengalami kecelakaan fatal semalam. Namun malang bagi wanita tersebut, muatan kargo membentur kepalanya dan dia pingsan!
Sheridan siuman di mansion Westmoreland tanpa ingatan akan siapa dirinya: satu-satunya petunjuk tentang masa lalunya adalah fakta membingungkan bahwa semua orang memanggilnya Miss Lancaster. Namun, yang diyakininya hanyalah ia jatuh cinta pada seorang earl Inggris yang rupawan...
Review:
Seperti biasa, Judith McNaught tidak pernah mengecewakan. Saya sudah menyukai dua buku seri Westmoreland sebelumnya. Pada awalnya saya berpikir mungkin kali ini saya akan sedikit kecewa dengan karya si penulis karena tampaknya seri Westmoreland ketiga ini agak lemah dan ratingnya lebih rendah.
Ternyata saya tetap jatuh cinta dengan buku ini. Sheridan benar-benar tokoh yang sangat lovable dan saya bersimpati sekali dengan nasibnya yang agak sial. Saya suka dengan pembawaannya yang lincah dan periang walaupun dia hanya seorang pendamping. Apalagi dengan latar belakang dan kisah masa kecilnya di awal buku. Saya suka sekali dengan sikap polos dan lucu Sheridan selama masa petualangannya bersama tiga orang lain : ayahnya, penjudi Spanyol, dan orang Indian yang jago berkuda.
Stephen di buku sebelumnya lebih nakal dan jahil. Tapi saya tidak menyangka kalau dia berubah banyak di sini. Di akhir buku kedua, seorang kerabat jauh mewariskan harta dan gelarnya pada Stephen. Yang tadinya hanya seorang bujangan tampan biasa saja, ia kini diburu seluruh wanita yang ingin menikah. Belum lagi ia ditipu oleh satu-satunya wanita yang dicintainya. Jadilah manusia bitter yang memandang buruk wanita.
Khas Judith McNaught, ada kesalahpahaman besar pasti. Tapi kalau di sini, kesalahpahamannya lebih karena nasib sial. Stephen menabrak Burleton hingga meninggal dan harus mengumumkan kematian Burleton pada calon tunangan pria itu yang akan datang dari Amerika. Sheridan mendampingi tunangan Burleton ke Amerika tapi sayangnya si tunangan manja itu malah kawin lari sama kapten kapal mereka. Keduanya bertemu dan kebetulan sebuah kargo jatuh ke atas kepala Sheridan sehingga gadis itu hilang ingatan. Stephen mengira Sheridan adalah tunangan Burleton sementara Sheridan tidak tahu dirinya siapa. Tapi yang jelas keduanya saling mencintai.
Manis. Itulah pendapat saya tentang hubungan mereka berdua. Stephen ini baik banget, sementara Sheridan juga malu-malu gitu. Ih, unyu dah. Tapi saya agak kecewa karena sampai akhir si Stephen tidak pernah mengucapkan kata cinta sama sekali. Takut ditipu lagi. Untungnya, Sheridan sudah tahu dari segala tanda yang diberikan Stephen.
Buku ini punya keistimewaan tersendiri karena memunculkan Clayton dan Whitney dari buku sebelumnya, juga pasangan lain dari buku-buku Judith McNaught. Semua tokoh yang muncul cukup berperan penting dalam menyatukan Stephen dan Sheridan. Lucu banget, pokoknya. Terutama dialog antarpria di meja judi (ada satu yang sumpah bikin aku ngakak saking lucunya melibatkan Duke of Spinster dan Nicholas du Ville, cuma kalau ditulis terlalu panjang) dan Miss Charity. Miss Charity ini mantap banget deh. Pura-pura goblok dan diremehkan. Tapi jangan salah. Dia lebih hebat dari semua orang. Dan yang pertama kali sadar soal itu adalah Nicholas du Ville, tokoh paling apes di seri Westmoreland. Ga dapet Whitney, ga dapet Sheridan, dicemburui Clayton, ditinju Stephen, ga dapet cewek pula. Tapi dia punya novela sendiri ternyata yang pasti akan saya baca.
Seri historical romance terkeren dan terbagus menurut saya. Tapi tetap saja Whitney, My Love is the best of the three.
Westmoreland Series:
3. Until You
5/5
No comments:
Post a Comment