Thursday, 14 March 2013

Ayah, Mengapa Aku Berbeda?


Judul : Ayah, Mengapa Aku Berbeda?
Penulis : Agnes Davonar
Tebal : 229 halaman
Penerbit : Inandra/IntiBook Publishing

Ayah, mengapa aku berbeda? Adalah sebuah kisah perjuangan hidup Angel, gadis cilik tunarungu yang cacat sejak dilahirkan. Ibunya meninggal ketika ia terlahir dan ayahnya kemudian menjadi orang tua tunggal yang merawatnya dengan tulus. Walau Angel tidak bisa mendengar apapun di dunia ini? Ayahnya berusaha membuatnya mandiri dan hidup dalam keadaan seperti anak-anak normal lainnya.

Angel yang dianggap cacat harus berjuang keras untuk dapat diterima dalam sekolah umum. Selain itu, ia harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua orang mau menerima kehadirannya. Sekali pun harus menderita untuk mengejar pendidikan oleh hinaan dan caci maki sekitarnya, Angel tidak menyerah. Di saat bersedih, ia menemukan sesuatu dalam hidupnya. Angel memiliki bakat bermain piano walau mustahil baginya untuk mendengar apa yang ia mainkan sendiri.

Kini Angel percaya, bahwa Tuhan menciptakannya ke dunia ini dengan suatu tujuan? Tujuan yang harus ia perjuangkan dengan keterbatasan fisiknya. Bagaimana Angel membuktikan kepada dunia tentang perjuangan hidupnya?

Review:
Saya selalu suka tema dan cerita yang dibawakan oleh Agnes Davonar. Saya tahu dia adalah penulis blog yang sangat terkenal, tapi saya belum pernah membaca tulisan di dalam blognya. 

Setelah menyukai beberapa karyanya sebelumnya, saya terus memutuskan untuk mengikuti karya-karyanya yang lain. Memang, saya selalu kecewa dengan cara penulisan dan diksi dalam buku-buku Agnes Davonar. Tapi saya suka ceritanya sih. Jadi, ya sudahlah.

Kali ini ceritanya mengenai gadis tunarungu. Tampaknya si Agnes Davonar suka sekali tokoh yang punya penyakit atau cacat. Kita akan melihat perjuangan seorang Angel yang tidak mudah untuk bisa menjadi pianis. Terus terang saya merasa aneh. Bagaimana seseorang yang tidak bisa mendengar bisa bermain piano? Tapi ini hanyalah fiksi, di mana bakat dan perasaan bisa membuat seseorang memiliki insting yang kuat dalam musik.

Saya suka dengan kisah ayah dan ibu Angel. Rasanya seperti membaca novel lama, pernikahan yang tak disetujui orang tua dan berakhir tragis. Saya cukup tertohok (jiahh, bahasanya) dengan nasib sang ayah yang super baik itu. Belum lagi saat dia sadar kalau Angel tuli. 

Kisah perjuangan Angel sendiri cukup dramatis. Inilah yang bikin saya betah banget sama karya-karya Agnes Davonar. Tokoh jahatnya menggigit banget sampai bikin saya kesal setengah mati. 

Oh, sebagai tambahan. Ada kesalahan mengenai alasan medis dalam kematian ibu Angel. Ibu Angel meninggal karena darahnya dan darah Angel memiliki Rhesus yang berbeda. Dalam kedokteran kondisi ini dinamakan erythroblastosis foetalis atau haemolytic disease of newborn. Rhesus yang berbeda, di mana seorang ibu memiliki Rhesus negatif dan si anak Rhesus positif, tidak akan pernah membahayakan nyawa sang ibu. Kondisi seperti ini hanya akan menyerang sang bayi karena darah sang ibu yang tidak memiliki Rhesus menganggap Rhesus sang bayi sebagai benda asing sehingga darah sang ibu membentuk antibodi untuk menyerang Rhesus si bayi. Inilah yang menyebabkan nyawa bayi itu terancam. Dan kondisi seperti ini hanya terjadi pada anak kedua dan seterusnya karena pembentukan antibodi itu belum selesai saat kelahiran bayi pertama. Jadi, tidak mungkin ibu Angel meninggal gara-gara itu. 

Tapi, ya sudahlah. Saya terima saja deh. Lagipula pesan yang ingin disampaikan penulis dari ceritanya bukan soal medis. Cuma lain kali sebaiknya penulis harus meriset lebih teliti lagi. Kalau orang awam yang baca sih nggak masalah, kalau pembacanya model saya yang punya background medis kan jelas nggak bisa ditipu (ih, belagu amat sih reviewer satu ini =.=).

Saya mau kasih 4 bintang, tapi karena diksinya jelek jadi turunin saja deh ratingnya. 

Selanjutnya saya pasang trailer film adaptasi novel ini. Cukup menarik tampaknya, hehehe...



3/5

4 comments:

  1. tentang tokoh Angel yang tuna rungu, mungkin penulis terinspirasi dari komposer tuna rungu terkenal: Ludwig van Beethoven :)

    ReplyDelete
  2. belum pernah baca Agnes Davonar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, cobain biografi oei hui lan aja deh, mas :D

      Delete