Judul : A Kingdom of Dreams (Westmoreland #1)
Penulis : Judith Mcnaught
Tebal : 600 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jennifer Merrick, putri
tertua bangsawan Skotlandia, diculik Royce Westmoreland, kesatria
Inggris yang dikenal karena kekejamannya dalam perang. Namun itu tidak
berarti Jennifer mau menyerah dengan mudah terhadap pria itu. Ia pun
mencoba segala cara demi meloloskan diri dari cengkeraman pria yang
dijuluki sebagai Black Wolf itu. Sayangnya, takdir tak berpihak pada
Jennifer. Setelah berhasil meloloskan diri, ia malah diperintahkan
menikah dengan Royce demi perdamaian antara Skotlandia dan Inggris.
Jennifer yang awalnya sangat marah mulai luluh oleh sisi-sisi tak terduga suaminya. Perasaan cinta pun mulai tumbuh di hati Jennifer. Namun ketika harus memilih antara cintanya terhadap suami dan kesetiaan terhadap negara, manakah yang harus dipilih Jennifer?
Jennifer yang awalnya sangat marah mulai luluh oleh sisi-sisi tak terduga suaminya. Perasaan cinta pun mulai tumbuh di hati Jennifer. Namun ketika harus memilih antara cintanya terhadap suami dan kesetiaan terhadap negara, manakah yang harus dipilih Jennifer?
Review:
Saya tidak bisa objektif kalau membuat review karangan Judith Mcnaught (memangnya ada review yang objektif? =.=). Masalahnya, dia itu penulis historical romance favorit saya. Sejak membaca Something Wonderful, saya langsung tahu kalau pengarang ini tipe saya banget. Terbukti dengan buku selanjutnya yang saya baca, yaitu Whitney, My Love yang jadi salah satu buku favorit saya. Dan buku ini juga.
Kalau bahas ceritanya, saya rasa sudah jelas sih seperti sinopsis yang tertera di atas. Saya bahas saja kenapa saya suka sama buku Judith Mcnaught: soalnya karangan dia panjang, banyak salah pahamnya, banyak dramanya, banyak adegan yang bikin gemes, dan dialog antartokoh utamanya sangat lucu dan mengena di hati (cieeeee). Intinya, novel karangan Judith Mcnaught pasti bikin cape hati bacanya. Dan memang novel seperti itulah tipe saya. Saya suka novel yang bikin saya tenggelam dengan ceritanya, sangat suka/benci sama tokohnya, dan ada adegan lebay yang bikin mata saya terbuka lebar (maaf, penggambarannya agak aneh hahaha...).
Di Whitney, My Love, saya jatuh cinta dengan tokoh Clayton Westmoreland walaupun sebenarnya kalau dipikir-pikir lagi dia itu jahat banget sama si Whitney. Tapi cara dia menghadapi Whitney di awal-awal masa pendekatan mereka bikin saya tersentuh. Saya itu paling suka hero yang bisa menghargai kecerdasan heroine-nya dan nggak marah kalau kalah. Biasanya kan hero suka marah kalau harga dirinya sebagai cowok jatuh. Semacam itulah.
Sedangkan Royce Westmoreland... dia itu bangkit dari hidupnya yang susah dan menjadi salah satu orang kepercayaan raja. Walaupun dia itu penuh kekuasaan dan ditakuti semua orang, ternyata dia itu tidak kejam seperti apa kata rumor. Dia hanya menciptakan rumor itu supaya semua musuhnya takut dan tidak percaya diri sehingga mudah dikalahkan. Dialognya dengan Jennifer di awal-awal bikin saya ngakak dan sedih sekaligus. Dari kata-katanya, saya bisa menangkap betapa sayangnya si Royce sama si Jennifer. Aihhh...
Terus, entah kenapa Judith Mcnaught itu suka sekali bikin karakter cewek yang hidupnya menderita namun tidak merasa kalau keadaannya itu agak menyedihkan. Dengan polos dan santai, Jennifer masih percaya kalau ayahnya itu baik dan ia terus-menerus berusaha memenangkan hati ayahnya. Gimana, ya? Kasihan saja, pokoknya. Jennifer membenci Royce karena dia musuh ayahnya. Sebelum menikah, ayahnya mendiktekan rencana untuk menjatuhkan Royce dan Jennifer setuju saja demi membela sukunya dan membanggakan si ayah. Padahal si ayah itu hanya memanfaatkan Jennifer, malah dia benci dan jijik karena Jennifer mau-maunya dinodai oleh si Royce. Bahkan sampai akhir pun, si Jennifer masih membenci Royce dan dia mempermalukan Royce di depan seluruh rakyat Inggris dengan terang-terangan memihak Skotlandia. Tapi Royce masih tetap menepati janjinya. Aduh, paling nggak tahan sama hero yang menghormati keinginan ceweknya...
Dan akhirnya Jennifer terpaksa harus memilih. Keluarga dan sukunya atau Royce, tidak bisa dua-duanya. Yah... saya selalu suka tema pengorbanan dan bittersweet ending. Jadi, sudah pasti lima bintang. Tidak kurang dari itu.
Seperti yang sudah ditulis di atas, review ini sangat tidak objektif, kacau, dan ditulis oleh fans yang agak fanatik. Gyahahaha... Tapi, saya harap kalian yang butuh rekomendasi buku historical romance bisa menilai sendiri: apakah buku ini sesuai dengan selera atau tidak.
5/5
mkasih om,,
ReplyDeleteIt's going to be ending of mine day, except before ending I am reading this impressive post to improve my knowledge.
ReplyDeleteFeel free to visit my blog post - home cellulite treatment