Thursday 13 September 2012

The Witch of Portobello


 Judul : The Witch of Portobello
Penulis : Paulo Coelho
Tebal : 312 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Mengisahkan Sherine Khalil, anak Gipsi yang diadopsi oleh pasangan Lebanon. Sejak kecil dia selalu berbeda. Ia memiliki indra keenam, bisa melihat malaikat, dan kata-kata yang mengalir dari mulutnya seakan bukan berasal dari anak kecil.

Sebuah panggilan misterius...

Sherine mengganti namanya menjadi Athena. Dia digambarkan sebagai gadis yang sangat eksotik dan menarik. Tidak aneh saat seorang pria mendekatinya di usianya yang masih muda. Mereka menikah muda sekalipun orang tua Sherine tidak setuju. Dari pernikahan itu lahir seorang anak. Sherine meyakini kalau dirinya terpanggil untuk mendidik seorang anak dan bukannya belajar. Jadi, itulah yang ia lakukan dengan serius sehingga melupakan suaminya sendiri. Sang suami yang kecewa pun meminta cerai darinya.

Ambisi dan harapan...

Sherine ingin kehidupan yang lain. Ia butuh sesuatu yang dirindukan hatinya dan ia percaya jawabannya ada pada ibu kandungnya. Pencarian yang dilakukannya membuatnya mengenal suatu sisi lain dari kehidupan. Bahwa kepuasan tertinggi terjadi dalam segala hal yang dilakukan dengan sepenuhnya. Bahwa Tuhan ada dalam musik, lukisan, perjalanan, dan segalanya.

Dan dia adalah Athena, penyihir dari Portobello...

Athena melupakan orang tua angkatnya, melupakan segalanya hanya demi pemenuhan dirinya sendiri. Ia bahkan berhasil mengumpulkan pengikut yang menyembahnya sebagai dewi penyelamat. Ia dikecam dan dihina, namun ia tetap ngotot mempertahankan kepercayaannya.

Sampai akhirnya, Athena dibunuh...

Kesan:
Satu hal yang terpikir di otak saya mengenai Athena adalah kalau dia adalah orang yang sangat bodoh. Oke, saya mengagumi keteguhan hatinya dalam mengejar kepercayaannya. Tapi tetap saja itu namanya bodoh. Menurut saya, hidup bukan hanya tentang diri sendiri. Masih ada orang tua dan teman-teman yang harus dihormati. Athena tidak hanya mengabaikan orang tuanya dan tanggung jawabnya. Ia bahkan mempermainkan perasaan orang lain, di antaranya wartawan yang mencintainya dan juga pacar wartawan itu yang telah mempercayai Athena dengan segenap hati.

Buku ini membicarakan agama dengan cukup kuat, terutama menceritakan orang-orang fanatik yang ekstrim. Karena saya tidak pernah suka agama, saya selalu menganggap orang-orang fanatik itu tidak ada kerjaan. Masih ada hal lain di dunia ini yang bisa dilihat dan dipelajari. Dan buat apa sih mengurusi kepercayaan orang lain? Lebih baik waktu luang digunakan untuk berbuat kebaikan pada orang lain saja (jangan mencontoh kejadian di Indonesia yang mencerca kedatangan seorang artis).

Gaya bercerita disampaikan secara flashback dari orang-orang yang mengenal Athena. Saya suka dengan gaya bercerita seperti ini karena pada awalnya segalanya terasa acak sebelum akhirnya semuanya menyatu menjadi sebuah kisah. Seperti mengumpulkan puzzle.

Cerita ini unik walaupun saya tidak setuju dengan isinya. Endingnya menurut saya kurang dijelaskan. Kenapa tiba-tiba tokoh yang tidak pernah ada sebelumnya muncul? 

4/5


No comments:

Post a Comment