Judul : The Madness of Lord Ian Mackenzie (Mackenzies & McBrides #1)
Penulis : Jennifer Ashley
Tebal : 305 halaman
Penerbit: Berkley
The year is 1881. Meet the Mackenzie family--rich, powerful, dangerous, eccentric. A lady couldn't be seen with them without ruin. Rumors surround them--of tragic violence, of their mistresses, of their dark appetites, of scandals that set England and Scotland abuzz.
The youngest brother, Ian, known as the Mad Mackenzie, spent most of his young life in an asylum, and everyone agrees he is decidedly odd. He's also hard and handsome and has a penchant for Ming pottery and beautiful women.
Beth Ackerley, widow, has recently come into a fortune. She has decided that she wants no more drama in her life. She was raised in drama--an alcoholic father who drove them into the workhouse, a frail mother she had to nurse until her death, a fussy old lady she became constant companion to. No, she wants to take her money and find peace, to travel, to learn art, to sit back and fondly remember her brief but happy marriage to her late husband.
And then Ian Mackenzie decides he wants her.
The youngest brother, Ian, known as the Mad Mackenzie, spent most of his young life in an asylum, and everyone agrees he is decidedly odd. He's also hard and handsome and has a penchant for Ming pottery and beautiful women.
Beth Ackerley, widow, has recently come into a fortune. She has decided that she wants no more drama in her life. She was raised in drama--an alcoholic father who drove them into the workhouse, a frail mother she had to nurse until her death, a fussy old lady she became constant companion to. No, she wants to take her money and find peace, to travel, to learn art, to sit back and fondly remember her brief but happy marriage to her late husband.
And then Ian Mackenzie decides he wants her.
Review:
Kalau jujur sih, historical romance itu kayak junk food buat saya. Apalagi kalau sedang mengejar target baca buku di akhir tahun. Mudah dicerna dan diselesaikan dengan cepat. Cuma saya seringnya tidak bisa menemukan penulis yang pas. Saya tertarik dengan buku ini juga cuma karena premisnya yang menyebutkan si Ian Mackenzie itu autistik. Saya sebenarnya sih waswas dengan isi cerita dan gaya bahasa penulis. Kan penulis romance itu kebanyakan bahasa penulisannya kurang bagus.
Tapi kekhawatiran saya menghilang begitu saya menyelesaikan satu bab. Bagus juga ternyata. Saya bahkan cukup penasaran ingin tahu cerita di balik kakak-kakaknya si Ian. Ada sih bagian yang tidak saya sukai. Terutama penjelasan soal fisik yang berlebihan. Kenapa sih romance harus menyebutkan fisik selebay itu? Kan kedua tokoh utama bukan dewa atau apa. Geli jadinya. Ada alasan kenapa saya suka Julia Quinn, Lisa Kleypas, dan Judith McNaught. Mereka tidak membuat saya tidak nyaman dengan deskripsi fisik yang muncul terus-terusan.
Di luar semua itu, saya suka karakter Ian dan Beth. Hubungan mereka juga sehat, penuh rasa percaya. Ya, memang si Ian autistik dan suka aneh gitu. Tapi bisa dimaklumi sekali.
Kalau jujur sih, historical romance itu kayak junk food buat saya. Apalagi kalau sedang mengejar target baca buku di akhir tahun. Mudah dicerna dan diselesaikan dengan cepat. Cuma saya seringnya tidak bisa menemukan penulis yang pas. Saya tertarik dengan buku ini juga cuma karena premisnya yang menyebutkan si Ian Mackenzie itu autistik. Saya sebenarnya sih waswas dengan isi cerita dan gaya bahasa penulis. Kan penulis romance itu kebanyakan bahasa penulisannya kurang bagus.
Tapi kekhawatiran saya menghilang begitu saya menyelesaikan satu bab. Bagus juga ternyata. Saya bahkan cukup penasaran ingin tahu cerita di balik kakak-kakaknya si Ian. Ada sih bagian yang tidak saya sukai. Terutama penjelasan soal fisik yang berlebihan. Kenapa sih romance harus menyebutkan fisik selebay itu? Kan kedua tokoh utama bukan dewa atau apa. Geli jadinya. Ada alasan kenapa saya suka Julia Quinn, Lisa Kleypas, dan Judith McNaught. Mereka tidak membuat saya tidak nyaman dengan deskripsi fisik yang muncul terus-terusan.
Di luar semua itu, saya suka karakter Ian dan Beth. Hubungan mereka juga sehat, penuh rasa percaya. Ya, memang si Ian autistik dan suka aneh gitu. Tapi bisa dimaklumi sekali.
Tadinya ini cuma percobaan, tapi saya jadi mau baca buku-buku lanjutannya soal kakak-kakaknya si Ian. Berarti si Jennifer Ashley sukses membuat saya penasaran. Hahaha...
4/5
No comments:
Post a Comment