Thursday, 26 December 2019

Crystal Storm


Judul : Crystal Storm (Falling Kingdom #5)
Penulis : Morgan Rhodes
Tebal : 379 halaman
Penerbit : Razorbill

An epic clash between gods and mortals threatens to tear Mytica apart . . . and prove that not even the purest of love stands a chance against the strongest of magic.

MAGNUS and CLEO are forced to test the strength of their love when Gaius returns to Mytica claiming he's no longer the King of Blood but a changed man seeking redemption.

LUCIA, pregnant with the child of a Watcher, has escaped the clutches of the unhinged fire god. Her powers are dwindling as she goes forth to fulfill a prophecy that will keep her baby safe . . . but could mean her demise.

JONAS treks back to Mytica with a plan to overtake Amara, but fate takes hold when he runs into the beautiful Princess Lucia and joins her on her perilous journey.

AMARA has taken the Mytican throne, but with no way to unleash the water magic trapped within her stolen crystal, she'll never be able to seize glory and get sweet revenge.

And what kind of darkness will descend--and who will be safe--after Prince Ashur reveals the dangerous price he paid to cheat death?


Review:

Warning: Spoiler!

Jujur, plot di buku ini super out of nowhere. Kalau bukan karena saya sudah suka sama tokoh-tokohnya, saya mungkin bakal mengerutkan dahi sepanjang membacanya.

Yang menurut saya kacau di buku ini adalah keberadaan Taran (saudara kembar Theon) dan nenek Magnus yang masih hidup. Ashur dan ayah Magnus juga masih hidup pula karena sihir yang konyol. Seri ini cukup tega membunuh karakter-karakternya, tapi kenapa semua orang hidup kembali begini? 

Saya harus mengakui pertemuan di antara pihak-pihak yang saling bermusuhan itu sangat lucu. Mereka bisa saling menghina, namun terpaksa bekerja sama untuk berhadapan dengan musuh besar yang sama: Amara dan Kyan. 

Di buku ini saya mulai cukup simpatik sama Lucia. Tapi sifatnya tetap saja menyebalkan. Sewaktu dia berpetualang bersama Jonas, saya jadi merasa kasihan ke Jonas. Soalnya Lucia kasar banget. Oh, ya. Jonas dan kemampuan sihir yang muncul di dalam dirinya itu beneran tiba-tiba banget. Tapi alasannya masih bisa diterima sih.

Saya masih tetap suka dengan Magnus dan Cleo. Keduanya masih konsisten, walaupun masih saling menyakiti satu sama lain. Beberapa kali saya menangis karena dialog penuh perasaan di antara mereka. Saya suka bagaimana Magnus selalu mengeluarkan komentar sarkastis yang tepat dengan keadaan. Sumpah, lucu banget. Saya juga suka sama Jonas yang sejujurnya paling berkepala dingin dan masuk akal di buku ini. Dia dan Felix juga cukup menghibur. Sementara itu, Nic, Ashur, Taran, Raja Gaius, Olivia semuanya tidak penting menurut saya. Mungkin karena saking banyaknya karakter, penulis tidak bisa memfokuskan diri untuk mengembangkan karakter mereka masing-masing. Apalagi plot harus terus berjalan. Karakter-karakter itu dikorbankan demi plot yang cepat. 

Endingnya astaga. Cukup bikin kesal karena pihak yang jahat bisa unggul sejauh itu. Dan bagian Magnus di akhir itu.... Kejam sih. Tapi karena dia tokoh utama, saya tidak begitu cemas. Lagipula penulis tidak mungkin membunuh karakter itu.

4/5


No comments:

Post a Comment