Thursday 22 September 2011

Heaven on Earth


Judul : Heaven On Earth 
Penulis : Kaka HY
Penerbit : Gagasmedia
Resensi :
Tak terhitung sudah berapa kali ini terjadi...

Jatuh dan membuatku merasa kecil di dunia ini. Kecewa dan membuatku berhenti untuk percaya orang lain. Dikhianati dan membuatku pesimis terhadap cinta. Seperti burung kecil yang baru terbang, dunia menyuruhku untuk belajar semua hal dalam waktu singkat. Aku dipaksa untuk menentukan segala-segalanya seorang diri. Tiba-tiba saja, hidup dewasa tidak semenyenangkan di pikiranku selama ini.

Tapi kau selalu siap berdiri di belakangku...

Kau tetap menyemangati dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tak putus-putusnya yakin aku bisa mencapai apa pun yang kuinginkan di saat yang lainnya benar-benar meragukanku. Kau membuatku merasa berharga.

Jujur saja, aku lelah berjuang terus. Tapi demi dirimu aku belum akan menyerah dulu. Mungkin aku harus berusaha lebih keras. Mungkin aku harus mencoba sekali lagi - entahlah. Aku tidak akan mengeluh.

Kau membuatku sadar...,
ternyata sejak awal, aku tak pernah dibiarkan sendiri.


Saya tidak akan pernah merekomendasikan buku ini pada penggemar teenlit. Isinya tidak fokus. Semua konfliknya tanggung. Mau dibilang soal cinta ya bukan, mau dibilang soal keluarga juga nggak begitu bagus. Selain itu, sinopsis di belakang buku sama sekali tidak ada hubungannya dengan isi cerita. 

Oke, memang ceritanya mudah dimengerti. Tentang masalah beberapa remaja yang memang mungkin terjadi. Perceraian, mengurus adik karena tidak ada pembantu, ayah ingin menikah lagi, whatever... Sangat sehari-hari, begitulah. Tapi untuk dijadikan novel? Kurang dramatis. Penyelesaiannya juga nggak jelas. Lagipula siapa sih yang peduli membaca hal-hal yang tidak penting seperti itu? Pembaca butuh suatu cerita yang bisa mengaduk-aduk emosi, terutama jika pasarannya adalah remaja yang sangat suka dengan mimpi indah akan pangeran tampan dan menjadi orang kaya. 

Kejam sekali saya. T.T Saya tidak bermaksud mengejek si penulis karena bagaimanapun dia pasti sudah meluangkan waktu begitu banyak untuk menyelesaikan novel ini. Tapi mungkin butuh pendalaman karakter dan masalah yang lebih lagi untuk menulis sebuah novel. 

Dua bintang. Setidaknya saya bisa selesai membacanya. Bukunya tidak semembosankan itu hingga saya membencinya setengah mati. 

Dreamer almost finishes the voluntary project, but the school project needs so much attention that dreamer hates it SO MUCH!!! 


:) 

No comments:

Post a Comment