Judul : Divergent (Divergent #1)
Penulis : Veronica Roth
Tebal : 487 halaman
Penerbit : HarperCollins Children's Books
In Beatrice Prior's dystopian Chicago world, society is divided into five factions, each dedicated to the cultivation of a particular virtue--Candor (the honest), Abnegation (the selfless), Dauntless (the brave), Amity (the peaceful), and Erudite (the intelligent). On an appointed day of every year, all sixteen-year-olds must select the faction to which they will devote the rest of their lives. For Beatrice, the decision is between staying with her family and being who she really is--she can't have both. So she makes a choice that surprises everyone, including herself.
During the highly competitive initiation that follows, Beatrice renames herself Tris and struggles alongside her fellow initiates to live out the choice they have made. Together they must undergo extreme physical tests of endurance and intense psychological simulations, some with devastating consequences. As initiation transforms them all, Tris must determine who her friends really are--and where, exactly, a romance with a sometimes fascinating, sometimes exasperating boy fits into the life she's chosen. But Tris also has a secret, one she's kept hidden from everyone because she's been warned it can mean death. And as she discovers unrest and growing conflict that threaten to unravel her seemingly perfect society, she also learns that her secret might help her save those she loves . . . or it might destroy her.
During the highly competitive initiation that follows, Beatrice renames herself Tris and struggles alongside her fellow initiates to live out the choice they have made. Together they must undergo extreme physical tests of endurance and intense psychological simulations, some with devastating consequences. As initiation transforms them all, Tris must determine who her friends really are--and where, exactly, a romance with a sometimes fascinating, sometimes exasperating boy fits into the life she's chosen. But Tris also has a secret, one she's kept hidden from everyone because she's been warned it can mean death. And as she discovers unrest and growing conflict that threaten to unravel her seemingly perfect society, she also learns that her secret might help her save those she loves . . . or it might destroy her.
Review:
Warning spoiler!!
Saya selalu penasaran sama buku yang banyak penggemarnya. Jadi, saya nggak mungkin nggak baca ini. Apalagi serial Divergent ini selalu dibandingkan dengan The Hunger Games yang merupakan serial favorit saya.
Temanya distopia. Dunia Beatrice dikatakan damai dan teratur karena masyarakatnya sudah dibagi ke dalam lima faksi terbaik: Candor si jujur, Abnegation yang tak egois, Dauntless si pemberani, Amity si pecinta damai, dan Erudite si pintar. Sejak usia 16 tahun, setiap anak akan memilih faksinya masing-masing. Dan aturannya adalah faksi harus lebih diutamakan dari keluarga. Jadi sekali kau memilih faksi, selamanya kau akan hidup dan berjuang atas nama faksi itu.
Beatrice sendiri berasal dari faksi Abnegation. Sepanjang hidupnya ia dididik menjadi orang yang harus memperhatikan kepentingan orang lain terlebih dahulu. Saya sendiri tidak suka faksi ini. Bayangkan saja. Bicara di waktu makan malam saja tidak boleh. Punya baju saja harus yang paling polos dan membosankan. Pokoknya segalanya demi orang lain, mengurus yang miskin, melakukan kegiatan sosial dengan sukarela. Itu sebabnya Abnegation adalah faksi untuk pemerintah dan politikus. The selfless government.
Di usianya yang ke-16, Beatrice mengikuti simulasi yang akan memberinya petunjuk faksi mana yang harus dipilihnya. Sayangnya, mesin tidak bisa memilih untuknya. Dia adalah Divergent yang berarti memiliki kualitas masing-masing faksi. Instrukturnya langsung memperingatkan kalau dia harus merahasiakan hal itu kalau ingin hidup.
Beatrice tidak memilih Abnegation. Ia memilih Dauntless dan itu berarti ia harus meninggalkan keluarganya. Dari situlah hidupnya dimulai. Pelatihan sebagai Dauntless tidak main-main. Ia harus menunjukkan keberanian sekaligus menyembunyikan kualitasnya sebagai Divergent.
Tapi tentu saja. Suatu masyarakat yang terlihat damai adalah kebohongan. Seseorang yang tidak puas merencanakan hal jahat untuk menjatuhkan pemerintahan.
Menurut saya, idenya unik. Latihan-latihan untuk menjadi seorang Dauntless juga menarik walau agak terlalu sadis. Klimaks ceritanya juga oke karena saya sendiri tidak menduganya. Tapi sayangnya, klimaks itu tertunda terlalu lama. Saya merasa plot cerita di buku ini terlalu lambat. Terlalu banyak bicara hal-hal tidak penting. Romance-nya sendiri tidak berkesan buat saya. Terlalu instan dan seperti tidak ada interaksi antara Tris (Beatrice) dan Four. Saya cukup suka sih dengan karakter Four yang tegas dan agak sinis. Sebenarnya saya sudah bisa menebak siapa nama Four dari awal. Tapi saya sempat berharap itu salah. Sayangnya betul. Aduh! Kenapa namanya harus Tobias? Sumpah, nggak banget. Masalahnya, boneka landak adik saya juga dinamakan Tobias. Jadi sepanjang saya membaca nama itu, saya malah teringat sosok landak besar yang suka dipeluk adik saya sewaktu tidur. Benar-benar merusak imajinasi =.=
Selain itu, saya tidak suka kematian ayah dan ibu Tris. Maksa, ah. Terus kenapa si Four yang jaga ruang komputer? Nggak masuk akal. Harusnya orang jahat yang katanya pintar itu nggak sembarangan mempercayai hal sepenting komputer pada Four. Kan hancur sudah rencana jahatnya. Eaaa...
Walau ada kekurangan di sana-sini, saya tetap akan membaca buku selanjutnya. Penasaran dengan nasib para faksi yang hancur itu. Dan semoga diceritakan awal-mula dan sejarah mengapa masyarakatnya dibagi lima begitu. Di buku ini tidak ada penjelasannya sama sekali, jadi kurang solid settingnya.
Foto Tobias versi landak, bukan Four:
3/5
sama, berasa nih buku overated. Beberapa hal udah ketebak, misal yg soal Divergent itu, saya udah mikir, Divergent itu pasti immune terhadap sesuatu. Rada maksa sih, jadi Divergent itu genetik
ReplyDeleteiya, itu yg agak disayangkan. kok genetik sih? jadi, si Tris spesial karena genetiknya gitu. emank novel ini gampang ketebak, jadi plot lambat makin membuat klimaksnya jadi ga ditunggu-tunggu lagi. Padahal ide dasarnya udah bagus.
DeleteKalo aku merasa idenya mirip2 denganasrama2 di Harry Potter meski beda sih, tapi aroma personality orang2 yg masuk faksi ato asrama hampir sama.
ReplyDeleteAku juga ngerasa agak overrated buku ini.
Tobias nama landak? Hahaha.....
Emang bukan nama yg umum sih, kayak Harry yang pasaran, tapi mbok ya jangan Tobias gitu. #protesmulu :)
bener sih, overrated bgt. Sampe rating 4 ke atas di GR.
Deletehihi... iya, gataw adikku itu aneh kasi namanya. Tobias si landak, panggilannya Tobi hahaha
jd kepikiran maw pasang fotonya.