Thursday, 26 December 2024

In the Afterlight


 Judul : In the Afterlight (The Darkest Minds #3)
Penulis : Alexandra Bracken
Tebal : 592 halaman
Penerbit : Quercus Children's Books

Ruby can't look back. Fractured by an unbearable loss, she and the kids who survived the government's attack on Los Angeles travel north to regroup. With them is a prisoner: Clancy Gray, son of the president, and one of the few people Ruby has encountered with abilities like hers. Only Ruby has any power over him, and just one slip could lead to Clancy wreaking havoc on their minds.

They are armed only with a volatile secret: proof of a government conspiracy to cover up the real cause of IAAN, the disease that has killed most of America's children and left Ruby and others like her with powers the government will kill to keep contained. But internal strife may destroy their only chance to free the "rehabilitation camps" housing thousands of other Psi kids.

Meanwhile, reunited with Liam, the boy she would-and did-sacrifice everything for to keep alive, Ruby must face the painful repercussions of having tampered with his memories of her. She turns to Cole, his older brother, to provide the intense training she knows she will need to take down Gray and the government. But Cole has demons of his own, and one fatal mistake may be the spark that sets the world on fire.

Review:
Masalah terbesar seri ini adalah tokoh utamanya. Menurut saya, Ruby memiliki kepribadian yang lemah dan tidak menonjol. Yang membuat dia dikenal orang-orang karena kekuatannya sebagai si Oranye. Kekuatannya cukup unik dan ditakuti.

Sepanjang bagian awal buku ini, plot berjalan lambat sebelum akhirnya berakhir dengan klimaks yang cukup keren. Biasanya saya selalu suka plot lambat yang fokus ke karakternya. Tapi karena saya tidak begitu suka sama Ruby, bagian ini agak menyiksa. Saya tidak suka perlakuannya terhadap Liam, menganggap cowok itu harus dilindungi dan tidak boleh menghadapi bahaya sendiria. Mungkin itu akibat pengaruh Cole yang protektif terhadap adiknya itu. Tapi semua sikap Ruby terlihat seperti selingkuh. Dan karena Liam bukan tipe yang galak, dia cuma menegur saja. 

Selain itu, kenapa Ruby masih bisa percaya sama Clancy? Saya tidak mengerti. Dari kata-katanya saja sudah manipulatif. Masa tidak ada yang bisa mencurigai itu? 

Jujur saja. Saya jauh lebih suka sama karakter sampingan di buku ini. Zu lucu banget sih. Chubs juga. Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu yang paling masuk akal dari semuanya.

Masih ada satu buku lagi. Nanti saja deh. Aku belum dapat mood lagi untuk melanjutkan seri ini. Endingnya cukup oke. Buku selanjutnya lebih menjelaskan belasan tahun setelah peristiwa di buku ini. Jadi, bisa ditunda dulu.

3/5

No comments:

Post a Comment