Sunday 29 November 2020

Midnight Prince


Judul : Midnight Prince
Penulis : Titi Sanaria
Tebal : 276 halaman
Penerbit : Elexmedia Komputindo

“Menurutku, kamu menyukaiku.”

“Menurutku, kamu terlalu percaya diri.”

“Aku mengenalmu, Ka. Sebelum sesuatu yang aku nggak tahu itu apa, kamu nyaman denganku.”

Mika sadar, sudah saatnya dia meninggalkan masa-masa terpuruk dalam hidupnya. Menjalani kehidupan normal selaiknya seorang perempuan dewasa yang bahagia, seperti kata sahabatnya. Menemukan seseorang yang tepat, menjalani hubungan yang serius, kemudian menikah. Lalu Mika bertemu Rajata.

Semua nyaris sempurna seperti harapan semua orang untuknya, sebelum sebuah kenyataan menyakitkan menghantamnya telak. Membuatnya perlahan-lahan menghindari laki-laki itu, mengubah haluan menjadi seorang pesimis yang tak percaya pada kekuatan cinta. Dia berusaha mematikan perasaannya tanpa tahu kalau Rajata justru mati-matian memperjuangkannya. Jika dua orang yang sudah tak sejalan bertahan di atas kapal yang nyaris karam, akankah mereka bertahan bersama, atau mencari kapal lain untuk menyelamatkan diri masing-masing?

Review:
Ceritanya saya mau icip-icip penulis baru, pilihannya jatuh pada buku ini. Entah kenapa blurb di belakang bukunya terkesan kelam dan gelap. Saya jadi penasaran gitu.

Wow. Saya tidak menyangka konfliknya sebagus itu. Terlalu penuh dilema. Sejak awal, saya langsung dengan mudah menyukai Mika. Saya juga suka banget narasi melankolis mengenai adiknya yang sudah meninggal. Tragis gitu. Pokoknya kena jleb ke hati. 

Mungkin saya agak mengernyit sedikit soal kebetulan yang terlalu dipaksakan. Aneh sekali bagaimana tiga orang perempuan bisa jatuh cinta pada tiga laki-laki dari keluarga yang sama. Terlalu kecil peluang hal seperti itu terjadi. Tapi, ya sudahlah. Namanya juga fiksi. 

Jujur, saya tidak terlalu peduli dengan romance-nya. Memang interaksi antara Mika dan Rajata sangat menarik karena Mika jahat banget gitu. Saya malah bersemangat baca yang jahat-jahat, hahaha... Tapi memang seru. Saya malah lebih suka hubungan persahabatan Mika dan Kinan. Mereka berdua sangat suportif satu sama lain dan hubungan persahabatannya nggak dangkal. 

Ada beberapa adegan yang bikin saya nangis di buku ini. Tapi saya paling ingat satu adegan yang menurut saya bagus sekali. Jadi, Mika baru saja dirawat di rumah sakit dan memaksa untuk pulang. Sialnya, saat dia sampai di depan lift, dia bertemu dengan pemilik rumah sakit yang merupakan keluarga yang dibencinya. Dan kondisi lemah Mika saat itu membuatnya ingin menangis. Namun, Kinan dengan sigap langsung mengerti dan mencoba sekuat tenaga melindungi Mika. Sementara itu, Rajata yang tidak paham masalahnya mengira Mika masih sakit dan menyuruhnya untuk tetap dirawat di rumah sakit. Entah kenapa rasa sedih Mika terasa banget di adegan itu. Ditambah aksi melindungi dari Kinan, emosinya kena deh. Mantap!

Saya cukup suka diksi Titi Sanaria yang terkadang bisa puitis tiba-tiba. Sangat pas dengan nuansa cerita yang agak melankolis begini. Saya hanya merasa romance-nya terlalu instan dan kurang dibangun saja.

4/5

No comments:

Post a Comment