Monday, 14 October 2019

Stormcaster


Judul : Stormcaster (Shattered Realms #3)
Penulis : Cinda Williams Chima
Tebal : 535 halaman
Penerbit : Harper Teen

Vagabond seafarer Evan Strangward can move wind, waves, and weather, but his magical abilities can’t protect him forever from the brutal Empress Celestine. As Celestine’s relentless bloodsworn armies grow, Evan travels to the Fells to warn the queendom that an invasion is imminent.

If he can’t convince the Gray Wolf queen to take a stand, he knows that the Seven Realms will fall, and his last sanctuary will be destroyed. Among the dead will be the one person Evan can’t stand to lose.

Meanwhile, the queen’s formidable daughter, Princess Alyssa ana’Raisa, is already a prisoner aboard the empress’s ship, sailing east. Lyss may be the last remaining hope of bringing down the empress from within her own tightly controlled stronghold.


Review:
Kyaaaaaaa!!!!

Buku ini keren banget. Jujur saja, saya tidak menyangka kalau Destin dan Evan punya hubungan masa lalu seperti itu. Saya dibuat penasaran dengan sikap aneh Destin di buku pertama. Lalu saya merasa Evan Strangward sangat charming dan misterius di buku kedua. Lalu buku ketiga ini... Feelings!!!!!

Buku ini diawali oleh masa lalu Evan Strangward sebelum dia menjadi kapten bajak laut yang sukses. Ia tidak ingat masa lalunya, sama seperti Jenna dan Breon. Saya merasa Evan sangat cute karena suka mengoleksi buku. Dia menabung uang dari pekerjaannya sebagai buruh kapal untuk beli buku. Itu dilakukan sejak ia masih kecil. 

Lalu suatu hari pondok tempatnya tinggal secara ilegal didatangi oleh Destin dan ibunya.  Pada awalnya, Destin yang judes dan tidak mudah percaya pada orang lain memusuhi Evan. Tapi ibunya meminta Evan untuk menjadi teman Destin yang kesepian itu. Damn!! Bagaimana saya tidak jatuh cinta pada kedua tokoh ini? Persahabatan mereka perlahan-lahan dibentuk dengan sendirinya. Dan tentu saja keduanya jatuh cinta pada satu sama lain.

Tapi bukan Cinda Williams Chima, kalau dia tidak memisahkan kedua tokoh ini dengan sangat kejamnya. Mereka berpura-pura untuk tidak saling mengenal. Sekalipun mereka bekerja sama untuk menyelidiki tentang Permaisuri Celestine dan alasan kenapa permaisuri itu memburu Evan, mereka tetap menyembunyikan perasaan masing-masing. Ah, rasanya saya sudah lama tidak mendapatkan angst seperti ini dari novel yang saya baca. 

Ada banyak sekali yang terjadi di buku ini. Karena semua pemain utamanya sudah diperkenalkan, jadi sudut pandang terus berpindah. Adrian, Jenna, Breon, Alyssa, Halston, Evan, dan Destin. Saya juga dibuat sangat penasaran sama Permaisuri Celestine. Sikapnya tidak bisa ditebak sama sekali. Dia menyandera Alyssa dan Breon. Sepanjang itu, saya tidak bisa membaca motifnya untuk mengumpulkan saudara-saudaranya. 

Pokoknya keren. Inilah kenapa saya suka buku fantasi berseri. Saat segalanya berubah kacau dan setiap karakternya berjuang dengan caranya masing-masing, saya selalu tidak bisa berhenti membacanya. Best experience!!!

5/5

No comments:

Post a Comment