Thursday 22 August 2019

The Throne of Fire


Judul : The Throne of Fire (The Kance Chronicles #2)
Penulis : Rick Riordan
Tebal : 452 halaman
Penerbit : Dysney Hyperion Books

Ever since the gods of Ancient Egypt were unleashed in the modern world, Carter Kane and his sister Sadie have been in trouble. As descendants of the House of Life, the Kanes have some powers at their command, but the devious gods haven't given them much time to master their skills at Brooklyn House, which has become a training ground for young magicians. 

And now their most threatening enemy yet - the chaos snake Apophis - is rising. If they don't prevent him from breaking free in a few days' time, the world will come to an end. In other words, it's a typical week for the Kane family. 

To have any chance of battling the Forces of Chaos, the Kanes must revive the sun god Ra. But that would be a feat more powerful than any magician has ever accomplished. 

First they have to search the world for the three sections of the Book of Ra, then they have to learn how to chant its spells. Oh, and did we mention that no one knows where Ra is exactly? 


Review:
Mungkin kalau saya pembaca yang lebih memedulikan plot dibandingkan karakter, saya pasti sudah menyerah dengan buku ini. Sepertinya saya sudah mulai bosan dengan buku-buku yang ditulis Rick Riordan. Tidak ada bahaya yang besar di buku-bukunya seperti seri God of Olympus. Ada yang mati atau terpisah lama tanpa bantuan. Kalau di buku ini, saya sangat tahu kalau semua tokohnya akan baik-baik saja dan berhasil mengalahkan penjahatnya.


Kisah berlanjut dengan Carter dan Sadie membangun sekolah sihir untuk orang-orang yang punya bakat. Tapi dewa Apophis yang jahat berencana untuk bangkit dan menghancurkan dunia. Dewa Ra, satu-satunya dewa yang pernah berhasil memenjarakannya menghilang entah ke mana. 

Seperti biasa, narasi Carter dan Sadie sangatlah lucu. Rick Riordan selalu bisa membuat saya menyukai tokoh-tokoh utamanya. Cara penulis menggambarkan musuh dan monster juga sangat unik. Saya tidak pernah kesulitan membayangkan pertarungan dan aksi di buku ini. 

Oh, saya tetap suka sama si Khufu. Lucu banget sih monyet satu itu.

Tinggal satu buku lagi. Saya tidak terlalu penasaran dengan ending seri ini. Mungkin nanti saja kalau saya sedang ingin membaca yang ringan-ringan.

3/5

No comments:

Post a Comment