Sunday 9 October 2016

The Devil in Black Jeans


Judul : The Devil in Black Jeans
Penulis : aliaZalea
Tebal : 352 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Dara betul-betul mencintai pekerjaannya sebagai personal assistant para artis, sampai dia bekerja untuk Blu, penyanyi opera Indonesia berumur lima belas tahun. Masalahnya bukan pada Blu, tapi kakaknya, yaitu Johan Brawijaya, drummer paling ganteng se-Indonesia yang superprotektif kepada adiknya dan membuat Dara ingin mencekiknya setiap kali bertemu.

Sebagai drummer kawakan Indonesia dengan wajah di atas rata-rata dan masih single, Jo mencintai kebebasannya untuk melakukan apa saja yang dia mau. Kebebasan ini punah dengan kedatangan adiknya di rumahnya. Seakan itu belum cukup parah, kini seorang PA artis yang sok tahu, super menyebalkan, berbentuk Dara, muncul dan mulai mengatur kehidupannya.

Satu-satunya hal yang membuat mereka berdua bisa saling bertoleransi adalah karena Blu. Atau itulah yang mereka pikir hingga ciuman itu terjadi. Satu ciuman yang membuat keduanya berpikir dua kali tentang perasaan mereka terhadap satu sama lain.


Review:
Dari semua buku aliaZalea yang saya baca, saya paling suka buku ini. Bukan karena romance-nya, tapi karena interaksi antara seorang kakak dan adiknya serta kehidupan selebritas yang lumayan realistis.

Meskipun ditentang oleh tunangannya, Dara tetap melamar untuk bekerja sebagai asisten artis. Kebetulan artis itu adalah penyanyi opera kecil bernama Blu. Dara menyukai pekerjaannya karena Blu baik dan lucu. Tapi sayangnya, kakak Blu, Johan Brawijaya tidak menyukainya. Keduanya saling benci dan selalu bertengkar setiap kali bertemu.

Jo adalah drummer playboy yang sedang digandrungi oleh remaja-remaja Indonesia. Dia terjebak mengurus Blu setelah ayahnya meninggal dan meninggalkan wasiat kalau dia harus mengurus adik tirinya itu. Dia tidak memahami remaja seperti Blu dan tidak tahu bagaimana menghadapi adiknya itu. Untungnya, ada Dara yang bisa menghadapi isu-isu remaja seperti Blu.

Tapi Jo tidak menyukai Dara yang berani mengkritik gaya hidupnya. Mulai dari makanannya yang tidak sehat, cara Jo yang terlalu berlebihan dalam melindungi Blu, dsb. Namun, kebencian itu akhirnya berubah menjadi cinta. Jiahhhh...

Masalahnya, Dara masih bertunangan dengan Panji. Tapi sikap protektif dan cemburuan Panji mulai membuatnya lelah. Apalagi Panji benar saat menuduh kalau dia jatuh cinta pada Jo. Dara merasa bersalah sehingga berusaha tetap bertahan dan bersikap baik pada Panji.

Ugh... Saya tidak suka kalau ada selingkuh-selingkuh begini. Gampang banget ya. Tokoh Panji dibuat menyebalkan supaya pembaca lebih membela Jo. Klise sekali.

Sebenarnya saya cukup terhibur dengan pertengkaran antara Dara dan Jo. Lucu dan asyik gitu adu mulutnya. Saya juga cukup suka dengan tokoh Jo yang ternyata pemarah. Setidaknya dia bukan tokoh yang sempurna. Cara pendekatannya pada Dara terlalu berani dan terkesan memaksa sebenarnya. Saya sih tidak suka, tapi sangat cocok dengan karakter Jo. Pokoknya penokohannya sih oke, dialog-dialognya juga cukup cerdas. Tapi tema selingkuhnya nggak. Setidaknya saya suka kehidupan Blu yang berwarna dengan lika-liku masalah remajanya yang remeh namun penting. Ditambah lagi Blu bukan remaja biasa. Dia remaja terkenal dengan segala dunia selebritasnya. Aneh memang, saya malah lebih menikmati kehidupan Blu dibandingkan romance antara Dara dan Jo. Padahal ini metropop.

4/5

No comments:

Post a Comment