Wednesday 30 December 2015

Saga no Gabai Bachan


Judul : Saga no Gabai Bachan
Penulis : Yoshichi Shimada
Tebal : 264 halaman
Penerbit : Pustaka Inspira

Akihiro yang kehilangan ayahnya setelah Hiroshima dibom, terpaksa berpisah dari ibu untuk tinggal bersama neneknya di saga. Meskipun keluarganya hidup prihatin, namun kehidupan di saga satu peringkat lebih miskin. Tetapi sang nenek selalu punya ratusan akal untuk meneruskan kehidupan dan membesarkan cucunya.

Dengan ide-ide cemerlang sang nenek, kehidupan selalu mereka jalani penuh tawa. Sulit memang, tapi menarik dan mengasyikkan. Namun waktu terus berjalan dan tibalah hari ketika akihiro harus mengambil keputusan. Dia harus memilih antara nenek dan saga yang dia cintai atau mengejar mimpi-mimpinya. 



Review:
Akihiro harus berpisah dari ibunya setelah ayahnya meninggal dalam tragedi bom Hiroshima. Dia pindah ke Kota Saga tempat neneknya tinggal. Hidup mereka berdua sangatlah miskin. Namun otak kreatif sang nenek membuat hidup jadi jauh lebih berwarna. Mulai dari mengikat magnet dengan tali di pinggang sehingga setiap kali berjalan semua besi sampah bisa terkumpul tanpa harus berusaha, memasang galah di sungai supaya setiap benda yang mengapung terjebak di sana, dan masih banyak lagi. Belum lagi filosofi sederhana yang diajarkan sang nenek benar-benar membesarkan hati sekali.

"Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita."

Saya selalu kagum dengan orang-orang sederhana macam nenek Akihiro ini. Kebanyakan orang pasti stres dan mengeluh kalau sudah menghadapi kesulitan. Tapi nenek Akihiro ini sangat easy-going dan tidak memusingkan hal-hal buruk. Dia selalu percaya kalau segala hal ada jalan keluarnya. Bahkan dia sangat mencintai hidupnya yang sederhana. Malah dia tidak mau jadi orang kaya dan sibuk, tidak bisa menikmati hidup katanya.

"Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria. Selain itu karena bukan baru-baru ini saja menjadi miskin, kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri. Keluarga kita memang turun-temurun miskin."

Sebuah memoar sederhana yang inspiratif. Rasanya santai sekali membaca buku ini, membuat saya jadi lebih relaks dan tidak stres menghadapi deadline dan tekanan pekerjaan. 

4/5

2 comments:

  1. waaah, kayanya inspiratif banget, tipikal novel2 jepang. tapi kok kemarin ke tokbuk kayanya gak nemu ya.. beli online kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku beli online udah lama... Kayaknya masih ada di online shop, kak...

      Delete