Wednesday 30 December 2015

The Tale of Despereaux


Judul : The Tale of Despereaux
Penulis : Kate DiCamillo
Tebal : 272 halaman
Penerbit : Candlewick Press

This is the story of Desperaux Tilling, a mouse in love with music, stories, and a princess named Pea. It is also the story of Miggery Sow, a slow-witted serving girl with a simple, impossible wish. These characters are about to embark on a journey that will lead them down into a horrible dungeon, up into a glittering castle, and ultimately, into each other's lives.

And what happens then?

Listeners, it is your destiny to find out.



Review:
Apa yang mungkin menghubungkan seekor tikus, seorang putri, gadis kecil yang bodoh, dan seekor tikus got? Terkadang saya bingung. Kok bisa ya penulis kepikiran menghubungkan hal-hal yang tidak terduga dalam satu cerita? Buku ini juga seperti itu. 

Despereaux Tilling dilahirkan dalam keluarga tikus yang tinggal di istana. Tidak seperti tikus lainnya, dia berukuran kecil dan memiliki telinga yang sangat besar. Dia juga tidak suka mengumpulkan remah-remah makanan seperti layaknya tikus. Dia malah terpesona dengan buku dongeng di perpustakaan kerajaan. Dia bermimpi ingin menjadi ksatria yang menyelamatkan putrinya.

Sang putri bernama Pea. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya sang raja sangat menyayanginya. Suatu hari saat sang raja memainkan alat musik dan bernyanyi, Despereaux muncul karena menyukai suara musik itu. Itulah awal perkenalan mereka. 

Despereaux jatuh cinta pada sang putri. Tapi di mata tikus lain, ia adalah pengkhianat yang menyukai manusia. Karena pelanggarannya, ia dihukum dan dibuang ke ruang bawah tanah. Tidak pernah ada tikus yang kembali dari sana. Para tikus got akan memakannya.

Tapi tentu saja Despereaux berhasil hidup. Dia akan berkenalan dengan cara yang aneh dengan tikus got bernama Chiaroscuro, penghuni penjara bernama George, dan gadis bodoh bernama Miggery Sow. Dan tentu saja... Despereaux akan menjadi ksatria sesuai impiannya.

Absurd kan? Tapi memang begitulah cerita anak-anak. Entah kenapa bahasa penulisan Kate DiCamillo membuat saya terhanyut dalam dongeng lucunya ini. Berbeda dengan The Miraculous Journey of Edward Tulane yang bikin saya nangis, kisah Despereaux malah membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Selain gaya bahasanya yang khas dongeng anak-anak, saya juga merasa tokoh-tokohnya sangat lucu. Terutama si Chiaroscuro yang berhati penuh dendam. Masa dia kalah cuma karena sup? Konyol banget, hahahaha... Belum lagi ada ilustrasi gambar yang bikin ceritanya lebih hidup. Kawaiiii!!!

Bacaan ringan dan heartwarming yang sangat cocok untuk liburan Natal. :D

4/5

No comments:

Post a Comment