Monday 15 June 2015

The Son of Neptune


Judul : The Son of Neptune (The Heroes of Olympus #2)
Penulis : Rick Riordan 
Tebal : 521 halaman
Penerbit : Disney-Hyperion

Percy Jackson, son of Poseidon, God of the Sea, has woken from a very deep sleep and come face to face with two snake-haired ladies who refuse to die.

But they're the least of his problems. Because Percy finds himself at a camp for half-bloods, which doesn't ring any bells for him. There's just one name he remembers from his past. Annabeth.

Only one thing is certain--Percy's questing days aren't over. He and fellow demigods Frank and Hazel must face the most important quest of all: The Prophecy of Seven. If they fail, it's not just their camp at risk. Percy's old life, the gods and the entire world might be destroyed.....



Review: 
Setelah kangen dengan Percy Jackson, saya langsung menyambar buku ini dari rak buku. Dan memang tidak mengecewakan. Malah lebih bagus dari buku pertamanya. Terutama karena ada Percy yang keren sih, haha...

Percy terbangun tanpa ingatan akan kehidupannya. Ia cuma tahu namanya sendiri dan nama seorang perempuan bernama Annabeth. Selama berbulan-bulan ia hidup dengan tidak tenang karena terus-menerus dikejar monster. Sampai akhirnya ia sampai di Camp Roman, kamp khusus demigod yang lahir dari versi Romawi para dewa Yunani. 

Sesuai dengan ramalan utama, akan ada 7 demigod terpilih. Di buku ini, kita akan berkenalan dengan 2 demigod baru.

Hazel Levesque adalah anak Pluto, versi Romawi dari Hades. Ia salah satu anggota baru di Camp Roman yang masih dalam tahap percobaan (probatio). Ia punya seorang kakak laki-laki yang ternyata adalah Nico di Angelo. Saya sempat bingung kenapa tiba-tiba si Nico bisa kenal dan punya adik bernama Hazel. Rupanya, Nico membawa Hazel dari Underworld. Hazel seharusnya sudah mati berpuluh-puluh tahun yang lalu. Lucunya, Hazel ini agak terkesan seperti orang kuno. Yah, memang dia tidak lahir di zaman modern sih. Kekuatannya cukup keren. Dia bisa mengendalikan seluruh batu berharga di tanah dan mendeteksi lorong-lorong di bawah tanah. Dia juga dipilih oleh Arion sebagai penunggang utamanya. Arion adalah kuda pemakan emas yang larinya super cepat dan memiliki mulut yang kata Percy harus dicuci pakai sabun saking kasarnya. Tapi dia memiliki masa lalu buruk yang berusaha disembunyikannya dari semua orang. 

“Um...is that thing tame?" Frank said.
The horse whinnied angrily.
"I don't think so," Percy guessed. "He just said, 'I will trample you to death, silly Chinese Canadian baby man'.”  (baby man... Ada-ada saja si Arion)

Frank Zhang tidak tahu siapa dewa yang menjadi ayahnya. Kemampuannya dalam memanah membuatnya mengira kalau dia adalah anak Apollo. Sayangnya, dia salah. Suatu hari Mars (versi Romawi Ares) muncul di hadapan para anggota kamp dan mengklaim Frank. Mars memberikan quest pada Frank untuk pergi ke Alaska, tanah yang jauh dari pengaruh para dewa, untuk membebaskan Thanatos si dewa kematian. Walaupun tidak punya pengalaman karena dia juga masih anggota baru Camp Roman, Frank terpaksa patuh. Ia memilih Hazel, sahabatnya dan Percy untuk menemaninya menyelesaikan quest itu. Tapi ia tidak memberitahu kedua temannya tentang sepotong kayu yang selalu dibawanya ke mana-mana. Sepotong kayu itu adalah hidupnya. Jika terbakar habis, ia akan mati. Karena kelemahannya itu Frank ketakutan, takut gagal dan menyebabkan kematian kedua temannya, terutama Hazel, karena dia menyukai sahabatnya itu. Apalagi ia cuma punya kemampuan memanah saja. Tapi Frank tidak tahu kalau ia punya kekuatan lain, kekuatan luar biasa yang membuatnya menjadi salah satu demigod yang sangat powerful.

Seperti biasa, petualangan dalam buku Rick Riordan selalu seru dan lucu. Musuh-musuh yang muncul selalu merupakan modifikasi dari mitos Yunani yang sebenarnya. Saya tidak pernah berhenti kagum akan otak kreatif Rick Riordan. 

Menurut saya, buku ini lebih bagus dari buku pertamanya. Saya jauh lebih suka Hazel dan Frank dibanding Jason ataupun Piper. Leo sih nggak usah ditanya. Saya terlalu suka dengan kekonyolan dan kekocakan dia. Hazel dan Frank punya latar belakang yang jauh lebih menarik. Kekuatan mereka juga unik. Keduanya mampu mengimbangi kekerenan dan kehebatan Percy dalam mengendalikan air. 

Dan Percy Jackson... Kamu terlalu keren sampai saya tidak tahu mau ngomong apa. Begitu datang ke Camp Roman, ia berhasil membuat legion tercupu memenangkan permainan perang, sama persis dengan kedatangannya dulu di Camp Half-Blood. Lalu dia dengan berani berbicara seenaknya di depan Mars. Kurang ajar sekali ya. Tapi saya ngakak. Memang cuma Percy Jackson saja yang berani menentang seorang dewa. Saya bahkan terkadang lupa kalau pemimpin quest di buku ini adalah Frank. Kekuatan yang dimiliki Percy sebagai demigod dari The Big Three terlalu menonjol. Dan Percy itu lucu. Narasi dan kata-katanya itu, lho. Konyol, agak narsis kadang-kadang, dan menghina diri sendiri, sangat berbeda dengan narasi serius Hazel dan Frank. Apalagi pas dia iri dengan kekuatan rahasia Frank. Dia kesal sendiri karena walaupun dia juga sama-sama punya darah Poseidon seperti Frank, dia tidak punya kekuatan itu. 

“You speak horse?" Hazel asked.
"Speaking to horses is a Poseidon thing," Percy said. "Uh, I mean a Neptune thing."
"Then you and Arion should get along fine," Hazel said. "He's a son of Neptune too."
Percy turned pale. "Excuse me?” 

Di akhir buku, Leo sudah berhasil menyelesaikan kapal Argo II masterpiece-nya. Ia bersama teman-temannya sedang menuju Camp Roman untuk menjemput Percy dan bertemu dengan para demigod versi Romawi. 

“Hey!" said the guy in the video. "Greetings from your friends at Camp Half-Blood, et cetera. This is Leo. I'm the..." He looked off screen and yelled: "What's my title? Am I like admiral, or captain, or-"
A girl's voice yelled back, "Repair boy."
"Very funny, Piper," Leo grumbled. He turned back to the parchment screen. "So yeah, I'm...ah..supreme commander of the Argo II. Yeah, I like that! Anyway, we're gonna be sailing towards you in about, I dunno, an hour in this big mother warship. We'd appreciate it if you'd not, like, blow us out of the sky or anything. So okay! If you could tell the Romans that. See you soon. Yours in demigodishness, and all that. Peace out!” 

Jason, Piper, Leo, Percy, Hazel, Frank... Sudah enam totalnya. Satu lagi pasti si Annabeth. Jadi, tujuh demigod sudah berkumpul nih. Buku selanjutnya pasti jauh lebih keren lagi. Tidak sabar, tidak sabar, tidak sabar...

4/5

2 comments:

  1. Buku ketiganya, Mark of Athena, favoritku dari seri ini! Ayok dibacaaaa ;DD

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, nih... lagi dibaca hahaha... Baru mulai aja udah seru :)

      Delete