Saturday 6 June 2015

Across The Universe


Judul : Across The Universe (Across The Universe #1)
Penulis : Beth Revis
Tebal : 488 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Amy adalah remaja yang dibekukan secara kriogenik di dalam pesawat angkasa luar Godspeed. Dia dan kedua orangtuanya akan menuju planet baru, Bumi-Centauri, tiga ratus tahun di masa depan. Tetapi 50 tahun sebelum Godspeed dijadwalkan mendarat, ruang krio 42 dibuka secara misterius, dan Amy terbangun dari tidur bekunya.

Seseorang mencoba membunuhnya

Kini Amy terjebak di dalam pesawat itu. Seluruh penumpang Godspeed yang berjumlah 2.312 orang dikendalikan oleh Eldest, pemimpin yang otoriter dan menakutkan. Tetapi ada Elder, remaja pemberontak yang akan menjadi penerus Eldest. Elder terpesona pada Amy, sekaligus ingin membuktikan dirinya sanggup menjadi pemimpin.

Amy sangat ingin memercayai Elder. Tapi bisakah dia menaruh keyakinan pada anak lelaki ini, yang tidak pernah tahu kehidupan di luar dinding-dinding kapal yang dingin? Amy hanya tahu dia dan Elder harus segera mengungkap rahasia-rahasia Godspeed sebelum orang yang telah membangunkannya mencoba membunuhnya lagi.


Review:
Sebenarnya saya nggak tertarik baca buku ini. Temanya terlalu luar angkasa dan penuh dengan tata surya yang selalu bikin saya takut. Kesannya ngeri karena luar angkasa itu luas sekali dan kosong, membuat saya merasa kecil sekali. 

Tapi memang dasar saya ini selalu kepincut sama buku. Akhirnya nggak tahan juga buat beli dan baca. 

Bab awal buku ini langsung menarik perhatian saya. Orang tua Amy sedang dalam proses pembekuan, sementara Amy bimbang. Apakah ia akan ikut orang tuanya atau tetap hidup normal tanpa mereka? Pada akhirnya ia memilih dibekukan dan akan dibangunkan 300 tahun lagi.

Lalu cerita bergulir ke masa depan yang dituturkan oleh Elder. Elder adalah calon pemimpin kapal Godspeed yang terbang melintasi luar angkasa menuju planet baru. Suatu hari ia menemukan gudang rahasia di balik rumah sakit jiwa kapal itu. Isi gudang itu adalah rak-rak besi berisi manusia-manusia beku. Ia terpesona dengan manusia itu (Amy) karena ia memiliki sosok yang berbeda dengan dirinya. Kebetulan seluruh penumpang kapal tidak ada yang berambut merah.

Dan setelahnya, seseorang mematikan mesin pendukung hidup manusia-manusia kriogenik itu satu per satu. 

Amy terbangun dalam kesakitan karena akan tenggelam dalam es yang meleleh di sekitar tubuhnya. Elder menolongnya keluar dari peti bekunya dan menjelaskan kalau dia terbangun lebih cepat 50 tahun dari yang seharusnya. Dalam ketakutannya, Amy menyadari kalau ia akan menjalani hidup lebih dulu dibanding orang tuanya. Tanpa teman yang bisa dipercaya, ia terpaksa bergantung pada Elder.

Yang membuat saya betah membaca buku ini adalah dunia di dalam kapal Godspeed itu. Cara penulis menjelaskan secara detail kehidupan dan budaya kapal itu benar-benar menarik. Sistem pertanian, sistem peternakan, ruang-ruang khusus penelitian, orang-orang yang tinggal di rumah sakit jiwa, jadwal musim, dll. Di luar cerita sehari-hari itu ada rahasia yang menyelubungi kehidupan kapal itu. Sedikit demi sedikit Amy dan Elder memecahkan misteri di balik pembunuhan manusia-manusia kriogenik, termasuk ilmu pengetahuan yang disembunyikan Eldest dari para penghuni kapal. 

Unik dan bikin penasaran. Terus-terang saya tidak bisa menebak mau dibawa ke mana cerita ini nantinya. Saya harus segera baca buku lanjutannya. 

4/5

1 comment:

  1. Haha aku baru bikin review buku ke-3-nya, Shades of Earth. Jangan dibaca ya reviewnya! Aku suka banget series ini. Sepanjang baca, kayak bisa mengaitkan dengan kondisi saat ini banget... Aku padahal dasarnya ga suka sci-fi, tapi enjoy banget baca serial ini.

    ReplyDelete