Tuesday 9 September 2014

Delirium Stories: Hana, Annabel, and Raven


Judul : Delirium Stories: Hana, Annabel, and Raven (Delirium #1.5, #0.5, #2.5)
Penulis: Lauren Oliver
Tebal : 208 halaman
Penerbit : Harper Collins


Karena buku ini terdiri dari tiga novela, saya bahas satu-satu saja.

1. Hana
Saya suka novela yang ini karena saya paling bisa mengerti karakter Hana. Dia suka memberontak dan dia selalu bicara sesuka hati di depan Lena. Di sini diceritakan kalau dia suka menyelinap malam-malam untuk berpesta ria secara tersembunyi. Ia menyukai salah satu cowok di situ dan ia pun mulai cemas karena dalam beberapa bulan ia akan disembuhkan dari delirium. Beberapa kali hampir ketahuan oleh tim pemberantas delirium. Terakhir, ia juga sadar kalau cowok yang disukainya hanya menginginkannya untuk seks saja dan bukan benar-benar menyukainya. Sejak itulah ia mulai berpikir kalau disembuhkan dari delirium jauh lebih baik. Apalagi dia mendapat jodoh anak walikota nantinya. Saat ia ingin memberitahukan pengalamannya pada Lena dan mengakui kalau selama ini Lena benar, ia menemukan kalau sahabatnya itu jatuh cinta pada Alex. Ia merasa kehilangan Lena sehingga ia pun mengkhianati sahabatnya itu dengan melaporkan hubungan mereka pada pemerintah. 

Nuansa kesepian dan sedih di novela cukup terasa. Saya bisa merasakan rasa frustrasi Hana atas hidupnya yang membentang di hadapannya. Saya juga mengerti perasaannya saat perlahan tapi pasti Lena menjauh darinya untuk bersama Alex. Saya tidak menyalahkannya karena berkhianat di akhir. Sangat wajar dan manusiawi kalau dia merasa iri pada Lena. Menurut saya, novela ini membuat saya jadi benar-benar mengenal Hana.

2. Annabel
Sebenarnya sih saya tidak mengerti kenapa penulis ingin menceritakan kisah ibunya Lena ini. Bahkan di ketiga buku utamanya saya tidak tidak merasa karakternya itu penting. 

Novela ini menceritakan kisah Annabel saat masih muda dan bagaimana ia bertemu dengan ayah Lena. Dulu ia hidup miskin dan suka mencuri dari orang lain. Kebetulan ayah Lena adalah orang yang dompetnya ia curi. Ia langsung jatuh cinta pada cowok itu. Hebatnya, saat ia diberikan daftar pasangan yang paling cocok untuknya, ia melihat ayah Lena di daftar itu. Tapi ia merasa keberatan dengan prosedur penyembuhan, ia tidak mau kehilangan perasaannya pada ayah Lena. Namun untung baginya, obat delirium tidak bekerja untuknya. Sayangnya, walaupun dia bahagia, ayah Lena tidak pernah benar-benar menyadari keberadaannya sebagai seorang individu. How sad... Seperti sosok yang dekat namun juga tak tergapai. 

Di samping menceritakan masa lalunya, ada juga cerita tentang kehidupannya di penjara Crypt. Selama bertahun-tahun ia berakting bagai orang bodoh dan gila sambil menunggu seseorang berbaik hati untuk membebaskannya. Dan kesabarannya pun berbuah hasil.

Menurut saya, novela ini sangat sedih karena menceritakan ingatan masa lalu akan orang yang sudah meninggal dan hilang. Saya paling suka novela yang ini dibanding kisah Hana dan Raven.

3. Raven
Saya paling tidak bisa relate dengan karakter ini. Dia kuat, hebat, namun kosong. Saya tidak menemukan sesuatu dalam diri Raven yang bisa bikin saya peduli. Saya juga tidak terlalu suka novelanya yang membahas bagaimana awalnya ia bertemu Blue, bayi yang diselamatkan dan dibesarkannya. Yang saya ingat dari Blue cuma kalau dia mati di buku Pandemonium. Itu doang. Cuma di sini saya jadi tahu kalau dia dan Tack adalah pasangan. Ternyata ada sisi romantis dari seorang Raven. 

Yah, intinya sih saya agak lupa cerita novela Raven ini. Nggak berkesan soalnya.

Jadi, saya paling suka Annabel, Hana, dan terakhir Raven. :)

Seri Delirium:
1. Delirium
2. Pandemonium
3. Requiem

3/5

2 comments:

  1. Jadi ada beberapa buku lagi ya yang membahas kisah2 mereka? tidak mengikutiny

    ReplyDelete