Friday 1 January 2016

Momentum


Judul : Momentum
Penulis : Herika Angie
Tebal : 350 halaman
Penerbit : Kosa Media Utama

Kasih adalah seorang pelukis muda yang hidup sendiri di tengah hiruk-pikuk Jakarta. Tidak banyak orang yang masuk ke dalam hidupnya. Dari luar ia tampak seperti orang biasa. Normal.

Akan tetapi, setiap malam Kasih selalu bermimpi buruk. Ia merasa dikejar sesuatu yang tidak diingatnya. Ia hanya tahu kalau ketakutannya dimulai sejak kematian tragis seluruh anggota keluarganya.

Sampai suatu ketika, muncul seseorang yang tahu akan rahasia masa lalunya.

Kasih ketakutan.

Ia tidak bisa tidur.
Semua kunjungannya ke psikiater tidak ada gunanya.

Apa yang harus Kasih lakukan?
Lari atau berdiri menghadapi masa lalunya?


Review:
Ini buku kedua Herika Angie yang saya baca. Seingat saya, Rendezvous itu lebih ke arah bacaan remaja dan drama. Tapi yang ini... sangat berbeda. Entah kenapa nuansanya gelap dan misterius sejak awal. Saya bahkan sempat dibuat takut karena tidak tahu siapa penjahatnya.

Adegan dibuka dengan sosok anak perempuan yang agak aneh karena tidak mau merespons kata-kata kakek tua di sebelahnya. Setelah itu, cerita beralih ke masa depan. Seorang pelukis muda bernama Kasih sedang diwawancarai mengenai pameran lukisannya yang selanjutnya. Di bawah bimbingan pelukis terkenal bernama Ganjar, Kasih berhasil menjadikan dirinya bagian dari dunia pelukis Indonesia. 

Yang semua orang tidak tahu adalah kalau Kasih tinggal sendirian. Setiap malam ia dihantui mimpi buruk mengenai masa lalunya, masa lalu yang berhubungan dengan kematian orang tuanya. Kasih hanya punya satu sahabat bernama Adrian. Adrian kerap kali menemaninya ke psikiater dan menjaganya dari jauh. Apalagi sejak seorang pianis bernama Reno pindah ke sebelah apartemennya Kasih. Reno terkesan sangat mencurigakan.

Di sisi lain ada Tasya, seorang mahasiswa hukum yang sedang berusaha menyelesaikan skripsinya. Ia membutuhkan kasus konkrit untuk skripsinya itu dan kebetulan ia menemukan kasus kematian orang tua Kasih yang sangat ganjil. Ia memutuskan mewawancarai Kasih. Sayangnya, jejak Kasih begitu sulit ditelusuri. Walaupun akhirnya ia bertemu dengan Kasih, gadis itu menolak diwawancarai.

Wah, jarang-jarang saya baca misteri karya lokal. Nggak nyangka kalau isinya bikin saya penasaran dari awal sampai akhir. Keren uy. Saya bahkan nggak bisa nebak sampai akhir. Pace ceritanya agak lambat, tapi asyik diikuti. Buat saya yang suka ketakutan baca misteri, semua percakapan dan adegan sehari-harinya yang normal membuat saya jadi santai bacanya. 

Recommended buat yang suka misteri dan cerita yang bernuansa gelap.

4/5

No comments:

Post a Comment