Saturday 3 October 2015

The Elite


Judul : The Elite (The Selection #2)
Penulis : Kiera Cass
Tebal : 323 halaman
Penerbit : Harper Teen

The Selection began with thirty-five girls. Now, with the group narrowed down to the Elite, the competition to win Prince Maxon's heart is fiercer than ever--and America is still struggling to decide where her own heart truly lies. Is it with Maxon, who could make her life a fairy tale? Or with her first love, Aspen, who she always thought was the one?

America is desperate for more time. But the rest of the Elite know exactly what they want--and America's chance to choose is about to slip away.


Review:
Ada sesuatu yang bikin "nyandu" dari tulisan Kiera Cass ini. Entah kenapa saya membacanya cepat sekali. Bahasanya mengalir luwes dan sederhana. Tapi ceritanya juga sangat sederhana sih.

Setelah dieliminasi, kini calon istri Pangeran Maxon tinggal enam saja. America yang mulai menyukai sang pangeran jadi merasa terancam karena takut disuruh pulang. Tapi dia tidak mau mengakui perasaannya dan malah bermain api dengan Aspen di belakang punggung Maxon. Terus-terang bagian-bagian awal buku ini hanya berputar di sekitar kebimbangan America dalam memilih cowok. Saya sampai bosan sendiri. Kalau Maxon bersikap romantis, America meleleh. Begitu Maxon bersikap aneh dan tak terbaca, America lari ke pelukan Aspen. Ugh. Saya memang tidak suka dengan sikap plin-plan America, tapi saya mengerti. Dia tidak ingin membuka hatinya secara penuh ke Maxon karena Maxon sendiri juga tetap berhubungan dengan cewek-cewek Elite lainnya. Cewek mana sih yang mau "dienamkan" sama cowok? America memilih Aspen karena cowok itu adalah pilihan yang aman. 

Seperti buku sebelumnya, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai pemberontakan yang terjadi di luar istana. Kisahnya terlalu aman dan indah untuk genre distopia. Yang membuat saya cukup terkejut hanyalah isi diari pendiri Kerajaan Illea. Ternyata kerajaan itu dibangun di atas dasar keserakahan semata. Selain itu, saya sempat dibuat bingung dan penasaran dengan sikap Pangeran Maxon yang agak aneh. Tapi semuanya ada penjelasannya di akhir. Walau tetap saja aneh.

Kiera Cass sengaja membuat pembaca menebak-nebak siapa yang akan dipilih America di akhir. Secara status, saya jauh lebih suka Aspen. Status pangeran itu kurang macho dibandingkan prajurit/pengawal. Sepertinya jauh lebih keren Aspen. Tapi saya tidak suka sisi Aspen yang tidak memercayai kemampuan America untuk menjadi ratu. Terkesan merendahkan. Mungkin maksud Aspen sih egois, ingin America memilih dia. Tapi nggak begitu juga caranya. 


Dan ternyata endingnya lumayan menarik. Ayah Maxon mulai berperan banyak. Rasa tidak sukanya pada America ditunjukkan dengan perkataan yang bikin mental jatuh. Lumayan seru karena sepertinya America bakal punya tantangan yang jauh lebih besar untuk memenangkan kedudukan sebagai istri Maxon. Saya juga cukup suka karena America akhirnya harus berjuang untuk mendapatkan Maxon. Selama ini kan America sudah diberikan kepastian oleh Maxon kalau dia adalah gadis terfavorit. Tapi karena America berbuat sesuatu yang buruk di buku ini, kepercayaan Maxon padanya jadi hilang. America harus berjuang untuk mendapatkan kepercayaan Maxon kembali. 

Cukup menghibur. Sangat ringan dan tidak perlu mikir. Hehe...

3/5

No comments:

Post a Comment