Monday 10 February 2014

Catatan Musim


Judul : Catatan Musim
Penulis : Tyas Effendi
Tebal : 280 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Tya pertama kali bertemu dengan Gema di sebuah halte. Hari itu hujan turun di Kota Bogor dan mereka berdua saling berkenalan sambil menunggu hujan reda. Pertemuan itu berkesan buat keduanya hingga terus berlanjut. Selalu sama, di halte yang sama dan musim yang sama.

Mereka berpisah saat Gema pergi ke Perancis untuk kuliah. Hubungan terputus begitu saja. Sejak awal mereka sudah saling suka, namun hanya saling menunggu dari jauh. Tya yang merasa ditinggalkan memutuskan untuk mengejar Gema ke Perancis. 

Gema adalah seorang pelukis. Suatu kali kakinya terluka oleh serpihan kayu, namun ia mengabaikannya. Sampai kanker epidermoid menyerangnya. Sedikit demi sedikit bagian kakinya harus diamputasi demi menghindari kanker ganas itu. Saat ia bertemu lagi dengan Tya, ia bukan lagi orang yang sama. 

Bagaimana kelanjutan nasib mereka?


Review: 
Hal pertama yang muncul di otak saya adalah nama Tya. Kok mirip sama nama penulisnya? Sama-sama kuliah sastra inggris pula. *salah fokus

Menurut saya, ceritanya manis dan agak melankolis karena hujan dan pertemuan-pertemuannya yang tidak biasa. Entah kenapa saya merasa hubungan Tya dan Gema ini seperti lukisan. Mungkin karena kisah mereka dituturkan dalam penggalan bagian yang dipecah-pecah berdasarkan musim tertentu. 

Novel ini menarik karena saya tidak menyangka kalau sosok cowoknya cacat. Sebenarnya novel ini bisa dibikin lebih menyentuh lagi, lebih sedih lagi. Tapi karena ini hanya novel ringan dengan plot cepat, saya tidak bisa menghayatinya lebih dalam. Selain itu, mungkin orang akan kesal dengan sifat Gema yang minder dan kerap kali menyakiti Tya. Tapi menurut saya itu bagus dan realistis. 

Secara keseluruhan, saya tidak mendapat emosi yang kuat di novel ini. Saya tidak terlalu terganggu dengan pertemuan-pertemuan kebetulan Tya dan Gema di Perancis. Saya lebih terganggu dengan pendalaman karakternya. Saya merasa Tya tidak punya karakter, sementara Gema seakan hanya memiliki dua dimensi saja. Karakter keduanya mudah terlupakan.

Walaupun begitu, saya suka beberapa hal unik yang terjadi di Perancis. Termasuk kegemaran Tya terhadap cangkir teh. Keren gitu, lho.

2/5

2 comments:

  1. Aku juga kuran dapet karakter Tya yang sebenarnya, apakah dia itu berpendirian kuat atau justru sebaliknya. Dan iya, aku juga suka dia ngoleksi cangkir. Kesannya keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, karakter Tya itu datar banget. Aku malah udah lupa dia itu seperti apa.

      Delete