Sunday, 28 April 2013

The Battle of the Labyrinth


Title : The Battle of The Labyrinth (Percy Jackson And The Olympians #4)
Writer : Rick Riordan
Number of Page : 243
Ebook Publisher : Disney Book Group

Percy Jackson isn't expecting freshman orientation to be any fun. But when a mysterious mortal acquaintance appears on campus, followed by demon cheerleaders, things quickly move from bad to diabolical. 

In this latest installment of the blockbuster series, time is running out as war between the Olympians and the evil Titan lord Kronos draws near. Even the safe haven of Camp Half-Blood grows more vulnerable by the minute as Kronos's army prepares to invade its once impenetrable borders. To stop them, Percy and his demigod friends must set out on a quest through the Labyrinth-a sprawling underground world with stunning surprises at every turn. Full of humor and heart-pounding action, this fourth book promises to be their most thrilling adventure yet.

In my opinion:
Percy went to a new school. He wished that nothing bad would happen on the first day. Unfortunately, demons disguised as cheerleaders cornered him in a room. Hell broke loose and Percy was chased by the teachers. With Rachel's help, he could get out. Well, I didn't expect to see Rachel here. I thought she was just unimportant character in the last book when she saved Percy from Luke's minions. But, she got crucial role here and she made Annabeth's jealousy burst out. Two girls for Percy, haha...

In this book, Annabeth had to lead a mission. She chose Percy, Grover, and Tyson to come with her to the labyrinth. I found the adventure quite interesting. They wandered around the ancient labyrinth built by Daedalus to stop Luke from attacking the Half-Blood camp. The labyrinth could lead people to anywhere they wanted and it would be very dangerous if Luke had the map. Only Daedalus had the map and Percy had to meet him before Luke. 

I really liked the adventure. The labyrinth was like a puzzle, causing Percy and his friends keep getting lost inside it. They met several interesting beings and I could only say that Rick Riordan was very genious because he chose the little bits of Greek mythology and created unique scenes in his book. Calypso, Pan, and how to find the right way in the labyrinth... I just realized the real meaning of "pan" and "panic" were derived from Pan, God of the wild and I felt sad knowing the tragic life Calypso should face for eternity. Wow, just wow.

Kronos was resurrected completely at the end of this book. This would mean war between the Titans and the Olympians which I believed would occur on the last installment. Can't wait for reading the next book :)

My favorite character here was Nico, son of Hades. He was just so cool with his power controlling the dead. He seemed mysterious, dark, and dangerous with his black outfits. And maybe what made me loved this character was the fact that he was an outcast. Hades didn't have house in the Half-Blood Camp, so Nico didn't have place to stay there. Furthermore, he was so devastated losing his sister that he became a bitter and more mature person. Ah, I just loved tortured character . -.-

4/5

Saturday, 27 April 2013

Pemenang 2nd Anniversary BBI Giveaway Hop

Sekarang saatnya mengumumkan pemenang giveaway...

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih untuk semua peserta yang sudah mengikuti giveaway ini. Saya senang sekali karena semuanya berjalan lancar. Semoga BBI semakin dikenal banyak orang karena suka membagi-bagi hadiah dan meningkatkan minat membaca di Indonesia. 

Untuk giveaway kali ini, saya memberikan tiga hadiah. One Day by David Nicholls (1), Anna Karenina by Leo Tolstoy (2), dan Daughter of Smoke And Bone by Laini Taylor (3). 

Setelah saya mendaftar semua nama peserta, ternyata totalnya ada 74 orang. Saya memasukkan semua nama-namanya ke list di random.org sesuai urutan comment.


Lalu komputer memilih...


1. Najwa Shufia Choliq (urutan pemilihan hadiah: 3, 1, 2) mendapatkan buku Daughter of Smoke And Bone by Laini Taylor. 

2. Risna Ristiana (urutan pemilihan hadiah: 2, 3, 1) mendapatkan buku Anna Karenina by Leo Tolstoy

3. Luckty (urutan pemilihan hadiah: 1, 3, 2) mendapatkan buku One Day by David Nicholls

Err... kenapa bisa pas banget ya? Keren bener si random.org. Semuanya dapat pilihan pertama. *nggak penting.

Selamat buat para pemenang. Yay!!! Saya akan menghubungi lewat email dan jika tidak dibalas dalam waktu 48 jam, saya anggap hangus dan hadiah akan diberikan ke pemenang lain. 

Dan terakhir... Happy Birthday to BBI!! ;D

Friday, 26 April 2013

Close Up Interview Anggota Blogger Buku Indonesia


Masih merayakan ulang tahun BBI yang kedua, selain bikin giveaway saya juga ikut Close Up Interview (CUI). Apa sih CUI ini?

Jadi, begini. Kan sekarang BBI sudah punya banyak anggota. Saya sendiri sampai nggak hafal siapa saja mereka. Nah, CUI ini diadakan supaya bisa mengenal anggota-anggota yang lain. Kebetulan target saya adalah R. Maryana. Blog bukunya ada di Ryana's Locker dan ternyata dia punya blog lain yang bisa dicek di Ryana's Journal.

Awalnya saya bingung. Terus-terang saya tidak pernah meng-interview orang, jadinya saya tidak tahu apa yang harus ditanyakan. Pokoknya saya nggak bakat jadi wartawan. Tapi setelah mencari ide ke sana kemari, saya berhasil menyusun beberapa pertanyaan.

Saya menghubungi Ryana pertama kali lewat email yang ternyata tidak dibalas. Jadi, saya menghubungi lewat goodreads. Eh, ternyata Ryana sudah mengirim balasan email tapi dia salah pencet dan emailnya malah masuk ke draft. Haha...

Setelah itu, saya kirim pertanyaannya lewat email. Saya mengira posting CUI ini tanggal 26 April, jadi saya salah kasih deadline ke Ryana. Malam tanggal 24 April saya langsung kirim email lagi buat meralat deadline-nya (haha... terlambat memang).

25 April pagi... saya sudah punya jawaban, saya sudah punya bahan buat posting. Tapi teman saya datang dari Sydney. Jadi, saya seharian jalan-jalan dan terpaksa harus menunda menulis posting sampai malam. Saya pikir tidak apa-apalah. Yang penting masih tanggal 25. Tapi... begitu saya pulang, saya baru tahu kalau internet di rumah rusak. Nggak bisa dipake. Terpaksa harus menunggu lagi. Pokoknya saya nunggu sehari penuh sebelum akhirnya internetnya jalan lagi. Cape, deh... Hidup tanpa internet bener-bener bikin stres.

Oke, abaikan curhat saya yang terakhir. Kembali ke CUI.

Saya belum pernah ngobrol sekali pun dengan Ryana. Saya bahkan belum pernah mampir ke blognya (ya, saya memang kurang rajin blogwalking hehe...). Jadi, interview kali ini beneran bikin saya mengenal siapa R. Maryana ini.

Inilah hasil interview amatiran saya. (S=saya/Sabrina, R=R. Maryana, K=komentar nggak penting dari saya)

S: Hai, Ryana. Ini pertanyaan buat CUI-nya. Maaf, banyak hehe...
R: *gosok-gosok tangan*
Oke, thanks for the questions. Senang rasanya mendapatkan banyak pertanyaan. Karena pada dasarnya aku orang yang suka banyak cerita hingga kehabisan kata. Hingga kadang aku mengulang ceritaku XD
Semoga saja interview ini bisa jadi ajang promosi jika aku terkenal nanti *ditimpuk farmakope*
Dan inilah pembalasanku, Sabrina :P Selamat menikmati...
K: Siap menikmati sambil makan snack...
S: Tell me about yourself (tanggal lahir, nama, asal, pekerjaan, dan keluarga).
R: About my self. Terkadang aku bimbang jika ada orang yang menanyakan hal ini. Beberapa hal tidak bisa kuceritakan demi keamanan dan kedamaian hati ini #eaaa.
Hal pertama yang perlu aku sampaikan adalah aku merasa dipereteli seperti apa yang profesor McGonagal dan Madam Hooch lakukan pada firebolt milik Harry #apadeh.
Namaku R. Maryana. Nama pena yang sungguh sulit dicari. Ini beneran lho. Sejak lama aku memikirkan soal ini. Buatku ini soal serius.
Karena ini interview yang aku anggap sebagai latihan kalau aku terkenal nanti—abaikan jika aku lebay—aku akan menjawabnya dengan serius.
Namaku Raden Roro Maryana Ulfah. Perempuan yang lahir di Bandung tanggal 25 Desember 1992. Aku masih tinggal di kota yang sama hingga saat ini. Tapi aku bukan asli orang Bandung. Aku sendiri bingung sih kalau ditanya orang mana ._.a
Aku anak ke dua. Punya seorang kakak dan adik. Perempuan. Dan maaf aku tak bisa bercerita lebih banyak tentang ini.
Pekerjaan. Aku seorang asisten apoteker di Instalasi Farmasi di salah satu rumah sakit di Bandung. Dan aku yang termuda di ruangan tempatku bekerja :P Gak enaknya, aku sering jadi ‘sasaran’ -_-
K: Ternyata sama-sama dari Bandung! Ya, ampun. 

S: Sejak kapan suka membaca? Kenapa?
R: Aku suka baca belum lama sih. Saat kecil aku gak punya buku cerita. Teman terbaikku adalah buku pelajaran. Aku suka dengan buku bergambar. Aku sering membaca pelajaran buku di—maaf—WC. Yah, aku kan gak punya buku cerita. Buku bahasa Indonesia yang sering aku baca karena biasa ada cerita pendeknya. Juga buku IPA. Karena yang paling banyak gambarnya.
Aku mulai serius saat aku SMP. Tapi waktu itu aku cuma sok-sok’an kalau datang ke perpustakaan. Satu buku ukuran standar—sekitar 200 halaman—baru bisa kubabat habis dalam waktu seminggu. Sampai akhirnya seorang teman mengubah hidupku. Aku suka membaca sejak ia mengenalkanku pada seorang manusia setengah vampir bernama Darren O’Shaugnessy.
K: Hihi... saya juga suka baca di WC. 

S: Sejak kapan bergabung dengan BBI? Kenapa bisa tertarik bergabung?
R: Aku masih anak bawang. Baru gabung sejak bulan Januari meski blog buku yang aku punya kini aku bangun pada bulan Desember. Kenapa aku tertarik? Hal paling awal karena ngiri sama temen yang pasang logo BBI di blognya -_-
K: Kepincut sama logo BBI juga toh... Saya suka sama rambut cacingnya BBI *ga nyambung*

S: Apa genre buku favoritnya? Apa saja buku favorit dari genre tersebut?
R: Belum lama sadar kalau Fantasi yang paling bisa meninggalkan bekas di hatiku. Padahal awal-awal aku membaca, aku hanya memburu teenlit. Tapi lama-lama genre itu terlihat klise buatku. Meski dikemas dengan berbagai cara. Buku favoritku belum banyak. Sejauh ini tentu saja serial dari para penulis favoritku. Harry Potter dan Darren Shan.
K: Saya juga demen fantasi dan saya memang tumbuh besar bersama Harry Potter, tapi ga termasuk kacamata bulat culunnya. *apa sih*

S: Siapa penulis favoritmu? Kenapa?
R: Favoritku ada empat. J.K. Rowling, Darren Shan, Sinta Yudisia, Bang Aswi.

J.K. Rowling.
Aku lebih dulu berkenalan dengan tante Jo ketimbang Harry Potter. Sebelum aku berkenalan dengan tante Jo, aku memang sudah bertemu dengan Harry Potter tapi kami hanya saling berpandangan tanpa melempar senyum apalagi bertegur sapa. Kemudian seorang teman mengenalkanku pada tante Jo. Aku tahu sedikit lebih banyak tentangnya. Mengenal masa kecilnya hingga akhirnya ia melahirkan anak khayalannya. Aku tahu sedikit cerita bagaimana tante Jo membesarkan dua anak sekaligus. Lalu kakak sepupuku—entah kesambet apa—memberiku buku Harry Potter and the Order of the Phoenix yang masih baru, berplastik bahkan masih ada label harganya. Saat itulah aku berkenalan dengan Harry Potter. Dan aku sadar kalau tante Jo telah merapal mantra dan diarahkan padaku.

Darren Shan.
Om Shan adalah penulis pertama yang berhasil mengambil hatiku. Untuk pertama kalinya aku ingin membaca cerita tulisannya lagi, lagi dan lagi. Dan Darren Shan Saga adalah serial pertama yang aku punya lengkap. Ah om Shan, dia benar-benar membuatku ingin jadi keponakannya.

Sinta Yudisia.
Pertama kalinya aku membaca buku mbak Sinta itu di tahun terakhir di SMP. Waktu itu lagi rame-rame dateng ke bazar di kantor Mizan. Aku asal ambil buku. Dan aku mengambil buku mbak Sinta. Tadinya aku berniat membeli buku itu untuk disumbangkan ke perpustakaan. Sebuah buku kumcer berjudul Cadas Kebencian. Dan ternyata, aku tidak rela buku itu jadi milik perpustakaan. Ceritanya luar biasa. Sederhana tapi ngena. Sayang sekali seseorang meminjamnya dan tak pernah mengembalikan. Hingga aku lupa siapa yang meminjam. Dan kini hanya keajaiban yang bisa membuatku mendapatkan buku itu kembali. Karena tidak ada satupun yang tersisa di gudang penerbit.

Bang Aswi.
Aku kenal beliau lewat buku antologi berjudul Can You Keep the Secret. Aku membacanya sekali pinjam dari teman. Lalu menemukannya di toko buku dan beli sendiri. Aku membaca biodata para penulis. Aku sadar satu hal. Bang Aswi adalah orang yang sama dengan orang yang pernah mama ceritakan. Mama kenal Bang Aswi. Buku itu punya nasib yang sama dengan Cadas Kebencian. Hanya saja aku tahu siapa yang meminjam. Tapi aku tidak tahu kenapa aku bisa meminjamkan buku itu. Hanya itu sih karya Bang Aswi yang aku baca. Aku lebih sering membaca tulisannya di blog. Mendengar ia memenangkan banyak hal dengan tulisannya membuatku kagum. Terlebih  karena aku—akhirnya—aku mengenalnya—setelah berinteraksi hanya lewat internet—aku mengunjungi rumahnya, ia berkunjung ke rumahku, ia di depan mataku. Rasanya seperti mimpi. Karena kalau bertemu, ia terlihat biasa. Orang lain mungkin tak akan menyangka kalau goresan penanyalah yang punya sentuhan.
K: Saya cuma tahu satu doank >.<

S: Saya baca blogmu dan ternyata kamu suka Darren Shan. Apa istimewanya dari penulis ini?
R: Seperti yang sudah kukatakan. Om Shan—anggap saja aku ini keponakannya—adalah penulis pertama yang memikatku. Aku suka membaca ceritanya berulang kali. Tidak bosan. Dan selalu berharap bisa membaca seluruh karyanya. Bukan julukan master of horror yang membuatku terpikat. Sesuatu yang ajaib telah merasukiku saat membaca bukunya. Aku selalu merasa ada di sisinya. Andai ia benar-benar ada di sisiku. Sekali saja..... *lalu mencari tissue*
K: Saya penasaran mau baca karya Om Shan ini. Tapi begitu melihat genrenya... "master of horror", kabur ah~~ *takut* 

S: Kamu suka nulis sejak kapan? Kenapa kamu suka menulis? Karya mana sajakah yang sudah diterbitkan? Siapakah yang menjadi inspirasi terbesarmu? (oops, diborong)
R: Aku suka menulis karena orang yang sama. Seorang teman yang diam-diam kuajak bicara karena aku males juga jalan bareng temen buat ngerjain tugas tapi gak ngobrol. Dia membisikan sesuatu padaku kalau tentang ceritanya. Tentang seorang tokoh perempuan bernama Aqua. Dari sanalah aku ingin menulis. Aku tidak ingin kalah darinya. Seorang pendiam yang menghasilkan karya. Seharusnya aku juga bisa. Tapi karyaku belum ada yang diterbitkan *lalu mengambis tissue lagi* Tiga tulisanku masuk buku. Tapi kuharap tidak ada yang menghitungnya karena perjuangan ketiganya sama sekali tidak berasa. Tidak ada orang khusus yang menjadi inspirasi terbesarku. Terkadang inspirasi itu datang dari mimpiku sendiri. Beneran mimpi, mimpi pas lagi tidur. Hehe. Tapi aku selalu bilang pada diriku untuk mempersembahkan satu ceritaku untuk seseorang yang kupikir punya pengaruh besar. Nama mereka akan tertulis di buku yang—semoga—kelak diterbitkan J optimis weh lah aku mah...
K: Optimis dong :D Lagipula gaya tulisanmu bagus nih. Saya bahkan nggak perlu edit jawabanmu hehe... 

S: Apa impian terbesarmu?
R: Aku berharap bisa meraih impian yang tersisa. Maksudku, aku sudah 3 kali mengubur impianku dan tentu saja itu menyedihkan. Aku ingat saat kecil ingin menjadi apa saat besar nanti. Kujawab sebuah profesi. Tapi karena suatu hal yang tak bisa kuhindari, membuatku menguburkan impian itu. Lalu aku berganti mimpi, ingin menjadi sesuatu. Tapi saat aku kembali terbentur kenyataan kalau aku tidak bisa meraihnya, aku kembali mengubur impian itu. Lalu aku berganti mimpi lagi. Yang pertama terpikir saat aku SD, lalu yang kedua aku lupa tapi anggap saja saat SMP. Dan yang terakhir itu terpikirkan saat aku SMF. Sebuah impian yang sesungguhnya berbeda jalur dengan apa yang aku pelajari. Tapi saat aku sadar aku juga tidak bisa melakukannya, aku menangis sebelum aku mengubur mimpi itu. Kini aku kembali mendapat pijakan. Menulis. Hanya itu yang bisa kuraih dalam keadaan yang sekarang. Jikalau aku tidak bisa menjadi seorang penulis, aku tidak tahu aku ingin menjadi apa. Sepertinya tidak ada hal lain yang kuimpikan selain melawan rasa takutku. Ya, aku takut saat ada yang membaca tulisanku. Setidaknya itulah mimpiku. Yang kita bicarakan ini bukan mimpi manusia pada umumnya kan? Seperti hidup sejahtera dan bahagia hingga akhir waktu?
K: Profesi apa nih? Guru, dokter, menteri keuangan? Haha... Kalau mimpi manusia pada umumnya, saya juga mau :D

S: Apa hobimu selain membaca dan menulis?
R: *langsung mati gaya* haduh, nulis sama baca aja belum bisa dibilang hobi XD Gak ada lagi kayaknya. Sejak 3 bulan yang lalu sih demen main game online Travian. Tapi berhubung bikin kecancuan, aku close semua akunku. Kadang rindu juga. Itu game yang aku banget. Bangun pagar, bagun ladang, berpetualang..... Aku juga jarang keluar rumah. Kalau gak sama laptop ya sama buku kalo enggak ya sama tv. Dan pilihan lain ya sama tempat tidur dan gulingku tercinta #eh
K: Tos! Saya juga anak rumahan, jarang keluar rumah dan senang guling-gulingan di kasur sambil baca buku. *eh?

S: Apa pendapatmu soal seri Harry Potter? Kan kamu suka banget sama seri itu.
R: Kalau aku bilang amazing sih udah banyak yang bilang ya? Hahaha. Kenyataannya adalah aku menyukai cerita ini lebih ke behind the scene-nya. Jadi bukan hanya tentang Harry Potter tapi tentang J. K. Rowling. Aku masih heran apa yang sebenarnya ia lakukan hingga seluruh dunia tahu tentang Harry Potter. Satu hal yang sih yang aku percaya. Apa yang ia lakukan dulu setimpal dengan apa yang ia dapatkan sekarang. Tapi aku berusaha meyakinkan diriku bahwa aku tidak perlu sesedih Tante Jo jika aku berharap aku mendapatkan apa yang bisa ia dapatkan.
K: Memang, perjuangan tanpa lelah pasti membuahkan hasil pada akhirnya. *wise mode on*

S: Kamu bisa bahasa Jepang ya? (soalnya ada posting judulnya pake bahasa itu :D) Bisa bahasa apa lagi selain Indonesia?
R: Ah, itu mah gaya-gayaan aku aja. Aku gak bisa bahasa Jepang kok. Cuma tahu sapaan selamat pagi, selamat siang, sampai jumpa lagi, minta maaf, pernyataan cinta, ucapan selamat ulang tahun, ucapan selamat tidur, ucapan selamat makan, tunggu, Cuma kosakata yang benar-benar dasar. Aku memang mengagumi Jepang tapi gak bisa kok bahasa Jepang. Cuma kalau baca teks bahasa Jepang emang udah gak kaku. Udah biasa lidahnya :D Bahasa lain? Inggris pun aku belum lancar eung -_- Dan kita gak menghitung bahasa daerah kan? Karena soal ini aku pun tidak pandai o_O
K: Ah, menurut saya kalau sudah bisa pernyataan cinta berarti sudah lumayan bisa bahasanya. *ngaco*

S: Kelihatannya kamu sibuk ya sampai membutuhkan 30 jam sehari? Ceritakan tentang pekerjaanmu sehari-hari.
R: Aku suka dengan kesibukan. Membuatku merasa seperti orang penting dan aku perlu alasan itu agar aku tidak bermalas-malasan di kasur. Aku perlu 7 jam untuk tidur, 7 jam untuk bekerja, 4 jam untuk rutinitas di rumah, 4 jam untuk bermain, 4 jam untuk menulis dan 4 jam untuk membaca. Bukankah 24 jam sehari itu jauh dari cukup?
K: Setuju sekali. Sibuk berarti orang penting! Makanya saya suka pura-pura sibuk padahal santai begini *eaaa*

S: Kalau disuruh milih, kamu ingin tinggal di negara mana?
R: Kembali ke Jepang. Aku suka Jepang. Tapi kalau urusan tempat tinggal....
Aku senang aku tinggal di Indonesia. Dan sungguh, aku rasa tidak ada tempat tinggal yang lebih baik dari tempat di mana aku dilahirkan...
K: Saya jadi kangen Bandung~~ *lupakan*

S: Tokoh fiksi mana yang paling disukai? Kenapa?
R: Kalau paling, aku bingung sebenarnya. Sejauh ini belum benar-benar suka sama seorang tokoh :p Ada satu sih, tapi tokoh yang aku ciptakan sendiri XD Namanya Renee. Dia akan kuperkenalkan pada dunia secepat yang aku bisa. (berkata dalam hati : entah deh kapan). 
K: Ayo, cepatlah menuliskan cerita Renee. Namanya bagus, uy.

S: Apa kamu punya quote favorit dari buku?
R: Kalau kata-kata indah sih banyak. Tapi favoritku itu kalimat biasa tapi sungguh bisa membuat tenggorokanku tercekat. Aku merasa dadaku sesak. Seketika aku harus berusaha untuk membendung air mataku. Agak lebay ya? Oke aku tahu ini bukan agak lebay tapi memang lebay :p Favoritku adalah paragraf pertama dari bab 29 dari buku Cirque Du Freak karya om-ku, om Shan :p
"Aku memperlakukan setiap menit yang kuhabiskan bersama keluarga dan teman-teman bagaikan waktu-waktu yang sangat berharga. Aku memperhatikan wajah dan suara mereka dengan cermat, supaya tidak melupakan semua itu. Aku tahu aku takkan pernah melihat mereka lagi dan hal itu membuat hatiku pedih, tapi hal ini memang harus terjadi. Tidak ada jalan kembali."
K: Betul, waktu tidak bisa diputar ulang. Enjoy while you can. XD

S: Apakah kamu punya dosa timbunan buku yang belum dibaca? Seberapa besar timbunan itu?
R: Aku tidak mau membicarakan ini. Ada banyak di kamarku. Mungkin sekitar 45 judul. Dan aku tidak tahu aku harus mulai dari yang mana *ngacak-ngacak rambut*
K: Tenang, nanti akan nambah lagi kok. Sama kayak saya, hehe... *tambah ngacak-ngacak rambut*
S: Apa kesanmu menjadi anggota BBI? Apa harapanmu ke depan sebagai anggota BBI?
R: Sungguh menyesal. Aku jadi kecanduan baca buku. Dan kini lagi kena virus dystopia ._.
K: Haha... Dijamin makin kecanduan. Sebelum gabung BBI, timbunanku cuma 60 buku. Sekarang? 211 :( 

~R. Maryana with her books~ 

Nah, itulah hasil interviewnya. Saya jadi mengenal seorang anggota lain dari Bandung :) 

Untuk melihat hasil interview anggota lain, silakan kunjungi link-link yang ada di sini.

Saturday, 20 April 2013

Smash Cut


Judul : Smash Cut (Mitchell & Associates #1)
Penulis : Sandra Brown
Tebal : 568 halaman 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Jutawan Paul Wheeler tewas terbunuh. Keluarganya menyewa pengacara terkenal Derek Mitchell untuk membela keponakan sang korban, Creighton, meskipun polisi belum menjadikan pemuda itu tersangka.

Kekasih sang jutawan, Julie Rutledge, yang juga dicurigai, percaya bahwa Creighton-lah pembunuhnya, walaupun orang itu mempunyai alibi kuat. Julie bertekad akan menempuh jalan apa saja—bahkan termasuk menghancurkan karier Derek—untuk membuktikan bahwa si keponakan bersalah. Namun semakin banyak sisi gelap Creighton yang terungkap, terutama ketertarikan yang tak wajar pada pembunuhan-pembunuhan dalam film, Derek semakin percaya Julie benar. Derek dan Julie berpacu dengan waktu, bekerja sama untuk mengungkap kebenaran.

Sudahkah Creighton mulai menyusun adegan film yang mengerikan? Dan siapakah yang akan terpaksa menjadi bintang pendukungnya?

Review:
Seperti biasa Sandra Brown paling pintar bikin cerita yang menarik. Setiap awal dan akhir babnya selalu menggantung dan membuat saya ingin baca terus sampai tidak bisa berhenti karena penasaran. Tokoh-tokohnya juga keren, terutama penjahatnya. Si Creighton itu cara bicara dan monolog pikirannya itu bikin saya kesel dan pengen bunuh dia langsung. Pokoknya Sandra Brown sukses membuat tokoh penjahat maniak, sosiopat, dan terganggu jiwanya.

Dan tentu saja Derek Mitchell-nya keren sekali. Agak bajingan tapi juga setia banget sama anjingnya. Makanya kasihan waktu anjingnya dibunuh sama si Creighton. Untuk tokoh utama perempuannya, saya rasa tipikal. Seperti novel suspense Sandra Brown yang lain, perempuannya itu terkesan fragile, lemah, dan penuh rahasia. Tujuannya mungkin untuk memberi kejutan-kejutan dan juga biar bikin tokoh prianya semakin wow. Si Derek ini mengejar Julie mati-matian namun kerap kali kecewa setiap kali sebuah rahasia wanita itu terungkap. Tapi hebatnya, Derek tetap percaya pada wanita itu sampai akhir. Insting atau cinta buta nih? 

Keluhan saya untuk buku ini hanyalah karena penjahatnya sudah ketahuan dari awal. Tinggal bagaimana para detektif mengalihkan perhatiannya dari Julie Rutledge ke penjahat yang sebenarnya. 

Recommended buat yang suka Sandra Brown (seperti saya) dan suka genre suspense romance.

4/5

Thursday, 18 April 2013

The Host


Judul : The Host (The Host #1)
Penulis : Stephenie Meyer
Tebal : 567 halaman
Ebook publisher : Back Bay books

Melanie Stryder refuses to fade away. The earth has been invaded by a species that take over the minds of human hosts while leaving their bodies intact. Wanderer, the invading "soul" who has been given Melanie's body, didn't expect to find its former tenant refusing to relinquish possession of her mind.

As Melanie fills Wanderer's thoughts with visions of Jared, a human who still lives in hiding, Wanderer begins to yearn for a man she's never met. Reluctant allies, Wanderer and Melanie set off to search for the man they both love.

Review: 
Menurut saya, agak tidak adil sih buku ini dibandingkan dengan Twilight walau penulisnya sama. Twilight hanyalah kisah cinta antara vampir dan manusia yang tidak ada isinya, sedangkan The Host adalah buku yang memiliki pesan moral kemanusiaan yang sangat kuat. Awalnya saya memang tidak menaruh ekspektasi tinggi untuk buku ini, jadi mungkin itu jugalah yang menyebabkan saya jadi menyukai cerita di dalamnya.

The Host mengambil tema alien yang tinggal di dalam tubuh manusia. Alien atau "Soul" ini mengambil alih bumi dan menyebabkan manusia menjadi spesies sangat langka. Mereka yang masih bertahan terpaksa bersembunyi karena takut ketahuan oleh para Seeker yang tugasnya mencari manusia-manusia yang masih hidup untuk dimasukkan jiwa alien ke dalamnya. 

Untuk ide, saya harus mengacungkan jempol pada Stephenie Meyer. Saya suka konsep parasit di dalam tubuh manusia dan bagaimana mereka mengatur bumi. Lucunya semua Soul itu sangat jujur dan saling percaya satu sama lain. Mereka tidak pernah berbohong, tidak pernah berbuat kekerasan, dan sangat polos. Bayangkan saja, supermarket terbuka untuk umum. Tidak perlu membayar, ambil seperlunya. Damai dan tenteram.

Tapi tentu saja manusia tidak tinggal diam. Mereka yang tidak suka membentuk kelompok Resistance.

Wanderer, Soul yang menjadi tokoh utama dan suara dalam kisah ini, ditempatkan di dalam tubuh Melanie Stryder untuk mencari tahu memori dan pengetahuan manusia itu. Melanie dipercaya memiliki informasi penting tentang keberadaan para anggota Resistance. 

Wanderer sudah pernah menjelajahi sembilan planet lain, tapi ia tidak siap dengan spesies manusia yang memiliki perasaan dan tekad yang kuat seperti Melanie. Melanie hidup di kepalanya dan pada akhirnya berhasil mempengaruhi perasaan serta cara pikirnya. Wanderer kabur dari Seeker-nya dan malah mencari Jared, pria yang dicintai Melanie juga adik gadis itu yang bernama Jamie. 

Jujur, saya mengharapkan action dalam cerita ini. Melihat temanya, saya berpikir pasti banyak petualangan di dalam buku ini. Tapi tentu saja Stephenie Meyer bukan tipe penulis seperti itu. Dia menghindari perkelahian dan malah menceritakan kehidupan para Resistance di dalam gua. Yah, bayangkan saja kehidupan bersembunyi di dalam gua yang datar, membosankan, tidak ada entertainment, dan penuh rutinitas. Saya sampai bingung bagaimana buku ini jadi best seller. Tapi setelah saya mulai mengerti maksud dari penulis, saya langsung menyukainya.

The Host lebih mengarah pada cerita bagaimana Wanderer mengubah seluruh anggapannya yang salah tentang manusia-manusia kejam yang suka membunuh sesamanya. Dia bersimpati dengan manusia-manusia itu dan akhirnya memutuskan untuk membantu mereka. Saya suka bagaimana Stephenie Meyer menggambarkan setiap penghuni di dalam gua persembunyian itu dan bagaimana perasaan Wanderer terhadap mereka semua. Saya menyukai semua tokoh di dalamnya dan saya suka sekali dengan perubahan sikap antipati manusia-manusia itu kepada Wanderer. Sedikit demi sedikit mereka mulai menyayangi Wanderer dan menganggapnya sebagai bagian dari mereka. Bahkan Jamie, Jared, dan Melanie pun akhirnya menerima keberadaannya sekalipun sebenarnya Wanderer hidup di tubuh yang bukan miliknya.

Di buku ini tidak ada cinta segitiga seperti Twilight. Wanderer (Wanda) memang mencintai Jared seperti Melanie karena tubuh dan perasaan yang dia miliki adalah milik Melanie. Tapi dia mencintai Ian O'Shea, pria yang awalnya jijik padanya dan hampir membunuhnya karena rasa benci terhadap para alien. Namun pada akhirnya Ian dapat melihat sosok sebenarnya dari seorang Wanda dan perlahan-lahan ia pun jatuh cinta pada gadis itu. Dan Ian ini sangat baik dan sweet banget. Yeah, surprisingly I don't like the "bad boy" Jared and prefer the kind Ian.

Ah, Bella mah ke laut sajalah. Saya jauh lebih suka Wanderer yang berhati lembut dan Melanie yang super tough. Bahkan saya menangis sewaktu Wanderer ingin mengorbankan dirinya sendiri, sedangkan saya sama sekali tidak merasakan apa-apa sewaktu Bella ditinggal Edward. 


The Host sudah difilmkan dengan Saoirse Ronan sebagai Melanie/Wanderer, Max Irons sebagai Jared Howe, dan Jake Abel sebagai Ian O' Shea. Jake Abel!!! Kyaaaaaa... Haha... Saya suka perannya di Percy Jackson sebagai Luke yang berkhianat itu. Saya suka pemilihan artisnya, kecuali yang jadi Wanderer di akhir cerita. No offense, but she's not how I pictured Wanderer in the book. Kurang cantik dan kurang fragile.

Secara keseluruhan, filmnya mengecewakan. Tidak aneh sih, mengingat kebanyakan film yang berasal dari buku itu jelek. Filmnya terlalu singkat untuk memuat buku setebal The Host. Itu sebabnya filmnya terasa seperti diburu-buru. Semua interaksi antara Wanderer dan para penghuni gua ditiadakan, padahal justru bagian itu yang paling bagus dari bukunya. Bahkan rasa cinta Ian pada Wanderer di film terasa tidak masuk akal karena obrolan mereka sangat singkat dan tidak ada proses pendekatannya sama sekali. Semuanya berpusat pada pencarian Seeker pada Wanderer yang juga sangat tidak menarik. Lalu filmnya juga tidak membicarakan sembilan planet lain yang pernah dikunjungi Wanderer, bagaimana kehidupan di sana, dan makhluk-makhluk seperti apa yang ada di planet-planet itu. Pokoknya, filmnya benar-benar tidak memiliki plot dan dialog yang menyenangkan walau saya suka aktingnya si Saoirse Ronan.

Saya pasang trailernya di bawah ini.


4/5

Saturday, 13 April 2013

BBI 2nd Anniversary Giveaway Hop


Oke, posting ini khusus untuk book giveaway yang diadakan untuk merayakan ulang tahun BBI (blogger buku indonesia) yang kedua. Happy birthday, BBI!! Semoga panjang umur ya dan makin banyak anggotanya :)

Untuk acara Giveaway Hop ini, saya akan membagikan beberapa paket buku. Berikut hadiahnya.


1. One Day by David Nicholls

It's 1988 and Dexter Mayhew and Emma Morley have only just met. They both know that the next day, after college graduation, they must go their separate ways. But after only one day together, they cannot stop thinking about one another. As the years go by, Dex and Em begin to lead separate lives—lives very different from the people they once dreamed they'd become. And yet, unable to let go of that special something that grabbed onto them that first night, an extraordinary relationship develops between the two. 

Over twenty years, snapshots of that relationship are revealed on the same day—July 15th—of each year. Dex and Em face squabbles and fights, hopes and missed opportunities, laughter and tears. And as the true meaning of this one crucial day is revealed, they must come to grips with the nature of love and life itself.


2. Anna Karenina by Leo Tolstoy

Married to a powerful government minister, Anna Karenina is a beautiful woman who falls deeply in love with a wealthy army officer, the elegant Count Vronsky. Desperate to find truth and meaning in her life, she rashly defies the conventions of Russian society and leaves her husband and son to live with her lover. Condemned and ostracized by her peers and prone to fits of jealousy that alienate Vronsky, Anna finds herself unable to escape an increasingly hopeless situation.

Set against this tragic affair is the story of Konstantin Levin, a melancholy landowner whom Tolstoy based largely on himself. While Anna looks for happiness through love, Levin embarks on his own search for spiritual fulfillment through marriage, family, and hard work. Surrounding these two central plot threads are dozens of characters whom Tolstoy seamlessly weaves together, creating a breathtaking tapestry of nineteenth-century Russian society.



3. Daughter of Smoke And Bone by Laini Taylor

Pada zaman dahulu,
seorang malaikat dan iblis jatuh cinta.
Kisah cinta mereka tidak berakhir indah.


Langit terbelah dan banyak sosok asing berwajah rupawan turun ke bumi, menyembunyikan sayap api mereka dalam ilusi agar bisa berbaur dengan manusia. Birai-birai pintu di penjuru dunia mereka tandai dengan cap tangan hitam yang melesak terbakar pada kayu atau logam.

Sementara itu, di suatu tempat di Praha, Karou, gadis 17 tahun, siswa sekolah seni di Praha, menjalani kehidupannya yang tampak normal. Tetapi ia selalu membawa-bawa buku sketsanya yang berisi gambar monster-monster aneh dan menyeramkan––chimaera yang merupakan makhkluk terdekat yang ia punya sebagai keluarga.

Kehidupan Karou akan berubah dalam semalam. Tanpa ia sadari, peperangan antardua dunia yang kejam akan melibatkan dirinya.

Cara untuk mendapatkan buku ini, gampang kok. Cukup tulis comment di bawah ini tentang buku kesukaan kamu dan kenapa kamu suka buku itu. Jangan lupa tulis nama dan alamat email yang bisa dihubungi ya. Nanti sama saya semua nama akan diabsen dan diundi secara acak menggunakan situs random.org. 

*) Tuliskan urutan pilihanmu dari yang paling diinginkan, misal 2, 3, 1 jika kamu paling suka anna karenina, diikuti dengan daughter of smoke and bone dan one day

Oh, ya. Waktu giveaway ini adalah 13-26 April 2013. 

Dan jangan lupa melihat giveaway menarik lainnya di blog-blog lainnya.

Friday, 12 April 2013

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah


Judul : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis : Tere Liye
Tebal : 512 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, maka setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaanya. 

Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka. 

Review: 
Ini kisah yang sederhana. Menceritakan kehidupan Borno, pemuda Pontianak yang lahir dari keluarga biasa saja. Ayahnya meninggal saat dia berusia 12 tahun dan selama hidupnya ia hidup hanya berdua dengan ibunya di pinggir Sungai Kapuas.

Borno digambarkan sebagai pemuda berhati lurus dan sangat menghormati para senior di desanya. Sewaktu dia lulus SMA, dia tidak punya uang untuk melanjutkan kuliah. Namun Borno pantang menyerah. Dia bekerja serabutan mengumpulkan uang demi bisa menggapai mimpinya itu. Termasuk menjadi pengemudi sepit.

Sepit (dari kata "speed") adalah perahu spesial yang dijadikan angkutan umum dalam menyeberangi Sungai Kapuas. Pengemudinya biasanya sudah melakukan pekerjaan itu bertahun-tahun dan bergabung dalam kelompok persatuan pengemudi sepit yang dipimpin Bang Togar. Tidak sembarang orang bisa jadi pengemudi sepit. Borno sendiri harus diuji kesabarannya oleh Bang Togar beberapa kali sebelum akhirnya dia diizinkan masuk dalam organisasinya. 

Muncullah Mei, gadis cantik misterius bermata sendu menawan. Perkenalan Borno dengan gadis itu diawali dengan sepucuk angpau merah yang dijatuhkan Mei secara sengaja di dasar sepit. Awalnya Borno mengira itu adalah surat yang tertinggal. Tapi ternyata amplop itu adalah angpau yang berarti isinya uang untuk membayar servis sepit si Borno. 

Dari situlah kisah cinta Borno dimulai. Dia mulai menyelidiki waktu yang tepat saat Mei naik sepit di pagi hari. Pokoknya Borno mau Mei naik sepitnya, yang berarti dia harus berada di antrian ke-13 setiap paginya. Walaupun begitu, hampir tidak ada pertukaran kata di antara keduanya. 

Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini hanya kisah sederhana. Yang saya kagumi dari novel ini adalah Tere Liye memilih untuk membahas setting dan profesi yang sangat unik: Pontianak dan pengemudi sepit. Saya sangat suka dengan semua tokoh yang ada di dalam buku ini. Mulai dari Koh Acong, Cik Tulani, Andi, Bang Jauhari, dan Pak Tua. Terutama Pak Tua dengan segala petuahnya yang lucu-lucu namun mengena. Apalagi terkadang Borno memang suka menanyakan hal yang aneh-aneh. Tapi Pak Tua selalu bisa memberikan jawabannya. 

Menurut saya, kehidupan sehari-hari Borno adalah daya tarik terbesar dari cerita ini. Interaksinya dengan para pengemudi sepit, dengan Pak Tua, dengan Andi sahabatnya yang konyol, dengan Mei, dan entah berapa banyak orang yang muncul dalam kehidupan seorang Borno. Rasanya sangat menyenangkan membaca kehidupan "meriah" Borno yang dikeliling oleh orang-orang dari berbagai ras namun semuanya saling rukun dan tidak pernah bercekcok panjang. Persaingan dianggap suatu yang menghibur, perbedaan dianggap sesuatu yang lumrah, dan masalah seseorang dipecahkan bersama-sama. Walau memang, akhirnya Borno bahkan tidak punya privasi untuk kencan berdua karena banyak yang mau nonton. 

Buku ini banyak membicarakan tentang perasaan. Terutama cinta. Memang kisah cinta Borno ini bukan kisah cinta biasa. Sampai beberapa halaman terakhir pun, saya bahkan belum bisa menebak bagaimana akhir dari hubungan Borno dan Mei. Dan ternyata... ada jalinan takdir yang sudah menanti mereka sejak saat Borno menemukan angpau merah itu di dasar sepitnya.

“Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” 

"Camkan, bahwa cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta. Tapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi." 

4/5

Wednesday, 10 April 2013

The Bride


Judul : The Bride (Laird's Fiancees #1)
Penulis : Julie Garwood
Tebal : 358 halaman
Penerbit : Pocket Star

By the king's edict, Alec Kincaid, mightiest of the Scottish lairds, must take an English bride. And Jaime the youngest daughter of Baron Jamison, is his choice. From his first glimpse of the proud and beautiful English lady, Alec felt a burning hunger stir within him. This was a woman worthy of his fearless warrior's spirit. And he aches to touch her, tame her, possess her...forever.
But with the wedding vows, Jamie pledges her own secret oath: She will never surrender her love to this Highland barbarian. He was everything her heart warned her against -- an arrogant, brooding scoundrel whose rough good looks and seductive embrace fire her blood. But when strange accidents begin to threaten Jamie's life and an old rumor that Alec killed his first wife spreads anew, something far more dangerous than desire threatens to conquer her senses.
Review:
Ini percobaan pertama saya dengan Julie Garwood. Awalnya sih saya nggak begitu tertarik dengan sinopsis di belakang bukunya, tapi karena rating-nya tinggi saya jadi penasaran juga.

Ceritanya lumayan umum untuk tema historical romance. Perjodohan antar dua negara yang saling membenci namun berakhir baik. Namun di halaman pertama, saya langsung disuguhkan dengan kematian istri Alec dan monolog misterius dari pembunuhnya. Semua orang menganggap Alec adalah suami yang kejam sehingga istrinya bunuh diri. Itulah yang bikin novel ini sangat menarik sejak halaman pertama.

Lalu saya diperkenalkan dengan Jamie, anak bungsu seorang baron yang ternyata merupakan anak tiri. Sang baron tidak begitu peduli dengan nasib Jamie, tapi sangat bergantung pada putrinya itu karena Jamie sangat rajin bekerja dan pintar mengatur rumah tangga. Bahkan dialah yang mengurus kakak-kakaknya dan bukannya sebaliknya. 

Jamie sudah ditunangkan dengan pria lain karena ayahnya butuh maskawin dari pria itu. Pengurus kuda keluarga sang baron yang berteman dengan Jamie ingin mencegah pertunangan bodoh itu. Saat Alec dan Daniel (keduanya merupakan laird yang berkuasa di Skotlandia) datang untuk memilih pengantinnya, si pengurus kuda sengaja mengarahkan Alec supaya pria itu memilih Jamie. Padahal seharusnya Jamie disembunyikan supaya tidak dipilih.

Jamie tidak suka pada pria dingin arogan yang terkenal telah membuat istrinya bunuh diri itu. Namun apa daya, dia sudah dipilih dan ayahnya tidak bisa menolak. Dari situlah semuanya bermula. Jamie dan Alec bertengkar, bertengkar, dan bertengkar. Juga saling jatuh cinta.

Saya tidak terlalu terkesan dengan ceritanya. Tapi saya benar-benar terkesan dengan dialog yang ditulis oleh Julie Garwood. Semua percakapan antara Jamie dan Alec, Jamie dan penghuni rumah Alec, Jamie dan prajurit-prajurit Alec sangatlah menghibur. Lucu, nyata, mengalir, dan asyik banget. Menurut saya, itulah kekuatan terbesar novel ini. Julie Garwood bisa membuat kisah biasa menjadi luar biasa. Alec dan Jamie juga tokoh yang sangat menyenangkan. Chemistry-nya sangat terasa dan bikin geregetan, hahaha... 

Recommended buat yang suka historical romance. Bagus banget!

4/5