Tuesday 22 March 2011

The Dreamer

Gue memilih judul blog "Notes of the Dreamer" karena gue menganggap diri gue sebagai seorang pemimpi. Gue senang berkhayal akan banyak hal yang kadang-kadang tidak masuk di akal.

Kalau gue baru baca buku Harry Potter, gue berkhayal bangun di pagi hari dan menemukan surat dari Hogwarts. Dan ternyata isinya menyatakan kalau gue adalah seorang penyihir yang telah lama dicari-cari.

Kalau gue baru nonton film 24, gue bermimpi gue bekerja sebagai agen rahasia pemerintah yang mempunyai identitas rahasia. Gue punya license untuk membunuh, gue bisa menembak sasaran dengan ketepatan 100%, dan gue bisa membaca data para penduduk dunia ini hanya dengan satu klik di komputer.

Kalau gue baru nonton Heroes, gue berharap menjadi Peter Petrelli yang punya banyak kekuatan keren.

Kalau gue baru baca buku romance yang cowoknya baik dan keren, gue berkhayal kalau di kehidupan nyata gue bakal ketemu cowok model kayak gitu.

Well, too much dreaming. Yang jelas rata-rata impian gue itu nggak masuk akal alias tidak mungkin terjadi. Tapi itu tidak membuat gue berhenti bermimpi dan bermimpi.

Tadinya gue memilih judul blog "Notes for Dreamer and Doers". Tapi agak aneh, menurut gue. Judul itu terinspirasi oleh tulisan nggak jelas di tembok deket apartemen gue di Singapur.

"The world needs dreamers. The world needs doers. But above all, the world needs dreamers who do."

Kalau dipikir, kalimat itu sih biasa aja. Tapi karena setiap hari sepulang kuliah gue pasti melewati tembok itu, lama-lama gue apal di luar kepala juga. Dan setelah gue renung dalam-dalam, maknanya lumayan juga. Kalimat ini cocok banget buat orang yang punya impian idealis kayak gue.

Impian idealis... gue menyebut impian gue adalah impian idealis karena terlalu bagus dan sempurna sampai tidak mungkin terjadi. Contohnya, gue pengen manusia tidak merusak alam lagi, go green and save the extinct animal. Terus gue pengen pemerintah Indonesia jangan korupsi supaya negaranya bisa maju. Padahal kan Indonesia itu banyak sumber daya alam, negara super kaya di dunia kalau kata gue. Tapi karena manusianya dudud semua, jadinya nggak maju-maju kayak Amerika.

Yah, impian idealis itu kata lain dari impian muluk-muluk. Dan tulisan di tembok itu seakan menohok hati gue (gila, kata-katanya "jlep" banget). Soalnya selama ini gue hanya bermimpi dan bermimpi. Gue nggak pernah melakukan sesuatu untuk memulai semuanya.

Betul, dunia butuh pemimpi. Karena ide datang dari para pemimpi.

Betul, dunia butuh pelaku. Karena merekalah yang bekerja membangun dunia ini.

Tapi yang paling penting adalah pemimpi dan juga pelaku. Karena itulah lengkapnya. Jadi nggak butuh dua orang kalau satu orang sudah mempunyai kedua kualitas itu.

Gue pikir bener juga, yah. Gue kan nggak pernah bertindak. Tiap kerjaannya banyaknya berkhayal doank. Sama seperti kebanyakan orang yang cuma ngomong doank dan nggak pernah bertindak. Alasannya karena impiannya ketinggian dan nggak mungkin berhasil.

Ya, iyalah. Mana mungkin orang punya kekuatan kayak Peter Petrelli? Impian juga ada batasnya.

Kita boleh punya impian besar karena itu tidak ada salahnya. Orang kalau nggak punya impian pasti nggak punya tujuan hidup. Kalau nggak punya target, orang nggak tau mau ngapain di dunia ini.

Liat aja seorang ayah bekerja setiap hari membanting tulang, besi dan baja. Itu karena dia mau keluarganya bisa hidup berkecukupan. Nah, dia punya impian. Dan oleh karena itu, dia bisa bertindak berdasarkan impiannya itu.

Seorang anak belajar setiap hari seperti orang gila. Itu karena dia mau mendapat nilai yang bagus dan membuat bangga orang tuanya. Dia punya tujuan untuk dicapai sehingga hidupnya tidak sia-sia.

Coba kalau orang nggak punya impian, dia pasti merasa kosong dan bosan dengan hidupnya. Akhirnya mereka jatuh ke dalam lobang dosa, bunuh dirilah, narkobalah, berbuat jahatlah, merusak dirilah, apapun yang bikin mereka senang.

Jadi, gue pengen terus jadi pemimpi. Karena gue nggak mau berakhir menyedihkan seperti banyak orang yang tersesat itu. Gue mau punya impian sebanyak mungkin. Kalau yang satu gagal, gue masih punya yang lain. Jadi, gue akan terus maju dan mencoba menjalankan hidup gue sebaik mungkin sesuai dengan impian gue.

Itu juga berlaku bagi semua orang. Jadi, teruslah bermimpi! Sekecil dan sekonyol apapun. It's good to have many dreams. Tapi usahain diwujudkan yah. Kalau disimpen melulu, jadi membusuk dan nggak berguna.

Cheers from the Crazy Dreamer!

:)

No comments:

Post a Comment