Judul : Cewek!!!
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terus terang gue nggak suka teenlit, mungkin karena cerita teenlit terlalu sederhana dan gampang ditebak. Gue lebih suka yang rumit dan sedih, lebih bagus kalau bisa bikin gue nangis.
Tapi gue suka novel ini.
Gue nggak begitu suka karangan Esti Kinasih sebenernya. Tapi menurut gue novel ini bisa dibilang masterpiece-nya Esti Kinasih. Novel ini lucu, bikin gue ngakak, sampai gemes sendiri.
Resensi :
Susah deh kalo punya cowok pencinta alam. Malam Minggu tetep aja ngejomblo, soalnya mereka lebih memilih ngapelin gunung daripada ngapelin pacar!
Coba aja tanya pada Langen, Fani, dan Febi. Langen si keras kepala, pendukung emansipasi. Fani yang manis sebenarnya berjiwa pemberontak. Dan Febi yang ayu, masih berdarah ningrat. Apesnya, ketiganya berpacaran dengan tiga cowok gunung di kampus mereka.
Langen dan Rei jadian karena cinta, tapi lama-lama sering ribut. Fani pacaran dengan Bima karena terpaksa, lebih banyak ributnya daripada mesranya. Sedangkan hubungan Febi dan Rangga adem ayem aja.
Masalahnya: Rei, Bima, dan Rangga, tak pernah mengajak cewek mereka naik gunung, tapi bersedia jadi bodyguard Stella yang supergenit dan Josephine yang berbodi yahud. Jelas Langen jadi "gerah" dicuekin Rei.
Akhirnya, Langen cs menantang Rei cs kebut gunung alias dulu-duluan sampe puncak! Berhasil? Wah, emangnya cuma cowok yang jagoan? Tul, nggak?
Sebenernya ceritanya sederhana sekali. Pokoknya cewek vs cowok naik gunung. Yang cewek licik dan pake strategi sampai cowoknya bingung kenapa mereka kalah. Ego mereka tersinggung dan mereka menyelidiki dengan paksa alasan di balik strategi itu.
Gue suka persahabatan di antara Rei-Bima juga Langen-Fani. Kompak banget sampai bikin gue tersenyum sendiri membacanya. Untuk dijadikan teman, mereka semua menyenangkan. Tapi kalau untuk dijadikan pacar, gue sih ogah. Langen jaat banget sama Rei padahal itu cowok keliatan banget masih suka sama dia. Tapi Rei juga agak keterlaluan kalau menyangkut ego.
Untuk pasangan Bima dan Fani, gue speechless.
Beneran. Kocak abis. Yang cowok kayak monyet dan suka mendominasi, yang cewek sok galak padahal takut sama si cowok. Idenya unik karena ternyata mereka pacaran karena cowoknya maksa padahal ceweknya nggak pernah setuju. Fani mencoba menghindar terus dari Bima. Rata-rata gue ketawa pas bagian mereka berdua. Panggilan buat Bima dari pembantu Fani, Mas Genderuwo. Hahahaha... Ngakak gue bacanya. Ada-ada aja.
Ceritanya konyol dan gila. Gue bacanya nggak bosen walaupun bukunya tebal dan tulisannya lumayan rapat-rapat. Esti Kinasih sangat kreatif mendeskripsikan tantangan dan rencana pembalasan antara kedua kubu. Penggambarannya dengan istilah medan perang juga membuat gue geleng-geleng kepala saking lebaynya. Gue sampai bisa ngerasain kenapa para cowok kesel dan mati kutu ngadepin cewek-ceweknya. Abis gila semua.
Top markotop!
Buku ini gue kasih empat dari lima bintang. Kenapa nggak lima bintang?
Idenya sempurna. Jalan cerita oke. Lelucon, kekonyolan, dan percakapan cacatnya nggak jayus. Tapi isi cerita ini mengajarkan sesuatu yang nggak bener. Cewek nggak sepantasnya berbuat sejahat dan segila itu hanya untuk membalas cowoknya. Menurut gue, terlalu kekanak-kanakan. Cowok-cowoknya juga terlalu bangga dengan ego hingga nggak mau ngalah sama ceweknya. Maksudnya, mereka kan udah anak kuliahan. Kok tingkahnya kayak anak SD, saling balas dendam dan nggak mau kalah? Dari situ aja gue udah nggak respek sama tokoh-tokohnya. Kalau ini buku genrenya mainstream romance (kedua tokoh utama sudah dipastikan jadian di akhir), gue langsung tutup bukunya karena tokoh-tokohnya gue nggak suka. Tapi karena novel ini sangat menghibur dan cara penyampaiannya bagus, gue tetep kasih empat bintang melampaui rating
yang biasa gue kasih buat teenlit. Gue biasa maksimal kasih tiga bintang untuk teenlit.
Coba baca, deh. Sumpah ngakak gue. Elo juga pasti gitu.
Cheers from dreamer in lazy afternoon,
:)