Satu tahun berlalu lagi.
Bagi saya, 2021 adalah titik balik hidup saya yang terbesar. Saya kehilangan Mama saya di awal tahun dan itu membuat saya terpukul berat hingga tidak tahu harus ngapain. Saya kehilangan pegangan dan support yang selama ini saya anggap akan selalu ada sampai waktu yang entah kapan. Namun tampaknya Tuhan punya maksud lain saat memanggil Mama saya secepat itu.
Satu hal yang pasti. Life is fleeting, full of brief encounters and passing memories.
Perubahan terbesar saya di tahun 2021 ini adalah kebiasaan membaca saya yang berkurang. Entah kenapa saya tidak menemukan kedamaian dalam aktivitas favorit saya tersebut setelah Mama saya tidak ada. Seakan saya tidak bisa berkonsentrasi dan selalu kembali ingin menjauhkan diri dari hal-hal yang dulu saya sukai. Semacam distraksi.
Lalu apa yang saya lakukan selama setahun ini? Tidak ada. Duka membuat saya tidak ingin melakukan apa-apa, termasuk membaca dan menulis cerita. Tapi saya banyak mempelajari tentang mental health dan mencoba tetap berpikir untuk terus maju walaupun apapun yang saya lakukan nanti tidak akan bisa saya bagi dengan Mama lagi.
Dan tentu saja bagian diri saya yang menyukai cerita dalam bentuk apapun tidak hilang begitu saja. Saya berlari ke gim sekadar untuk menenggelamkan diri dalam dunia lain. Saya tidak jago main gim sebenarnya. Tapi itu sebabnya belajar menaklukkan gim satu ini adalah sebuah reward tersendiri buat saya.
Gim tersebut adalah Final Fantasy IV online. Saya tidak pernah main gim dalam seri ini sama sekali sebelumnya. Tapi saya tahu kalau seri gim ini terkenal dengan ceritanya yang bagus. Kebetulan gim ini baru mengeluarkan expansion baru 3 Desember lalu. Well... dari semua hal yang random, saya menemukan penyembuhan dari cerita yang disampaikan oleh gim ini. Saya yang sudah tidak punya semangat hidup, nihilistik, negatif, dan pasrah kembali diberikan harapan, diberikan jalan untuk bangkit lagi. Siapa yang nyangka? Cerita sebuah gim bisa mengubah hidup saya seperti ini. Thank God.
Di awal tahun 2021, saya sempat menargetkan diri membaca 50 buku. Sayangnya, itu tidak tercapai. Beberapa bulan lalu, saya langsung mengubah target menjadi 15 buku saja. Untungnya sih tercapai ya, berkat salah satu seri yang memang bagus banget ceritanya: The Conqueror's Saga. Itu bikin saya menyelesaikan 2 buku dalam 3 hari. Padahal selama berbulan-bulan sebelumnya, saya bahkan tidak menyelesaikan satu buku pun.
Jadi, berikut adalah daftar 15 buku yang dibaca tahun 2021, dikelompokkan ke dalam genre masing-masing.
A. Science Fiction & Fantasy
1. And I Darken (The Conqueror's Saga #1) - Kiersten White
2. Now I Rise (The Conqueror's Saga #2) - Kiersten White
3. Bright We Burn (The Conqueror's Saga #3) - Kiersten White
4. Assassin's Apprentice (The Farseer Trilogy #1) - Robin Hobb
5. The Broken Eye (Lightbringer #3) - Brent Weeks
6. Firefight (Reckoners #2) - Brandon Sanderson
7. Calamity (Reckoners #3) - Brandon Sanderson
8. Warcross (Warcross #1) - Marie Lu
9. Wildcard (Warcross #2) - Marie Lu
B. General Fiction
1. Little Fires Everywhere - Celeste Ng
2. Still Alice - Lisa Genova
C. Romance
1. With or Without You - Prisca Primasari
2. Call from an Angel - Guillaume Musso
3. Chasing Cassandra (The Ravenels #6) - Lisa Kleypas
4. Made You Up - Francesca Zappia
Masih seperti biasa dengan genre fantasi yang mendominasi. Dan kalau saya bikin top 10 books tahun ini, The Conqueror's Saga pasti masuk daftar sih saking bagusnya. Tapi nggak lucu bikin top 10 books saat jumlah buku yang dibaca cuma 15 biji. Mungkin tahun depan saya bisa kembali normal. Tepatnya, saya sudah bikin resolusi untuk membaca kembali di tahun 2022. Saya tidak mau hobi saya menghilang begitu saja hanya karena saya ingin menghindar dari segala hal di masa lalu.
Target 50 buku seperti rencana awal tahun 2021. Can I do it?