Judul : Fangirl
Penulis : Rainbow Rowell
Tebal : 461 halaman
Penerbit : Pan Macmillan
Cath and Wren are identical twins, and until recently they did absolutely everything together. Now they're off to university and Wren's decided she doesn't want to be one half of a pair any more - she wants to dance, meet boys, go to parties and let loose. It's not so easy for Cath. She's horribly shy and has always buried herself in the fan fiction she writes, where she always knows exactly what to say and can write a romance far more intense than anything she's experienced in real life.
Now Cath has to decide whether she's ready to open her heart to new people and new experiences, and she's realizing that there's more to learn about love than she ever thought possible ...
Review:
Nama Rainbow Rowell sudah sering terdengar, namun saya belum pernah membaca bukunya. Fangirl terkesan menarik karena menceritakan tokoh yang suka dengan fan fiction. Sepertinya unik. Kebetulan saya hampir tidak pernah baca fan fiction. Saya jadi penasaran apa yang bisa digali dari topik itu.
Ini adalah novel kehidupan sehari-hari yang berlangsung selama setahun: dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu semester pertama dan kedua di tahun pertama universitas. Dituliskan dari sudut pandang ketiga yang terbatas, narator utamanya adalah Cath.
Cath punya saudara kembar identik bernama Wren. Mereka terbiasa melakukan segalanya bersama sejak kecil. Tapi untuk kali ini, Wren ingin membebaskan diri dari Cath. Mereka akan kuliah dan Wren ingin menggila dan bersikap seperti remaja lainnya. Berpesta dan hura-hura. Cath sangat kecewa dan merasa ditinggalkan. Untungnya, Cath punya Simon Snow.
Siapa sih Simon Snow ini? Dia adalah tokoh fiksi dari novel favorit Cath. Jadi, ceritanya Simon Snow adalah buku serian yang super terkenal seperti Harry Potter. Tentang penyihir, sekolah sihir, dan ada vampirnya. Saking sukanya Cath sama Simon Snow, dia punya baju dan merchandise tokoh itu. Dia bahkan menulis fan fiction di mana Simon Snow itu gay dan jatuh cinta sama musuh besarnya.
Cath seorang introvert. Dia tidak suka perubahan dan kehidupan kuliahnya. Ia terus menghabiskan waktu di dalam kamar, mengurung diri sambil menulis fan fiction. Dulunya Wren ikut menulis bersamanya. Tapi kini hanya tinggal Cath. Pokoknya Cath sangat kuper dan tidak pernah bergaul. Ia juga tidak begitu suka mengobrol dengan teman sekamarnya. Namun, dia sangat terkenal di dunia maya.
Sebenarnya tidak banyak hal dramatis di buku tebal ini. Hanya kisah growing up bagi orang sekaku dan nerd seperti Cath. Saya mengerti kenapa novel ini sangat terkenal. Tokoh Cath sangat relatable bagi orang yang introvert seperti saya. Susah bergaul, ingin bersembunyi, tidak suka berbasa-basi, dan asyik di dunia sendiri. Saya bahkan pernah makan bekal di koridor ekstrakurikuler yang sepi sendirian karena tidak mau makan di kantin sekolah yang banyak orangnya. Ini agak mirip dengan Cath yang lebih suka makan di WC sekolah. Tapi saya tidak separah Cath yang bersedia makan snack bar setiap hari demi tidak usah membeli makanan di kantin.
Saya cukup menikmati cerita sederhana Cath ini. Pace-nya agak terlalu lambat buat saya dan saya tidak melihat apa hubungannya potongan adegan fan fiction Cath di akhir tiap bab dengan cerita di buku ini. Menurut saya, itu cukup dijelaskan dengan singkat saja. Tidak perlu panjang lebar segala. Apalagi ada adegan membaca fan fiction itu dengan cowok yang disukai Cath. Tidak penting, ah.
Tokoh-tokoh yang muncul cukup menarik untuk diikuti. Terutama interaksi mereka dengan Cath. Menurut saya, kepribadian Cath membuat semua percakapan jadi terkesan unik dan lucu. Saya paling suka dengan ayah Cath yang acak-acakan dan teman sekamar Cath, Reagan yang super pede serta jutek.
Oh, ada romance juga di buku ini. Tapi bukan dengan pangeran tampan dari negeri dongeng ya. Cowoknya sih biasa saja, tapi spesial buat Cath. Sayangnya, saya tidak suka dengan si Levi ini. Apa ya? Terlalu mengambang dan nggak jelas. Jujur, saya tidak dapat chemistry-nya. Saya tidak tahu kenapa Levi suka sama Cath dan sebaliknya. Yah, mungkin Cath suka Levi karena cowok itu menghargai fan fiction-nya. Tapi tetap saja terasa datar buat saya. Kurang nendang romance-nya.
Adegan paling mengesalkan menyangkut Nick, cowok yang sekelas dengan Cath di creative writing. Saya selalu sebal kalau ada orang yang minta bantuan bikin tugas dan mengambil seluruh kredit nilainya dengan nama sendiri. Apalagi ini soal nulis cerita. Jelas-jelas Cath yang nulis semuanya, si Nick sih nggak bisa apa-apa. Ugh.
Mungkin saya akan coba karya Rainbow Rowell lainnya. Dia punya potensi bikin cerita yang saya suka. Tapi Fangirl kurang mantap buat saya.
3/5