Judul : The Mark of Athena (The Heroes of Olympus #3)
Penulis : Rick Riordan
Tebal : 586 halaman
Penerbit : Disney Hyperion Books
Annabeth is terrified. Just when she’s about to be reunited with Percy—after six months of being apart, thanks to Hera—it looks like Camp Jupiter is preparing for war. As Annabeth and her friends Jason, Piper, and Leo fly in on the Argo II, she can’t blame the Roman demigods for thinking the ship is a Greek weapon. With its steaming bronze dragon masthead, Leo’s fantastical creation doesn’t appear friendly. Annabeth hopes that the sight of their praetor Jason on deck will reassure the Romans that the visitors from Camp Half-Blood are coming in peace.
And that’s only one of her worries. In her pocket Annabeth carries a gift from her mother that came with an unnerving demand: Follow the Mark of Athena. Avenge me. Annabeth already feels weighed down by the prophecy that will send seven demigods on a quest to find—and close— the Doors of Death. What more does Athena want from her?
Annabeth’s biggest fear, though, is that Percy might have changed. What if he’s now attached to Roman ways? Does he still need his old friends? As the daughter of the goddess of war and wisdom, Annabeth knows she was born to be a leader, but never again does she want to be without Seaweed Brain by her side.
Review:
Wew. What did I read just now? Sejak kapan Rick Riordan jadi sekeren ini nulisnya? Terakhir kali saya dibuat deg-degan oleh petualangan demigod itu di buku The Last Olympians, buku kelima Percy Jackson and The Olympians. Tapi yang ini? Yang ini?????
Rick Riordan langsung jadi penulis favorit saya gara-gara buku ini.
Tujuh demigod sudah berkumpul. Mereka adalah:
- Jason Grace anak Jupiter --> dia bisa mengendalikan petir, hujan, dan badai angin. Dia juga bisa terbang.
- Piper McLean anak Aphrodite --> keahlian utamanya adalah charmspeak. Tidak ada yang imun dari kata-kata persuasifnya.
- Leo Valdez anak Hephaestus --> sang mekanik nomor satu, dia bisa membuat mesin apa saja dengan peralatan terbatas. Dia juga bisa mengendalikan api.
- Annabeth Chase anak Athena --> sangat pintar dan cerdik. Dia bisa mengatur strategi, mencari solusi, dan memperdaya musuh dengan kalimat tipu dayanya.
- Percy Jackson anak Poseidon --> pengendali air dan segala hal yang berhubungan dengan air. Dia juga bisa bicara dengan kuda dan makhluk laut.
- Hazel Levesque anak Pluto --> ratu kematian yang bisa mendeteksi terowongan dan gerakan di bawah tanah. Dia bisa mengendalikan logam berharga serta merasakan keberadaan arwah-arwah.
- Frank Zhang anak Mars --> shape-shifter yang jago memanah. Nyawanya bergantung pada sepotong kayu bakar.
Ketujuh demigod semuanya diberikan kesempatan untuk menunjukkan kehebatan masing-masing. Saking kerennya mereka, saya sampai bengong sendiri. Setiap ganti bab, ada saja adegan yang seru dan spektakular. Saya tidak diberikan istirahat untuk menenangkan diri. Fiuh!!
Perjalanan utama mereka adalah menemukan Mark of Athena yang telah hilang lama sekali. Mark of Athena adalah kunci untuk mempersatukan Camp Half-Blood dan Camp Jupiter supaya kedua kubu tidak lagi saling benci. Sayangnya, Mark of Athena hanya bisa dicari oleh anak Athena sendirian. Biasanya anak Athena yang terkuat dipilih untuk menjalankan misi itu dan mereka semua tidak pernah kembali. Dan sekarang giliran Annabeth.
Di sisi lain, Nico di Angelo disandera oleh para raksasa saat mencari Pintu Kematian yang katanya telah dibuka oleh Gaea sehingga setiap monster yang mati bisa kembali ke dunia nyata melewati pintu itu. Untuk menutup Pintu Kematian, para demigod membutuhkan Nico untuk menemukan pintu itu karena hanya anak Hades yang bisa membantu mereka. Dan waktu mereka sangat terbatas. Nico tidak mungkin bertahan lama.
Sementara itu, anggota Camp Jupiter mengejar mereka untuk balas dendam. Di awal buku Leo dirasuki oleh Eidolon dan menghancurkan kamp itu dengan kapal Argo II. Permusuhan antara dua kamp pun berubah menjadi deklarasi perang.
Kalau disuruh memilih, saya rasa adegan Annabeth melawan monster yang paling ditakutinya adalah adegan paling keren di buku ini. Saya tidak pernah benar-benar sadar seberapa mematikannya kecerdikan seorang anak Athena sampai saya melihat Annabeth mengalahkan musuhnya hanya dengan tipu daya. Keren parah. Perfecto Magnifico (serasa mengucapkan mantra Harry Potter).
Saya suka bagaimana Rick Riordan mulai memberikan sedikit adegan pertemanan di antara setiap demigod. Di buku ini Jason dan Percy terlihat akrab dan kompak, terutama di pertempuran klimaks. Petir dan pusaran air disatukan... Saya tidak tahu apa lagi yang lebih keren dari itu. Lalu hubungan Hazel dan Leo juga diperjelas. Akhirnya saya tahu kenapa wajah Leo sama dengan Sammy, cinta pertama si Hazel di tahun 1940.
Dan yang paling hebat adalah cliffhanger di akhir buku ini. Untung, saya baca pas sudah punya semua bukunya. Inilah kenapa saya selalu menunggu semua buku serian diterbitkan. Saya tidak mau digantungkan seperti ini. Bayangkan saja. Jangka waktu antara The Mark of Athena dan The House of Hades (buku keempat) itu satu tahun. Saya mana tahan nunggu satu tahun demi tahu kelanjutannya. Hahaha... Rick Riordan ini kurang ajar sekali bikin pembacanya penasaran.
Endingnya memang tidak terduga. Saya pikir mereka bakal aman, selamat, dan siap menuju Pintu Kematian. Eh, tahu-tahu... Sepotong benang, sepotong jaring berhasil mengubah segalanya. Sial amat. Tapi beneran deh. Saya jadi jatuh cinta sama Percy gara-gara adegan itu. Hanya satu potong adegan itu dan saya mau punya satu Percy Jackson buat saya sendiri. Hihi...
"We're staying together," he promised. "You're not getting away from me. Never again."
Seru, tegang, keren, dan lucu. Sumpah, si Leo kalau buka mulut pasti super konyol. Percy juga sama konyolnya, dalam versi yang lebih keren sih. Tapi itu subjektif soalnya saya sudah suka sama si Percy sejak awal. Oh, saya lupa menyebutkan Coach Hedge. Si satir paling gahool.
“Everyone thinks you've been kidnapped," he said. "We've been scouring the ship. When Coach Hedge finds out- oh, gods, you've been here all night?"
"Frank!" Annabeth's ears were as red as strawberries. "We just came down here to talk. We fell asleep. Accidentally. That's it."
"Kissed a couple of times," Percy said.
Annabeth glared at him. "Not helping!”
“Behold!" Percy shouted. "The god's chosen beverage. Tremble before the horror of Diet Coke!” (Diet Coke, lol)
“Very slowly, using only two fingers, Annabeth drew her dagger. Instead of dropping it, she tossed it as far as she could into the water.
Octavian made a squeaking sound. “What was that for? I didn’t say toss it! That could’ve been evidence. Or spoils of war!”
Annabeth tried for a dumb-blonde smile, like: Oh, silly me. Nobody who knew her would have been fooled. But Octavian seemed to buy it. He huffed in exasperation.
“You other two…” He pointed his blade at Hazel and Piper. “Put your weapons on the dock. No funny bus—”
All around the Romans, Charleston Harbor erupted like a Las Vegas fountain putting on a show. When the wall of seawater subsided, the three Romans were in the bay, spluttering and frantically trying to stay afloat in their armor. Percy stood on the dock, holding Annabeth’s dagger.
“You dropped this,” he said, totally poker-faced.
The House of Hades, come to Mama! (pake gaya ngomong Leo)
5/5